Kamis, 19 Desember 2013
Humor sufi >> Dinar yang Beranak Dirham
19.24
No comments
Seorang anak perempuan datang kepada Asy’ab untuk menitipkan uang satu dinar. Oleh Asy’ab uang itu disimpan di bawah kasur. Di sampingnya ia taruh pula uang satu dirham. Beberapa hari kemudian anak perempuan itu kembali lagi untuk mengambil uangnya. “Mana uangku satu dinar?” tanyanya.
“Itu aku simpan di bawah kasur, malahan sudah beranak satu dirham,” jawab Asy’ab.
Anak perempuan tadi hanya mengambil satu dirham, sementara uang yang satu dinar ia tinggalkan dengan harapan akan beranak lagi.
Selanjutnya Asy’ab meletakkan lagi uang satu dirham di bawah kasur. Bebeberapa hari kemudian anak perempuan itu datang. Ia merasa senang mendapati uangnya beranak satu dirham lagi. Kejadian itu berulang sampai empat kali. Saat kedatangannya yang kelima ia terperanjat dan heran melihat Asy’ab menangis. Ia menghampirinya.
“Kenapa kamu menangis?,” tanyanya.
“Dinarmu meninggal dunia ketika melahirkan,” jawab Asy’ab.
“Bagaimana dinar bisa melahirkan?,” tanyanya.
“Dasar perempuan tolol, kalau kamu percaya ia dapat melahirkan, kenapa tidak percaya ia bisa meninggal?,” kata Asy’ab.
Itulah yang terjadi pada perbankan saat ini, kita menyimpan 100 ribu, bank akan mengasih kita 1000, tanpa kita mengambil uang kita yang 100ribu, lalu ketika kita akan mengambil kembali uang kita yang 100 ribu, bank hanya tertawa dan akan mengatakan hal yang sama
Sumber: Humor Sufi V, Pustaka Firdaus, terjemahan Alfu Hikayat wa Hikayat, Husain Ahmad Amin
Hubungan antara Emas dan Komoditas
19.24
No comments
Hubungan antara emas dan komoditas pada
dasarnya adalah hubungan yang sederhana. Bila kita melihat grafik jangka panjang
harga minyak dalam emas sebagai contoh, Anda akan menemukan bahwa garis yang
relatif konstan dibanding harga minyak dalam dollar. Pada tahun 1965, emas
senilai $35 dan harga minyak adalah $2,9 per barrel, jadi harga minyak dalam
emas adalah 0.083 ounce. Hari ini harga emas adalah $1.250 dan minyak adalah
$95, jadi harga minyak dalam emas adalah 0.076 ounce. Oleh karenanya harga
minyak dalam emas hampir tidak berubah dalam 40 tahun terakhir dibanding harga
minyak dalam dollar yang telah naik sebanyak 33 kali.
Apa yang sebenarnya terjadi? Daya beli dollar
telah jatuh. Sejak tahun 1965 jumlah emas dunia telah meningkat 2 kali, dengan
asumsi faktor-faktor lain tetap, hal ini sama dengan kenaikan harga minyak dalam
emas (yang relatif konstan). Pada saat yang sama jumlah uang (total uang dollar yang beredar dan yang
tersimpan dalam deposito bank) telah meningkat 33 kali, yang secara konsisten
sama dengan kenaikan harga minyak dalam dollar.
Ada fluktuasi harga yang signifikan dari sisi
minyak sebagaimana biasa. Sebelum krisis
Lehman pada pertengahan 2008, harga minyak mencapai puncaknya dengan nilai
$140 sebelum akhirnya jatuh di angka di bawah $40 di akhir tahun, atau dalam
perspektif emas, dari 0,14 ounce menjadi 0.05 ounce, sehingga tidak ada presisi
dalam hubungannya. Bagaimanapun, seiring kondisi ekonomi kembali stabil, akan
nyata harga emas dalam perspektif mata uang kertas akan seiring dengan nilai
komoditas.
Untuk alasan ini, sejumlah analis melakukan
kesalahan dengan mengkaitkan harga emas dengan siklus komoditas secara umum.
Asumsi dari tren ini mengabaikan peranan moneter emas pada saat inflasi massif
dan sistem yang berisiko. Ini tidaklah mengejutkan, karena sejauh ini saya
melihat bahwa tidak satupun analis komoditas mempertimbangkan kemungkinan
perubahan harga sebuah komoditas boleh jadi karena perubahan daya beli mata uang
kertas.
Untuk alasan ini, mereka akan menggunakan baik
analisis teknikal atau akan fokus pada permintaan prospektif sebuah komoditas
dalam kacamata ekonomi global. Kedua pendekatan ini pada dasarnya subjektif.
Situasi moneter hari ini adalah ekstrem dimana
tidak adanya konsensus yang disepakati. Mari ambil dua fakta yang sederhana ;
pemerintah saat ini dibiayai oleh bank sentral mereka dengan berbagai produk
derivatif yang tidak bersandar pada sektor riil sama sekali, yang tentu akan
menghadap risiko krisis yang parah.
Tidak hanya ada deviasi yang signifikan antara
harga emas dan komoditas pada masa lalu, tetapi masa lalu tidak dapat dijadikan
panduan untuk menilai posisi saat ini. Inflasi mata uang hari ini adalah sebuah
masalah yang nyata dan terus berkembang, dan mereka yang berfikir bahwa emas
akan terus berprilaku seperti komoditas lainnya benar-benar telah melakukan
kesalahan.
Kamis, 12 Desember 2013
IMF dan World Bank >> Bagaikan serigala berbulu domba
02.41
No comments
Pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944, dihadiri Sosialis-Sosialis terkenal di dunia untuk mendirikan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) sebagai kendaraan untuk melenyapan emas dari dunia keuangan ; agenda tersembunyi di belakang IMF dan WB ini membuka kedok kedua lembaga dunia itu sebagai pembangun sosialisme dunia ; peran dari the Federal Reserve dalam menciptakan Sosialisme Dunia.
Tujuan-tujuan yang dipublikasikan dari kedua organisasi dunia ini patut dipuji. Bank Dunia bertujuan untuk menyediakan pinjaman-pinjaman untuk negara-negara terbelakang yang dicabik-cabik oleh perang untuk membangun perekonomian mereka supaya menjadi lebih baik. IMF dimaksudkan untuk mengembangkan kerjasama moneter di antara negara-negara di dunia dengan mempertahankan tingkat-tingkat pertukaran yang tetap (fixed exchange rates) di antara matauang-matauang (currencies) dari negara-negara itu. Tetapi metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu sangat mengecewakan. Tujuan dari metoda itu adalah untuk mengakhiri penggunaan emas sebagai basis pertukaran mata uang internasional dan digantikan dengan standar kertas yang dapat dimanipulasi secara politik. Dengan kata lain, metoda ini untuk membuat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia terbebas dari disiplin emas sehingga mereka dapat menciptakan uang keluar dari kehampaan (to create money out of nothing) tanpa membayar penalti apapun apabila matauang-matauang mereka jatuh nilainya di pasaran.
Sebelum pertemuan itu, matauang-matauang mereka di dunia pada umumnya dipertukarkan berdasarkan nilai emas mereka, dan pengaturannya dinamakan "standar pertukaran emas" (gold-exchange standard). Ini berbeda dengan "standar emas" (gold-standard) dimana sebuah mata uang ditopang oleh emas. Pada Sistem Standar Pertukaran Emas, rasio-rasio pertukaran dari berbagai mata uang -kebanyakan tidak ditopang oleh emas- ditetapkan dengan cara berapa banyak emas dapat mereka beli di pasar terbuka. Oleh sebab itu, nilai-nilai dari matauang-matauang itu ditetapkan berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran. Para politisi dan bankir sangat membenci pengaturan ini, karena sistem ini berada di luar kemampuan mereka untuk melakukan manipulasi. Pada masa lalu, sistem ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang sangat efisien sekaligus sebagai sebuah disiplin ketat.
Metoda yang digunakan untuk menghantam sistem ini adalah dengan pendirian sebuah bank sentral-kini Bank Sentral Dunia- yang akan menciptakan sebuah uang fiat bersama untuk semua negara dan kemudian mengajak mereka untuk menaikkan bersama-sama pada tingkat yang kira-kira sama. Tambahan pula harus ada semacam dana asuransi internasional yang akan menyalurkan secara cepat uang fiat itu ke setiap negara yang secara temporer membutuhkannya untuk menghadapi krisis mata uang. The IMF dilahirkan dengan perlengkapan-perlengkapan yang belum berkembang penuh, persis seperti halnya Federal Reserve yang belum berkembang penuh pada saat ia dilahirkan. Meski demikian, ini adalah sebuah rencana induk (master plan), dan rencana induk ini diluncurkan dengan semua struktur utama telah siap. Tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang diperlukan akan terus dilakukan di masa mendatang.
Tokoh-tokoh paling berperan dalam rencana ini adalah seorang Sosialis Fabian asal Inggris John Maynard Keynes, dan asisten Menteri Keuangan AS Harry Dexter White.
Kaum Fabian adalah sebuah kelompok elit intelektual yang mendirikan sebuah perhimpunan semi-rahasia yang bertujuan untuk menyebarluaskan Sosialisme ke negara-negara di seluruh dunia. Sementara kaum komunis ingin mendirikan Sosialisme tersebut secara cepat melalui kekerasan dan revolusi, kaum Fabian lebih suka melakukannya secara perlahan melalui propaganda dan legislasi.
The IMF nampak seolah-olah merupakan bagian dari United Nations (PBB), persis seperti The Fed yang nampak sebagai bagian dari pemerintah AS, tapi sebenarnya sama sekali independen (sebagaimana BI independen dari pemerintah RI). IMF didanani berdasarkan kuota, oleh hampir oleh 200 negara anggota. Sumbangan terbesar berasal dari negara-negara industri sangat maju seperti Inggris raya, Jepang, Perancis, dan Jerman. AS menyumbang paling banyak, kira-kira 20% dari total.
Salah satu kegiatan rutin di IMF adalah mempertukarkan matauang-matauang tidak berharga dengan dollar sehingga negara-negara lemah dapat membayar rekening-rekening internasional mereka. Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah "cash-flow" temporer mereka.
Walaupun upaya untuk berlepas diri dari standar pertukaran emas merupakan tujuan jangka panjang, namun satu-satunya cara dari IMF untuk meyakinkan negara-negara lain agar mau berpartisipasi pada tingkat permulaan adalah dengan memakai emas itu sendiri sebagai sebuah sandaran untuk pasokan uangnya sendiri-sekurang-kurannya sebagai kebijakan sementara. Sebagaiman Keynes menjelaskan :
Saya rasa bahwa bank-bank sentral terkemuka tidak akan pernah secara sukarela melepaskan bentuk-bentuk standar emas yang berlaku pada saat ini ; dan saya tidak menginginkan kekerasan untuk membuat mereka melepaskannya secara terpaksa.Oleh sebab itu, satu-satunya cara terletak pada evolusi bertahap dalam bentuk-bentuk sebuah matauang dunia yang terkelola, dengan mengambil se standar emas yang ada sebagai sebuah titik awal."
Tujuan-tujuan yang dipublikasikan dari kedua organisasi dunia ini patut dipuji. Bank Dunia bertujuan untuk menyediakan pinjaman-pinjaman untuk negara-negara terbelakang yang dicabik-cabik oleh perang untuk membangun perekonomian mereka supaya menjadi lebih baik. IMF dimaksudkan untuk mengembangkan kerjasama moneter di antara negara-negara di dunia dengan mempertahankan tingkat-tingkat pertukaran yang tetap (fixed exchange rates) di antara matauang-matauang (currencies) dari negara-negara itu. Tetapi metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu sangat mengecewakan. Tujuan dari metoda itu adalah untuk mengakhiri penggunaan emas sebagai basis pertukaran mata uang internasional dan digantikan dengan standar kertas yang dapat dimanipulasi secara politik. Dengan kata lain, metoda ini untuk membuat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia terbebas dari disiplin emas sehingga mereka dapat menciptakan uang keluar dari kehampaan (to create money out of nothing) tanpa membayar penalti apapun apabila matauang-matauang mereka jatuh nilainya di pasaran.
Sebelum pertemuan itu, matauang-matauang mereka di dunia pada umumnya dipertukarkan berdasarkan nilai emas mereka, dan pengaturannya dinamakan "standar pertukaran emas" (gold-exchange standard). Ini berbeda dengan "standar emas" (gold-standard) dimana sebuah mata uang ditopang oleh emas. Pada Sistem Standar Pertukaran Emas, rasio-rasio pertukaran dari berbagai mata uang -kebanyakan tidak ditopang oleh emas- ditetapkan dengan cara berapa banyak emas dapat mereka beli di pasar terbuka. Oleh sebab itu, nilai-nilai dari matauang-matauang itu ditetapkan berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran. Para politisi dan bankir sangat membenci pengaturan ini, karena sistem ini berada di luar kemampuan mereka untuk melakukan manipulasi. Pada masa lalu, sistem ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang sangat efisien sekaligus sebagai sebuah disiplin ketat.
Metoda yang digunakan untuk menghantam sistem ini adalah dengan pendirian sebuah bank sentral-kini Bank Sentral Dunia- yang akan menciptakan sebuah uang fiat bersama untuk semua negara dan kemudian mengajak mereka untuk menaikkan bersama-sama pada tingkat yang kira-kira sama. Tambahan pula harus ada semacam dana asuransi internasional yang akan menyalurkan secara cepat uang fiat itu ke setiap negara yang secara temporer membutuhkannya untuk menghadapi krisis mata uang. The IMF dilahirkan dengan perlengkapan-perlengkapan yang belum berkembang penuh, persis seperti halnya Federal Reserve yang belum berkembang penuh pada saat ia dilahirkan. Meski demikian, ini adalah sebuah rencana induk (master plan), dan rencana induk ini diluncurkan dengan semua struktur utama telah siap. Tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang diperlukan akan terus dilakukan di masa mendatang.
Tokoh-tokoh paling berperan dalam rencana ini adalah seorang Sosialis Fabian asal Inggris John Maynard Keynes, dan asisten Menteri Keuangan AS Harry Dexter White.
Kaum Fabian adalah sebuah kelompok elit intelektual yang mendirikan sebuah perhimpunan semi-rahasia yang bertujuan untuk menyebarluaskan Sosialisme ke negara-negara di seluruh dunia. Sementara kaum komunis ingin mendirikan Sosialisme tersebut secara cepat melalui kekerasan dan revolusi, kaum Fabian lebih suka melakukannya secara perlahan melalui propaganda dan legislasi.
The IMF nampak seolah-olah merupakan bagian dari United Nations (PBB), persis seperti The Fed yang nampak sebagai bagian dari pemerintah AS, tapi sebenarnya sama sekali independen (sebagaimana BI independen dari pemerintah RI). IMF didanani berdasarkan kuota, oleh hampir oleh 200 negara anggota. Sumbangan terbesar berasal dari negara-negara industri sangat maju seperti Inggris raya, Jepang, Perancis, dan Jerman. AS menyumbang paling banyak, kira-kira 20% dari total.
Salah satu kegiatan rutin di IMF adalah mempertukarkan matauang-matauang tidak berharga dengan dollar sehingga negara-negara lemah dapat membayar rekening-rekening internasional mereka. Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah "cash-flow" temporer mereka.
Walaupun upaya untuk berlepas diri dari standar pertukaran emas merupakan tujuan jangka panjang, namun satu-satunya cara dari IMF untuk meyakinkan negara-negara lain agar mau berpartisipasi pada tingkat permulaan adalah dengan memakai emas itu sendiri sebagai sebuah sandaran untuk pasokan uangnya sendiri-sekurang-kurannya sebagai kebijakan sementara. Sebagaiman Keynes menjelaskan :
Saya rasa bahwa bank-bank sentral terkemuka tidak akan pernah secara sukarela melepaskan bentuk-bentuk standar emas yang berlaku pada saat ini ; dan saya tidak menginginkan kekerasan untuk membuat mereka melepaskannya secara terpaksa.Oleh sebab itu, satu-satunya cara terletak pada evolusi bertahap dalam bentuk-bentuk sebuah matauang dunia yang terkelola, dengan mengambil se standar emas yang ada sebagai sebuah titik awal."
Kapitalisme : musuh dari semua agama
by : muhaimin iqbal- geraidinar
Ternyata bukan hanya agama kita Islam yang menolak
kapitalisme itu, orang Nasrani-pun menolaknya. Setidaknya ini terungkap dari
serangan Paus Francis dalam pernyataannya sepanjang 84 halaman yang dikeluarkan
dua hari lalu. Dalam pernyataan keras tersebut, Paus menyebut kapitalisme yang
tidak terkendali telah menciptakan tirani baru. Ekonomi ekslusif
dan ketidak setaraan kapitalisme bahkan bisa membunuh.
Paus
mencontohkannya betapa warga tunawisma di negeri kaya bisa mati kedinginan tanpa
mendapat-kan perhatian juru warta, sementara ketika pasar saham turun 2 poin
saja beritanya ke seluruh dunia.
Bisa jadi
pemikiran Paus ini mewakili kedekatan orang Nasrani dengan orang beriman untuk
jaman ini – khususnya dalam bidang pemikiran ekonomi, seperti yang dimaksud dalam ayat berikut
:
“Pasti akan kamu dapati orang-orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati yang paling dekat
persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di
antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”
(QS 5:82)
Bila
ternyata ajaran Nasrani-pun menolak kapitalime seperti juga Islam menolaknya,
gabungan dari dua agama ini mewakili 3.6 milyar orang atau lebih dari separuh
penduduk bumi, lantas sebenarnya untuk siapa kapitalisme itu ?
Kemungkinan
terbesarnya ya untuk para pihak yang disebut dalam ayat tersebut di atas yaitu
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Orang-orang Yahudi atau systemnya
sampai sekarang-pun jelas siapa dan apanya, lantas siapa orang-orang musyrik itu
di jaman ini ? Mereka adalah orang-orang yang mempertuhankan apapun selain
Allah.
Dalam
bidang ekonomi tuhan-tuhan selain Allah itu bisa berupa uang atau modal, pasar,
peraturan, pekerjaan, system dan semua yang tidak merujuk kepada pengaturan
Allah.
Lantas
bagaimana kita bisa mendeteksi bahwa suatu ekonomi itu kapitalisme atau bukan
?
Kapitalisme
sebenarnya bukan barang baru, ekonomi
kota Yathrib - Madinah sebelum Hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
ke kota itu – adalah sudah berupa ekonomi kapitalisme.
Yaitu ketika segelintir orang Yahudi mendominasi ekonomi kota dalam tiga areanya
yaitu produksi, pasar dan modal.
Jadi
keberadaan kapitalisme dalam suatu system ekonomi itu mudah dideteksi dengan
tiga indikatornya yaitu akses terhadap produksi, akses terhadap pasar dan akses
terhadap modal.
Bila
dalam system ekonomi, yang bisa memproduksi barang atau jasa hanyalah yang
bermodal besar maka itulah kapitalisme. Bila yang bisa berjualan di pasar hanya
orang-orang yang memiliki uang untuk membeli atau menyewa tempatnya – maka
itulah kapitalisme. Bila yang memiliki akses modal adalah segelintir orang –
sehingga modal terakumulasi pada yang sedikit ini - sedangkan yang lain tidak memiliki kesempatan
yang sama, maka itulah kapitalisme.
Lantas
apa bedanya kapitalisme itu dengan system Islam yang juga memungkinkan orang
menjadi sangat kaya sehingga otomatis memiliki akses modal yang kuat, akses
produksi dan pasar yang tentu juga sangat luas ?
Bedanya
sekali lagi dapat merujuk pada sejarah kota Madinah, bagaimana sebelum Hijrahnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ekonominya dicengkeram oleh segelintir Yahudi,
dalam sekitar tiga dasawarsa kemudian ada sahabat yang menjadi sangat kaya
sehingga seluruh penduduk kota Madinah bersyirkah dengannya – yaitu Abdurrahman
bin ‘Auf.
Disitulah
perbedaan utamanya. Ketika kapitalisme itu menguasai modal, produksi dan pasar –
maka dia kuasai untuk dirinya sendiri atau paling banter kelompoknya.
Orang-orang diluar dirinya atau kelompoknya menjadi target eksploitasi semata,
dijerat dengan rentenya, dibuat tergantung pada produknya dan dijadikan target
pasar semata untuk produk-produk yang dihasilkannya.
Dalam
Islam, ketika orang bisa sekaya Abdurrahman Bin ‘Auf sekalipun, hartanya untuk
memberdayakan orang lain – bersyirkah itu kuncinya. Membuat orang lain setara –
dalam syirkah - dengan dirinya, bukan orang yang ditekan dalam cengkeraman
rente.
Akses
pasarnya yang luas digunakan untuk memenuhi kebutuhan umat secara luas, bukan
untuk meng-eksplotasinya. Pernah diceritakan kota Madinah tiba-tiba hiruk pikuk
oleh kafilah perdagangan yang sangat banyak – yang didatangkan oleh Abdurrahman
bin ‘Auf – untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota itu yang lagi
paceklik.
Lantas
bagaimana kita mengembangkan ekonomi kita di jaman yang sudah begitu kuatnya
kapitalisme mencengkeram ekonomi kita ? Jawabannya sederhana, yaitu kembali
mencontoh bagaimana Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengubah kota Yathrib atau Madinah pra Hijrah –
dari cengkeraman kapitalisme Yahudi, menjadi ekonomi yang penuh keberkahan yang
mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dan
RasulNya.
Sederhana
jawabannya, namun menjadi tantangan tersendiri di jaman ini untuk
mengimplementasikannya. Tidak mudah memang, tetapi insyaAllah bukannya tidak
mungkin untuk diwujudkan kembali. InsyaAllah.