Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Owner Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat. Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Rabu, 12 Maret 2014

Belajar dari krisis financial....



Meskipun dampaknya yang sangat luas melanda seluruh dunia, nampaknya sangat sedikit orang yang memahami apa dan bagaimana krisis ini, dari mana dia berasal, apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya dst. Karena sedikit yang paham, maka lebih sedikit lagi yang bisa mengambil pelajaran.

Agar kita bisa mengambil pelajaran, marilah kita menjadi golongan yang sedikit tersebut dengan mencoba memahami krisis ini. Kita coba menuliskan dengan lebih sederhana berupa point-point pentingnya saja sebagai berikut :
  • Krisis ini bermula di Amerika Serikat; penyebab awalnya adalah tindakan bank sentral mereka the Fed yang berusaha memulihkan ekonomi paska peristiwa WTC 9/11 dengan cara menurunkan suku bunga secra terus menerus.
  • Rendahnya suku bunga memicu keluarga-keluarga di Amerika keranjingan meng-‘gadaikan’- rumahnya, menjadikan rumah-rumah mereka sumber duit untuk keperluan yang nggak terlalu penting sekalipun.
  • Karena maraknya permintaan kredit perumahan ini, maka lahirlah opportunis-opportunis baru seperti Quick Loan Funding yang memberikan kredit bahkan ke orang-orang yang tidak layak menerima kredit, atau seperti Ownit yang memberikan kredit perumahan sampai 100% - tanpa pengaman uang muka !.
  • Kredit atau pinjaman ke orang yang tidak seharusnya menerima yang kemudian disebut Sub-prime borrowers, inilah yang kemudian memicu gelombang krisis yang sangat besar dan luas dampaknya.
  • Penyebar luasan kredit buruk ini difasilitasi oleh pasar modal kebanggaan Amerika – Wall Street – yang mem-package investasi-investasi ‘sub-prime’ menjadi seolah investasi yang menjanjikan. Investor diseluruh dunia membeli investasi buruk ini hanya karena melihat ini berasal dari Wall Street di Amerika – yang mereka selalu banyangkan sebagai ‘gurunya’ investasi.
  • Situasi ini diperburuk dengan munculnya product-product dengan nama canggih seperti Collateralized Debt Obligations (CDOs) yang tidak hanya tidak dipahami oleh orang awam, tetapi gurunya bank sentral sekaliber Alan Greenspan – pun mengaku tidak memahami produk ini .
  • Bukan hanya perorangan, atau investor tanggung yang membeli produk-produk investasi buruk tersebut. Bahkan institusi pemerintah-pun ikut-ikutan membeli.
Belajar dari Krisis Keuangan Dunia
Belajar dari Krisis Keuangan Dunia
Di Norwegia misalnya ada pemerintah kota Narvik yang kesulitan keuangan gara-gara investasi di Wall Street terutama pada CDOs. Padahal niat investasi mereka tadinya untuk meningkatkan pendapatan pemerintah kota yang pas-pasan. Alih-alih mendapatkan tambahan pendapatan, mereka malah kesulitan keuangan dan harus menutup sekolahan dan layanan untuk panti jompo.




Karena banyaknya kredit yang macet, bank-bank mulai terkena dampaknya . Kepercayaan antar  mereka menurun, pinjaman antar bank berkurang dan akhirnya likuiditas-pun menghilang dari pasar.

Ketika pemerintah-pemerintah dunia menyedari krisis ini telah terjadi dan telah menyeret sendi-sendi ekonomi secara luas, mereka mengambil berbagai langkah darurat. Namun sayangnya langkah-langkah yang mereka tempuh justru banyak yang akan menimbulkan potensi krisis jangka panjang – misalnya melalui penghancuran nilai mata uang melelaui program quantitative easing mereka.

Lantas apa pelajarannya dari krisis tersebut ? banyak, diantaranya :
  • Jangan membangun ekonomi berbasis Riba; karena riba-lah yang mendorong institusi keuangan mencari untung dari bunga yang harus dipikul oleh orang-orang yang sebenarnya tidak mampu sekalipun.
  • Jangan berhutang kecuali untuk hal-hal yang memang sangat dharurat. Berhutang, apalagi yang ribawi untuk keperluan yang tidak terpaksa – akan menjerat pelakukanya dalam lilitan hutang – yang kita diajarkan untuk berlindung darinya pagi dan petang.
  • Bagi otoritas moneter, jangan menggunakan instrumen bunga (riba) untuk men-stimulir pertumbuhan ekonomi – pasti gagalnya (karena dimusuhi Allah dan RasulNya – QS 2 : 275-279)
  • Untuk para investor, jangan investasi pada produk yang sulit dipahami. Investasikanlah pada hal-hal riil yang Anda mudah memahaminya.

Wallahu A’lam.

Selasa, 11 Maret 2014

Ketika sistem kapitalisme GAGAL!!!!


Sistem Kapitalisme telah gagal! Setidaknya hal ini dinyatakan oleh Prof. Necati Aydin, dari Florida State University dalam sebuah kuliah malam hari di Pascasarjana UI Salemba, Senin 24 Mei 2010 silam. Topik yang sama pernah dia sampaikan pada "The Ninth Harvard University Forum on Islamic Finance" yang berlangsung tanggal 27-28 Maret 2010.
Beliau menyatakan bahwa para pakar ekonomi di AS gagal memprediksi tsunami financial tahun 2008 yang dikenal dengan istilah Global Financial Crisis. Sejumlah ekonom menyatakan krisis 2008 adalah yang terburuk setelah Great Depression 1930-an. Mereka yakin bahwa sistem kapitalisme yang mereka usung sudah sempurna, dan mereka bekerja keras dalam sistem itu. Namun krisis ekonomi 2008 membuat mereka sadar bahwa ada yang salah dengan sistem ini. Salah satu kesalahan fatal itu adalah tidak adanya unsur moral dalam kapitalisme. Sehingga pasca krisis universitas-universitas di AS sibuk mengkaji unsur psikologis moral dalam sistem ekonomi.
Yang menarik beliau mengawali kuliahnya dengan membaca surat At Takatsur. Surat ini menggambarkan dengan detail prilaku masyarakat Amerika. Dibawah naungan kapitalisme mereka berkerja keras untuk menumpuk kekayaan dengan mengabaikan bahwa ada hak-hak orang lain di sekitar mereka yang lemah. Sifat individualime ekonomi inilah yang menyebabkan harta terpusat pada orang-orang kaya saja. Padahal Allah swt dalam surat Al Hasyr : 7 mendorong agar harta itu tidak hanya berputar pada golongan kaya saja.

Perputaran harta inilah yang dikehendaki oleh Islam, untuk menjamin ekonomi tetap berjalan. Ketika harta bertumpuk pada golongan tertentu saja, maka fondasi krisis sedang ditegakkan.


Maka dia menyatakan bahwa kunci ekonomi dalam islam adalah sedekah, kenapa? Karena sedekah adalah instrumen kunci agar harta tetap mengalir dan berputar sebagai lawan dari riba.Allah SWT menjelaskan dalam surat Al Baqarah : 276 “Allah menghancurkan riba dan menyuburkan sedekah.” 

Penyakit kronis itu adalah krisis financial


Ketika Anda terkena flu dan bersin di ruang publik, besar kemungkinan kerumunan orang di sekitar Anda akan ikut terkena flu. Seperti inilah situasi pasar financial global di era teknologi informasi. Eropa yang bersin-bersin beberapa tahun ini - terakhir hari-hari ini Ukraina – bisa membuat negara-negara dalam ‘kerumunan’nya ikut terkena flu. Sama dengan ketika Thailand bersin di tahun 1997 , yang kemudian terkena ‘sakit flu parah’ malah Indonesia. Bagaimana wabah ini menyerang urusan finansial Anda dan bagimana Anda bisa menghindarinya ?

Rata-rata orang Indonesia mengalami dampak ‘flu berat’ Indonesia pada tahun 1997 tersebut. Penghasilan kita bila dinilai dalam mata uang Dollar atau dinilai dengan emas saat itu terpotong sampai kisaran 75 %. Tidak semua terkena memang, sama dengan dalam setiap wabah penyakit – orang yang fit kondisinya dia bisa saja selamat dari serangan wabah yang hebat sekalipun.



Siapa orang-orang yang fit dan terbebas dari wabah finansial tersebut ?, dari pengalaman tahun 1997 kita tahu bahwa mereka yang fit ini adalah mereka-mereka yang mayoritas assetnya berupa benda riil atau terkait langsung dengan benda riil yang dimiliki atau dihasilkannya.

Petani kakao, cengkeh, kopi, sawit dlsb. yang orientasi produknya untuk ekspor menjadi orang-orang yang beruntung saat itu. Dalam nilai Dollar penjualan ekspor mereka tidak mengalami perubahan, namun karena Rupiah yang merosot tinggal ¼-nya membuat income mereka melonjak 4 kalinya dalam Rupiah.



Kelompok pegawai adalah yang paling rentan dalam menghadapi wabah financial seperti yang terjadi pada krismon 1997 tersebut. 
Pertama gaji mereka tidak mengalami banyak perubahan, sementara barang-barang kebutuhan apalagi yang mengandung komponen impor melonjak harganya.
Kedua jerih payah mereka bertahun-tahun yang tersimpan dalam asuransi, dana pensiun, tunjangan hari tua dlsb. tergerus nilainya tinggal seperempatnya. Ibarat bongkahan batu karang, krismon 1997 adalah ombak besar yang menghanyutnya ¾ bongkahan batu karang tersebut. Kemudian sisa yang ¼-nya terkikis secara perlahan tetapi pasti oleh apa yang disebut inflasi !.

Penyakit kronis yang bernama inflasi ini-pun juga tidak kalah dasyatnya dalam menggerogoti asset dan penghasilan pegawai.

Selama sepuluh tahun terakhir saja harga barang-barang secara umum di Indonesia naik sebesar 90 %, artinya bila akhir tahun 2004 sebuah barang harganya 100, akhir 2013 harga barang tersebut menjadi 190. Harga makanan lebih menyolok lagi, yaitu bahan makanan yang berharga 100 pada akhir 2004, menjadi 253 pada akhir 2013.


Inflasi 2005-20013 (BPS)


Lantas bagaimana kita semua bisa melindungi asset dan penghasilan kita dari wabah finansial dan penyakit kronis inflasi tersebut ? Asset-asset riil umumnya bisa melindungi kita dari wabah maupun penyakit kronisnya.

Emas atau Dinar yang dalam beberapa bulan terakhir banyak dihindari orang justru ketika harganya lagi murah, sebenarnya malah terbukti selama 10 tahun terakhir mampu mengungguli seluruh inflasi harga-harga umum maupun harga makanan. Emas Anda yang berharga 100 pada akhir tahun 2004, menjadi 408 pada akhir 2013 !



Kenaikan Harga-Harga 2005-2013



Maka saya mengulangi statement saya di tulisan sebelumnya, bahwa saat terbaik untuk melakukan investasi adalah justru ketika orang kebanyakan rame-rame sedang melupakannya. Statistik yang loud and clear tersebut di atas, bisa menjadi dasar bagi yang berinvestasi karena memang tahu – dan bukan karena ikut-ikutan. InsyaAllah.

Rabu, 05 Maret 2014

Antara Emas dan Perang...Afganistan diserang karena emasnya, bukan terorisme..


By: muhaimin iqbal- gerai dinar

Dalam hubungan sebab - akibat antara emas dan perang, emas bisa menjadi keduanya. Emas bisa menjadi penyebab perang, dan juga sebaliknya emas bisa menjadi akibat perang. Emas yang menjadi sebab perang yang masih terjadi hingga kini antara lain adalah di Afganistan. Menurut laporannya Global Research Canada, Amerika dan NATO memerangi Afganistan bukan karena alasan yang selama ini diberitakan sebagai upaya memerangi terorisme. Tetapi dibalik itu adalah apa yang mereka sebut profit driven – resources war.

Afganistan ternyata sangat kaya dengan sumber daya alam berupa minyak, gas, mineral dan juga tentu emas. Tidak heran mereka bersedia membiayai perang dengan dana milyaran Dollar, karena dibalik itu mereka mengincar sumber daya alam yang nilainya trilyunan Dollar. Maka itulah disebut profit driven – resources war, perang yang dilandasi motif keuntungan dari sumber daya alam.

Emas yang menjadi akibat perang adalah kenaikan harga emas yang meroket di masa perang yang terjadi karena dua hal utama. Pertama karena ketidak pastian yang ditimbulkan oleh perang membuat orang mencari penyelamat untuk aset-asetnya, emas menjadi perburuan karena ukurannya yang kecil mudah disembunyikan dan mudah dijual kapanpun dan dimanapun.

Kedua karena jumlah dana besar yang dibutuhkan oleh pemerintah yang membiayai perang, maka cara yang paling mudah adalah dengan mencetak uang. Supply uang melonjak – yang kemudian berdampak pada inflasi yang sangat tinggi.

Contoh klasiknya adalah supply uang yang melonjak 40 kali di Amerika di masa perang civil. Akibatnya harga-harga mengalami inflasi ribuan persen seperti dalam grafik di bawah. Dalam situasi seperti ini tidak ada lindung nilai yang lebih efektif ketimbang emas.



Supply Uang Di Masa Perang

Di era informasi seperti saat ini, perang bisa disaksikan live dari tempat dan pada saat kejadiannya. Seperti ketegangan ancaman perang di Ukraina hari-hari ini, maka tidak mengherankan bila krisis di Ukraina ini bisa berdampak sangat luas pada ekonomi Global termasuk diantaranya fluktuasi harga emas akhir-akhir ini.

Ternyata bukan hanya krisis di negara besar seperti Amerika dan China saja yang bisa menggoyang stabilitas ekonomi global. Krisis di negara kecil yang selama ini tidak diperhitungkan-pun ternyata bisa berdampak yang kurang lebih sama. Mengapa demikian ?

Ya karena hubungan sebab dan akibat tersebut di atas. Letak Ukraina yang menghubungkan Rusia dengan Eropa membuat krisis di negeri itu bisa menggoncang ekonomi Eropa. Rusia men-supply 25 % kebutuhan gas Eropa dan separuh diantaranya dialirkan melalui Ukraina , maka bisa dibayangkan kepanikan Eropa dan negeri-negeri barat pada umumnya dengan apa yang terjadi di negeri kecil ini.

Belum kejadian yang sesungguhnya tetapi baru kekhawatiran saja sudah cukup untuk menggoncang pasar, apalagi bila bener-bener terjadi perang di negeri itu.

Dalam ketidak pastian inilah emas kembali menjadi safe-haven, tempat berlabuh untuk mempertahankan nilai. Namun karena kepanikan pasar itu terjadinya serentak – mayoritas orang bereaksi panik pada saat yang bersamaan - maka yang terjadi adalah apa yang disebut Tragedy of the Commons. Langkah baik yang dilakukan seseorang – seperti mengamankan assetnya dengan emas ini, menjadi tidak baik bila dilakukan serentak oleh sejumlah orang dalam waktu yang bersamaan – karena semuanya akan membayar dengan harga yang tinggi.

Maka yang terbaik dalam mengamankan asset Anda adalah bukan ketika orang rame-rame melakukannya, tetapi justru ketika orang rame-rame (masih ) melupakannya. InsyaAllah.

Senin, 03 Maret 2014

Bagaimana Para Ahli Mengalokasikan Harta Mereka di Tahun 2014?


Jelang akhir tahun 2013 lalu, kitco mewawancarai beberapa expert (ahli, red) dan menjadikan sebagai bagian dari analisa outlook 2014.
Setiap ahli ditanya bagaimana mereka akan berinvestasi (jika memiliki) $ 10.000 pada tahun 2014 dan apa yang mereka benar-benar akan hindari! Para ahli ini juga diminta untuk memadukan saran investasi terbaik yang pernah mereka terima.
Mari kita simak pelajaran berharga dari 3 ahli yang kami anggap cukup relevan dari beberapa ahli yang telah diwawancarai. Simak baik-baik.


1. Jim Rickards (Penulis National Best Seller Book “Currency Wars”)

Bagaimana Anda akan berinvestasi $ 10.000 pada tahun 2014?
20% Emas
20% Real estate (Properti)
20% Cash
20% Karya Seni (Fine Art)
20% Hedge funds


Di mana Anda akan menghindari menempatkan uang Anda pada tahun 2014?
“Saya akan mencoba untuk menghindari ekuitas dengan pengecualian perusahaan yang memiliki aset keras seperti energi, pertanian, transportasi,” kata Rickards. Dengan banyak ‘hype’ di sekitar saham perusahaan internet akhir-akhir ini, Rickards memiliki satu pesan sederhana bagi para investor: “Aku akan menjauhkan diri dari [mereka],” katanya.


Apa nasihat investasi terbaik yang pernah Anda terima?
Rickards berbagi 2 buah nasihat investasi yang ia terima dari Profesor MIT (Massachusetts Institute of Technology) Andy Lo dan Bruce Kovner, Pendiri Caxton Associates. “Andy Lo memberitahuku hari ini adalah alpha dan esok hari adalah beta. Bruce Kovner memberikan nasihat ‘entry and exit points’ adalah sama pentingnya dengan mendapatkan tesis investasi yang tepat,” ungkapnya.

“Saya seorang ‘Gold Bull’, saya merekomendasikan emas, saya memiliki emas sebagai portofolio [...] namun tidak akan menyenangkan membeli emas di angka $1.900 per ounce,” kata Rickards saat ia menjelaskan kata-kata Kovner itu. “Saya tidak mengatakan bahwa orang-orang meraih ‘entry and exit points’ tetapi Anda perlu berpikir banyak tentang ‘entry and exit points’ sebanyak yang Anda lakukan tentang tesis investasi Anda.”


2. Robert Kiyosaki (Penulis Worldwide Best Seller Book “Rich Dad’s Poor Dad”)
Anda pasti seringkali mendengar nama Robert Kiyosaki ini. Berikut paparannya:
Ajaran Rich Dad’s dan filsafat yang berkaitan dengan investasi adalah didasarkan pada pendidikan finansial. Pelajarilah tentang kendaraan investasi yang berbeda dan kelas aset. Jadilah penasihat terbaik bagi diri Anda sendiri dari segi tempat terbaik untuk menaruh uang Anda.
Anda akan percaya diri untuk memutuskan tentang apa yang terbaik untuk Anda setelah Anda mendapatkan pengetahuan (dan pengalaman) tersebut.
Melihat ke depan untuk tahun 2014, ini adalah bagaimana saya akan mengalokasikan uang saya:

Bagaimana Anda akan berinvestasi $ 10.000 pada tahun 2014?
Saham 5%
Real Estates 40%
Logam Mulia 25%
Minyak 20%
Cash 10%

Dengan (melihat keadaan) harga emas dan perak yang turun, saya akan menempatkan porsi yang lebih besar dalam emas fisik dan perak. Ketika pasar saham turun, semua akan panik, emas dan perak yang akan cenderung menyentuh angka tertinggi baru.

Di mana Anda akan menghindari menempatkan uang Anda pada tahun 2014?
“Saya pasti akan menghindari aset kertas seperti saham, obligasi, reksa dana, dan ETF (Exchange-Traded Fund) dan alasannya adalah ini semua adalah aset kertas, bukan aset riil.


Pikirkanlah kisah Three Little Pigs: Babi pertama membangun rumahnya dari jerami, babi kedua membangun rumahnya dari tongkat, dan babi ketiga membangun rumahnya dari batu bata.
Babi pertama mewakili “Si Miskin”. Orang miskin membangun rumah mereka dari kertas mereka bekerja keras untuk kas, dan menyimpan uang tunai. Strategi mereka adalah untuk bekerja keras, hidup di bawah kemampuan mereka, dan hanya menyimpan uang.
Ketika serigala jahat muncul, terengah-engah, babi pertama ini adalah makanan bagi serigala tersebut.

Babi kedua merupakan kelas menengah. Mereka membangun rumah-rumah mereka dari ilusi, percaya pada keamanan kerja, benefits, memiliki rumah mereka sendiri, menghemat uang, dan berinvestasi guna persiapan pensiun, penuh dengan basis saham, obligasi, reksa dana, dan ETF.
Ketika serigala jahat, juga dikenal sebagai “Next Recession” (resesi baru) atau “New Depression” (depresi baru), yang datang kira-kira antara 2015 dan 2035, babi ini juga akan menjadi makanan bagi serigala.

Babi ketiga membangun rumahnya dari aset berwujud (riil). Babi ini adalah pengusaha dan investor profesional yang belajar dan berinvestasi untuk masa depan mereka sendiri, investasi dalam aset riil, bukan aset kertas.
Ketika serigala jahat datang, di kurun waktu 20 tahun antara 2015 dan 2035, mereka yang telah membangun rumah “batu bata” ini akan mendapati keadaan yang lebih kokoh (kaya). Mereka menjadi kaya karena rumah mereka dibangun dengan batu bata, investasi dalam aset berwujud seperti real estate, emas, perak, minyak, makanan, dan bisnis (riil) yang mereka kontrol.

Daripada menyimpan uang, mereka menyimpan emas dan perak. Jika Anda harus berinvestasi dalam kertas, belajar untuk menjadi option trader. Kemudian Anda akan tahu bagaimana mendapatkan uang dari pasar yang naik dan turun.
Saya sangat prihatin dengan jutaan baby boomer yang mengandalkan pasar saham untuk membuat mereka aman, sehat dan pensiun panjang. Saya takut baby boomer yang mengandalkan pasar saham berada dalam kesulitan. Ketika serigala jahat memikul pada portofolio mereka yang terbuat dari kertas, sang serigala akan memiliki sebuah pesta besar.
Saya lebih suka membangun rumah bata – emas, perak, minyak, makanan dan bisnis aset – yang tidak berwujud kertas.


Saran investasi siapa yang Anda ikuti?
“Ini adalah sebuah pertanyaan besar, dan pertanyaan yang sangat penting. Menurut pendapat saya, itu sangat penting bagi orang untuk mencari guru-guru terbaik dan penasehat. Jika Anda memiliki guru yang buruk dan penasehat miskin, hidup Anda akan menjadi salah satu rasa sakit dan perjuangan. Berpikirlah seperti ini: Jika Anda pergi ke dokter yang buruk, kesehatan Anda akan menderita. Jika Anda mendapatkan nasihat keuangan yang buruk, kekayaan Anda akan menderita..”



3. Jim Wyckoff (Redaktur di Kitco News)

Bagaimana Anda akan berinvestasi $ 10.000 pada tahun 2014?
65% Real Estate (Properti) – yaitu tanah di daerah pedesaan di AS
25% Cash
10% Emas dan Perak


Di mana Anda akan menghindari menempatkan uang Anda pada tahun 2014?
“Pasar saham.”


Apa nasihat investasi terbaik yang pernah Anda terima?
“Setiap orang bodoh bisa masuk (kapan saja) ke pasar (saham), tapi hanya seorang pro lah yang tahu bagaimana dan kapan harus keluar.”

Adakah benang merah dari ketiganya? Silahkan Anda simpulkan. Hemat kami, ternyata properti dan emas fisik, menjadi mayoritas pilihan para expert tersebut. :)
Namun ada Home Fun dari saya untuk pembaca sekalian yang budiman, pertanyaan yang sama (dan saya doakan kita semua mampu meraihnya, Aamiin..).

“Jika Anda memiliki $ 10.000 kemana saja akan Anda alokasikan?”

10 krisis ekonomi paling fenomenal dalam sejarah dunia


Sejak tahun 2008 AS terus mengalami kesulitan ekonomi. Debat yang terus bergulir mengenai jurang fiskal adalah cermin dari kesulitan ekonomi. Jika melihat ke belakang, kejatuhan real estate dan krisis wall street tidak terhindarkan. Ada sejumlah krisis finansial pada masa lampau. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, kita melihat skema kejatuhan ekonomi dan berbagai bencana yang ditimbulkannya. Daftar dibawah ini, sesuai urutan kronologi, sejarah kejatuhan ekonomi paling menarik dalam sejarah.


10. Diocletianus Menghancurkan Ekonomi Roma abad ke 4 M

Kekaisaran romawi mengalami kemunduran ketika Diocletianus menjadi kaisar pada abad keempat. Ekonomi mengalami kekacauan akibat sejumlah perang yang mahal dan proyek pembangunan istana menyebabkan mereka di ambang kehancuran. Ketika mata uang Roma hampir tidak ada nilainya, Diocletianus memperkenalkan sistem uang yang baru. Sering kali dalam sejarah, negara yang mengalami risiko kekacuan ekonomi, menaikkan nilai mata uangnya secara sepihak. Tetapi yang terjadi pada koin baru yang dikeluarkan oleh Diocletianus, adalah sebaliknya. Kandungan emas yang ada dalam koin nilainya lebih tinggi dibanding nilai nimonalnya ; denominasi koin tersebut dilakukan untuk menurunkan nilainya. Sebagai respon sebagian besar rakyat melebur koin tersebut untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Hasilnya adalah inflasi terjadi demikian cepat. Diocletianus menambah masalah dengan mematok harga pada sebagian besar produk untuk melawan inflasi.
Kebijakan Diocletianus menyebabkan kebingungan sehingga membuat rakyat menolak keputusan tersebut. Karena keadaan menjadi lebih buruk, akhirnya Diocletianus menjadi kaisar Romawi pertama yang secara sukarela turun tahta.
9.Konspirasi Pazzi dan Krisis Perbankan Medici tahun 1470an

Keluarga Medici adalah salah satu keluarga ternama dalam masa Renaissance Italia. Mereka mengatur politik Florence; bertindak sebagai pemegang otoritas keagamaan dan membantu kejayaan Leonardo DaVinci. Sumber kekayaan keluarga berasal dari sistem perbankan yang mereka bangun pada akhir abad 14. Di bawah kepemimpinan Cosimo de’ Medici, mereka dengan cepat melakukan ekspansi hingga di luar kendali, hingga kematian Cosimo. Di puncak kejayaannya, keluarga Pazzi dan Salviaiti yang juga memiliki bisnis perbankan mencoba menggantikan peran keluarga Medici sebagai penguasa Florence. Pada 26 April 1478, dua bank milik keluarga Medici di Florence mengalami rush. Keluarga Medici kehilangan kendali untuk mengatasinya. Grup bank Medici mempunyai karakteristik cadangan kas yang rendah, biasanya 10 % saja dari aset.

Sejalan dengan Pazzi Conspiracy dan berbagai tekanan, berhasil mengurangi tingkat persaingan perbankan, hingga keluarga Medici diambang kebangkrutan. Akibatnya Lorenzo de’ Medici menarik pajak atas warga Florence atas nama pertahanan militer dengan jumlah yang amat tinggi. Akhirnya pada tahun 1494 perbankan mereka bangkrut akibat korupsi, kerugian invetasi, dan manajemen yang buruk. Setelah perbankan mereka jatuh, kerugian mencapai jutaan dan butuh bertahun-tahun untuk kembali normal.

8. Inflasi Spanyol tahun 1600-an
Spanish Colonial Gold
Seiring penemuan benua Amerika oleh Columbus, Spanyol mulai mencari emas di sana. Selama beberapa dekade sumber alam yang kaya di Amerika membuat Spanyol menjadi negara yang terkaya di dunia dan mendirikan kekaisaran yang besar. Pada pertengahan abad 16, Spanyol menggiatkan penambangan secara massal. Tingginya emas dan perak yang ditambang menyebabkan nilainya turun dan menyebabkan Hyperinflasi di Eropa.

Hal ini semakin parah karena Spanyol terlibat perang untuk mempertahankan kekaisarannya, akhirnya inflasi menghancurkan ekonominya. Alih-alih meraih kejayaan, Spanyol akhirnya gagal membayar utangnya berkali-kali. Kekacauan ekonomi ini memaksa mereka untuk memberi jalan bagi Inggris menggantikan posisi mereka.

7.Bermuda’s Hog Money tahun1616-1624
Bermuda Hog Money
Beberapa perusahaan dagang mengendalikan perdagangan kerajaan Inggris pada abad 17 dan 18. Bermuda berhasil dijajah dengan bantuan perusahaan-perusahaan dagang ini. Ketika satu wilayah jajahan berdiri, para kolonial ditempatkan disana untuk menghasilkan uang bagi perusahaan. Para pekerja dibayar secara utang oleh perusahaan, tidak dalam bentuk upah tunai. Mirip dengan perusahaan batu bara dalam abad 19. Ketika Daniel Tucker ditunjuk sebagai gubernur Bermuda, ia meninggalkan sistem utang ini dan memperkenalkan mata uang koin yang dicetak dari bahan kuningan.

Dengan sistem moneter yang hanya bernilai karena diberlakukan oleh Tucker. Maka ketika Tucker digulingkanl, mata uang ini praktis tidak bernilai. Kehancuran ekonomi mulai terjadi namun tidak begitu parah, sebab Bermuda adalah daerah kepulauan dan terisolasi. Tanpa ada sistem moneter, kolonial terpaksa menggunakan tembakau sebagai mata uang.

6.Tipper and See-Saw tahun 1621
Ketika suatu negara menaikkan utangnya dengan cepat untuk membiayai perang, hasilnya selalu buruk. Pada abad 17 tidak ada jaminan pajak berlangsung efektif, jadi kekaisaran Romawi mulai mencetak uang untuk membiayai perang selama 30 tahun. Untuk melakukan ini kekaisaran menarik mata uang (koin) dari peredaran dan meleburnya menjadi logam yang nilainya lebih rendah. Mata uang yang sudah surut nilainya ini kemudian dibelanjakan di luar negeri, untuk membatasi efek krisis dalam negeri.

Celakanya, seringkali koin tersebut kembali lagi ke wilayah kekaisaran Romawi dalam bentuk bea dan pajak. Karena publik menyadari apa yang terjadi, kekacauan mulai timbul, para tentara menolak digaji dengan uang tersebut, dan hasutan mulai beredar melalui pamflet. Mata uang tersebut akhirnya tidak berharga hingga anak-anak memainkannya di jalanan. Kenaikan harga akhirnya melumpuhkan perekonomian di wilayah-wilayah kekaisaran Romawi.


5. Tulipmania di Belanda tahun 1636-1637

Mungkin krisis ekonomi paling aneh dalam daftar ini, adalah Tulipmania. Ketika bunga tulip mulai diperkenalkan di Belanda pada awal tahun 1600-an menjadi populer dengan cepat. Pada awal "kegilaannya", warga Belanda merasa harus membeli bunga tulip terkini. Karena tulip hanya tumbuh pada waktu tertentu setiap tahun, Belanda mulai mengatur pasar future. Ketika tulip tidak tersedia di pasaran, konsumen dapat membeli hak untuk membelinya ketika nantinya tersedia.

Dengan segera para spekulan mulai bermain pasar future dan memainkan harga hak membelinya pada tingkat harga di luar kewajaran. Pada puncak bubblenya hak membelinya bisa senilai 10 tahun rata-rata gaji pegawai! Bubble meledak pada tahun 1637 dan harga hak membelinya jatuh ke nilai awalnya. Seperti kejatuhan harga saham tahun 2008, investor melihat nilai mereka tergerus. Keanehan harga tulip ini mendorong krisis ekonomi dan meninggalkan banyak investor tanpa uang.

4. South Seas Bubble tahun 1719-1720
The South Seas Bubble menunjukkan apa yang dapat terjadi ketika para spekulan menolak beberapa pembatasan pada skema mereka. Pada awal abad 18, ekonomi Inggris menderita karena belanja pemerintahnya di luar batas. Maka investor Inggris dibuai dengan cerita banyaknya emas di benua Amerika. Untuk menangguk kekayaan tersebut, the South Seas Company didirikan dan kerajaan Inggris menjamin hak dagang eksklusif kepadanya .Meskipun faktanya Spanyol menjajah Amerika Selatan, membuat keputusan Inggris tersebut benar-benar tidak berguna, namun investor berbondong-bondong mendatangi perusahaan tersebut.

Perusahaan, meskipun dengan berbagai keterbatasan, menarik sebanyak mungkin investor, hingga nilainya hampir sama dengan pendapatan per kapita Inggris dalam setahun. Nilai sahamnya pun meroket di lantai bursa the British exchange. Dengan kepercayaan diri yang demikian tinggi, menteri keuangan Inggris sendiri saat itu menanam investasi senilai ratusan ribu pound di perusahaan tersebut. Di akhir tahun 1720, saham the South Seas Company bernilai sekitar 37 juta pound.

Tentu saja Spanyol menolak memberi izin Inggris melakukan pencarian emas di sana. Akibatnya saham perusahaan jatuh dan ekonomi Inggris lumpuh dan meninggalkan banyak investor miskin mendadak. Dan kekayaan seluruh generasi Inggris saat itu hilang.

3.Mississippi Bubble tahun 1716-1720

Inggris bukan negara satu-satunya yang menderita akibat aksi spekulasi pada kwartal pertama abad 18. Ketika raja Louis XIV mangkat, ekonomi Perancis sedang amat membutuhkan biaya untuk perang. Departemen keuangan tidak mempunyai cukup emas untuk mencetak koin baru. John Law, ekonom pemerintah Perancis, mengajukan proposal untuk mendirikan bank guna mencetak mata uang baru (berbahan baku kertas). Pemerintah mengedarkan begitu banyak mata uang sehingga nilainya lima kali dari kekayaan Perancis sendiri.

Untuk menghindari kehancuran ekonomi Perancis, Law memberitahu warga Perancis bahwa tanah jajahan baru Louisiana penuh dengan emas dan kesempatan peluang investasi yang menguntungkan. Dia berharap investasi tersebut mendapat lampu hijau pemerintah untuk meraih kekayaan yang lebih besar untuk mengatasi masalah uang kertas yang nilainya hancur. Ketika janji gunungan emas di Lousiana ternyata omong kosong belaka, bubble meledak tahun 1720 dan nilai saham jatuh. Kemudian diikuti dengan penarikan uang besar-besaran dari bank ketika nilai uang tinggal separuhnya dan inflasi parah yang melumpuhkan ekonomi Perancis.

2. Konfederasi menghancurkan Ekonomi tahun 1860
Selama perang sipil di AS, tujuan utama dari tentara konfederasi adalah mengamankan pengakuan diplomatik dari negara-negara Eropa. Sejak kapas begitu penting bagi ekonomi Inggris, Perancis, dan negara-negara lain, mereka memotong ekspor kapas untuk memaksakan pengakuan. Pihak serikat (the union) memblokade pelabuhan Konfederasi tetapi tidak pernah bisa secara efektif melakukannya hingga akhir perang.

Kombinasi antara blokade pihak serikat dan keputusan untuk memotong ekspor kapas, menurunkan pendapatan dagang konfederasi. Dua faktor ini menyebabkan inflasi merajalela sehingga membuat mata uang konfederasi hampir tidak ada nilainya. Ketika perang sipil berakhir, ekonomi wilayah selatan benar-benar hancur.


1. Perusahaan KA dan Krisis Perak di Amerika tahun 1893

Kepanikan tahun 1893 adalah krisis ekonomi terburuk di Amerika hingga the Great Depression di tahun 1930-an. Ketika rel kereta api menjadi moda transportasi yang dominan di AS, para spekulan menanam investasi dalam bidang teknologi. Banyak perusahaan kereta api yang berlebihan dalam pengembangan teknologi ini, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pemasukan. Tahun 1893, perusahaan raksasa KA Philadelphia and Reading kolaps dan mengumumkan kebangkrutannya.

Pada saat yang sama ketika perusahaan KA mulai merasakan akibat dari kesalahan mereka, pasar perak digoyang. Tahun 1880-an kesaksian bahwa telah ditemukan beberapa tambang perak dan hasil produksinya membuat nilainya jatuh. Pemerintah AS berusaha untuk mengatasi krisis dengan membeli perak sebagai upaya untuk mendongkrak harga. Ketika pemerintah menghentikan pembelian perak, krisis mencapai puncaknya. Depresi ekonomi terjadi hingga tahun 1900 dan menjadi saksi bangkrutnya 16.000 bisnis dan terjadi puncak pengangguran sebesar 17%-19%.