Sejak tahun 2008 AS terus mengalami kesulitan ekonomi. Debat yang terus bergulir
mengenai jurang fiskal adalah cermin dari kesulitan ekonomi. Jika melihat ke
belakang, kejatuhan real estate dan krisis
wall street tidak
terhindarkan. Ada sejumlah krisis finansial pada masa lampau. Sejak zaman dahulu
hingga sekarang, kita melihat skema kejatuhan ekonomi dan berbagai bencana yang
ditimbulkannya. Daftar dibawah ini, sesuai urutan kronologi, sejarah kejatuhan
ekonomi paling menarik dalam sejarah.
10. Diocletianus Menghancurkan Ekonomi Roma abad ke 4
M
Kekaisaran romawi mengalami kemunduran
ketika Diocletianus menjadi kaisar pada abad keempat. Ekonomi mengalami
kekacauan akibat sejumlah perang yang mahal dan proyek pembangunan istana
menyebabkan mereka di ambang kehancuran. Ketika mata uang Roma hampir tidak ada
nilainya, Diocletianus memperkenalkan sistem uang yang baru. Sering kali dalam
sejarah, negara yang mengalami risiko kekacuan ekonomi, menaikkan nilai mata
uangnya secara sepihak. Tetapi yang terjadi pada koin baru yang dikeluarkan
oleh Diocletianus, adalah sebaliknya. Kandungan emas yang ada dalam koin
nilainya lebih tinggi dibanding nilai nimonalnya ; denominasi koin tersebut
dilakukan untuk menurunkan nilainya. Sebagai respon sebagian besar rakyat
melebur koin tersebut untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Hasilnya
adalah inflasi terjadi demikian cepat. Diocletianus menambah masalah dengan
mematok harga pada sebagian besar produk untuk melawan inflasi.
Kebijakan Diocletianus menyebabkan kebingungan
sehingga membuat rakyat menolak keputusan tersebut. Karena keadaan menjadi lebih
buruk, akhirnya Diocletianus menjadi kaisar Romawi pertama yang secara sukarela
turun tahta.
9.Konspirasi Pazzi dan Krisis Perbankan Medici tahun
1470an
Keluarga Medici adalah salah satu keluarga
ternama dalam masa Renaissance Italia. Mereka mengatur politik Florence;
bertindak sebagai pemegang otoritas keagamaan dan membantu kejayaan Leonardo
DaVinci. Sumber kekayaan keluarga berasal dari sistem perbankan yang mereka
bangun pada akhir abad 14. Di bawah kepemimpinan Cosimo de’ Medici, mereka
dengan cepat melakukan ekspansi hingga di luar kendali, hingga kematian Cosimo.
Di puncak kejayaannya, keluarga Pazzi dan Salviaiti yang juga memiliki bisnis
perbankan mencoba menggantikan peran keluarga Medici sebagai penguasa Florence.
Pada 26 April 1478, dua bank milik keluarga Medici di Florence mengalami
rush. Keluarga Medici kehilangan kendali untuk mengatasinya. Grup bank
Medici mempunyai karakteristik cadangan kas yang rendah, biasanya 10 % saja dari
aset.
Sejalan dengan
Pazzi Conspiracy
dan berbagai tekanan, berhasil mengurangi tingkat persaingan perbankan, hingga
keluarga Medici diambang kebangkrutan. Akibatnya Lorenzo de’ Medici menarik
pajak atas warga Florence atas nama pertahanan militer dengan jumlah yang amat
tinggi. Akhirnya pada tahun 1494 perbankan mereka bangkrut akibat korupsi,
kerugian invetasi, dan manajemen yang buruk. Setelah perbankan mereka jatuh,
kerugian mencapai jutaan dan butuh bertahun-tahun untuk kembali normal.
8. Inflasi Spanyol tahun 1600-an
Seiring penemuan benua Amerika oleh Columbus,
Spanyol mulai mencari emas di sana. Selama beberapa dekade sumber alam yang kaya
di Amerika membuat Spanyol menjadi negara yang terkaya di dunia dan mendirikan
kekaisaran yang besar. Pada pertengahan abad 16, Spanyol menggiatkan penambangan
secara massal. Tingginya emas dan perak yang ditambang menyebabkan nilainya
turun dan menyebabkan Hyperinflasi di Eropa.
Hal ini semakin parah karena Spanyol terlibat
perang untuk mempertahankan kekaisarannya, akhirnya inflasi menghancurkan
ekonominya. Alih-alih meraih kejayaan, Spanyol akhirnya gagal membayar utangnya
berkali-kali. Kekacauan ekonomi ini memaksa mereka untuk memberi jalan bagi
Inggris menggantikan posisi mereka.
7.Bermuda’s Hog Money tahun1616-1624
Beberapa perusahaan dagang mengendalikan
perdagangan kerajaan Inggris pada abad 17 dan 18. Bermuda berhasil dijajah
dengan bantuan perusahaan-perusahaan dagang ini. Ketika satu wilayah jajahan
berdiri, para kolonial ditempatkan disana untuk menghasilkan uang bagi
perusahaan. Para pekerja dibayar secara utang oleh perusahaan, tidak dalam
bentuk upah tunai. Mirip dengan perusahaan batu bara dalam abad 19. Ketika
Daniel Tucker ditunjuk sebagai gubernur Bermuda, ia meninggalkan sistem utang
ini dan memperkenalkan mata uang koin yang dicetak dari bahan kuningan.
Dengan sistem moneter yang hanya bernilai
karena diberlakukan oleh Tucker. Maka ketika Tucker digulingkanl, mata uang ini
praktis tidak bernilai. Kehancuran ekonomi mulai terjadi namun tidak begitu
parah, sebab Bermuda adalah daerah kepulauan dan terisolasi. Tanpa ada sistem
moneter, kolonial terpaksa menggunakan tembakau sebagai mata uang.
6.Tipper and See-Saw tahun 1621
Ketika suatu negara menaikkan utangnya dengan
cepat untuk membiayai perang, hasilnya selalu buruk. Pada abad 17 tidak ada
jaminan pajak berlangsung efektif, jadi kekaisaran Romawi mulai mencetak uang
untuk membiayai perang selama 30 tahun. Untuk melakukan ini kekaisaran menarik
mata uang (koin) dari peredaran dan meleburnya menjadi logam yang nilainya lebih
rendah. Mata uang yang sudah surut nilainya ini kemudian dibelanjakan di luar
negeri, untuk membatasi efek krisis dalam negeri.
Celakanya, seringkali koin tersebut kembali
lagi ke wilayah kekaisaran Romawi dalam bentuk bea dan pajak. Karena publik
menyadari apa yang terjadi, kekacauan mulai timbul, para tentara menolak digaji
dengan uang tersebut, dan hasutan mulai beredar melalui pamflet. Mata uang
tersebut akhirnya tidak berharga hingga anak-anak memainkannya di jalanan.
Kenaikan harga akhirnya melumpuhkan perekonomian di wilayah-wilayah kekaisaran
Romawi.
5. Tulipmania di Belanda tahun 1636-1637
Mungkin krisis ekonomi paling aneh dalam
daftar ini, adalah Tulipmania. Ketika bunga tulip mulai diperkenalkan di Belanda
pada awal tahun 1600-an menjadi populer dengan cepat. Pada awal "kegilaannya",
warga Belanda merasa harus membeli bunga tulip terkini. Karena tulip hanya
tumbuh pada waktu tertentu setiap tahun, Belanda mulai mengatur pasar
future. Ketika tulip tidak tersedia di pasaran, konsumen dapat membeli
hak untuk membelinya ketika nantinya tersedia.
Dengan segera para spekulan mulai bermain pasar
future dan memainkan harga hak membelinya pada tingkat harga di luar
kewajaran. Pada puncak bubblenya hak membelinya bisa senilai 10 tahun
rata-rata gaji pegawai! Bubble meledak pada tahun 1637 dan harga hak
membelinya jatuh ke nilai awalnya. Seperti kejatuhan harga saham tahun 2008,
investor melihat nilai mereka tergerus. Keanehan harga tulip ini mendorong
krisis ekonomi dan meninggalkan banyak investor tanpa uang.
4. South Seas Bubble tahun 1719-1720
The South Seas Bubble menunjukkan apa
yang dapat terjadi ketika para spekulan menolak beberapa pembatasan pada skema
mereka. Pada awal abad 18, ekonomi Inggris menderita karena belanja
pemerintahnya di luar batas. Maka investor Inggris dibuai dengan cerita
banyaknya emas di benua Amerika. Untuk menangguk kekayaan tersebut, the
South Seas Company didirikan dan kerajaan Inggris menjamin hak dagang
eksklusif kepadanya .Meskipun faktanya Spanyol menjajah Amerika Selatan, membuat
keputusan Inggris tersebut benar-benar tidak berguna, namun investor
berbondong-bondong mendatangi perusahaan tersebut.
Perusahaan, meskipun dengan berbagai
keterbatasan, menarik sebanyak mungkin investor, hingga nilainya hampir sama
dengan pendapatan per kapita Inggris dalam setahun. Nilai sahamnya pun meroket
di lantai bursa the British exchange. Dengan kepercayaan diri yang
demikian tinggi, menteri keuangan Inggris sendiri saat itu menanam investasi
senilai ratusan ribu pound di perusahaan tersebut. Di akhir tahun 1720, saham
the South Seas Company bernilai sekitar 37 juta pound.
Tentu saja Spanyol menolak memberi izin Inggris
melakukan pencarian emas di sana. Akibatnya saham perusahaan jatuh dan ekonomi
Inggris lumpuh dan meninggalkan banyak investor miskin mendadak. Dan kekayaan
seluruh generasi Inggris saat itu hilang.
3.Mississippi Bubble
tahun 1716-1720
Inggris bukan negara satu-satunya yang
menderita akibat aksi spekulasi pada kwartal pertama abad 18. Ketika raja Louis
XIV mangkat, ekonomi Perancis sedang amat membutuhkan biaya untuk perang.
Departemen keuangan tidak mempunyai cukup emas untuk mencetak koin baru. John
Law, ekonom pemerintah Perancis, mengajukan proposal untuk mendirikan bank guna
mencetak mata uang baru (berbahan baku kertas). Pemerintah mengedarkan begitu
banyak mata uang sehingga nilainya lima kali dari kekayaan Perancis sendiri.
Untuk menghindari kehancuran ekonomi Perancis,
Law memberitahu warga Perancis bahwa tanah jajahan baru Louisiana penuh dengan
emas dan kesempatan peluang investasi yang menguntungkan. Dia berharap investasi
tersebut mendapat lampu hijau pemerintah untuk meraih kekayaan yang lebih besar
untuk mengatasi masalah uang kertas yang nilainya hancur. Ketika janji gunungan
emas di Lousiana ternyata omong kosong belaka, bubble meledak tahun
1720 dan nilai saham jatuh. Kemudian diikuti dengan penarikan uang
besar-besaran dari bank ketika nilai uang tinggal separuhnya dan inflasi parah
yang melumpuhkan ekonomi Perancis.
2. Konfederasi menghancurkan Ekonomi tahun 1860
Selama perang sipil di AS, tujuan utama dari tentara
konfederasi adalah mengamankan pengakuan diplomatik dari negara-negara Eropa.
Sejak kapas begitu penting bagi ekonomi Inggris, Perancis, dan negara-negara
lain, mereka memotong ekspor kapas untuk memaksakan pengakuan. Pihak serikat
(
the union) memblokade pelabuhan Konfederasi tetapi tidak pernah bisa
secara efektif melakukannya hingga akhir perang.
Kombinasi antara blokade
pihak serikat dan keputusan untuk memotong ekspor kapas, menurunkan pendapatan
dagang konfederasi. Dua faktor ini menyebabkan inflasi merajalela sehingga
membuat mata uang konfederasi hampir tidak ada nilainya. Ketika perang sipil
berakhir, ekonomi wilayah selatan benar-benar hancur.
1. Perusahaan KA dan
Krisis Perak di Amerika tahun 1893
Kepanikan tahun 1893 adalah krisis ekonomi terburuk di
Amerika hingga
the Great Depression di tahun 1930-an. Ketika rel kereta
api menjadi moda transportasi yang dominan di AS, para spekulan menanam
investasi dalam bidang teknologi. Banyak perusahaan kereta api yang berlebihan
dalam pengembangan teknologi ini, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sesuai
dengan pemasukan. Tahun 1893, perusahaan raksasa KA
Philadelphia and Reading
kolaps dan mengumumkan kebangkrutannya.
Pada saat yang sama
ketika perusahaan KA mulai merasakan akibat dari kesalahan mereka, pasar perak
digoyang. Tahun 1880-an kesaksian bahwa telah ditemukan beberapa tambang perak
dan hasil produksinya membuat nilainya jatuh. Pemerintah AS berusaha untuk
mengatasi krisis dengan membeli perak sebagai upaya untuk mendongkrak harga.
Ketika pemerintah menghentikan pembelian perak, krisis mencapai puncaknya.
Depresi ekonomi terjadi hingga tahun 1900 dan menjadi saksi bangkrutnya 16.000
bisnis dan terjadi puncak pengangguran sebesar 17%-19%.