Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Owner Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat. Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Rabu, 28 Maret 2012

Pandangan Kwik Kian Gie tentang mata uang emas


Kita tahu Pak Kwik adalah seorang ekonom besar yang pernah menjadi menteri di zaman Presiden Megawati , yang dalam suatu tulisannya di HU Kompas pada awal 1997 sangat mengapresiasi mata uang emas dan perak untuk diberlakukan. Kata Kwik, mata uang ini memiliki tingkat kepastian. Hanya saja belakangan ini, sistem moneter yang paling kuno yang menggunakan emas, kemudian diganti dengan sertifikat kertas.

Sertifikat yang mewakili emas inilah yang lantas berfungsi sebagai uang, karena semua orang tahu, uang kertas itu didukung oleh, dan setiap saat dapat ditukarkan dengan emas. Lambat laun ternyata dukungan emas itu tidak perlu 100 persen, dan masyarakat tetap menerima uang kertas itu sebagai alat pembayaran yang sah tanpa gejolak. Bahkan, akhirnya, sama sekali tidak ada lagi emas di balik uang kertas ini.

Apa yang dikemukakan oleh Kwik memang benar. Itulah sebabnya kiat untuk mematahkan spekulan mata uang global hanya bisa dilakukan jika ada kepastian. Dan kepastian itu muncul jika didukung rakyat sepenuhnya. Mata uang emas-perak haruslah didukung umat Islam di tanah air, sebagai mayoritas penduduk negeri ini.

Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir ini, kita menyaksikan keruntuhan dolar AS- juga euro di Eropa - sudah semakin nyata terlihat. Upaya-upaya para bankir dengan berbagai cara, bail out, pencetakan uang kertas baru, dan sejenisnya, hanya akan menunda kehancurannya. Mungkin tidak berapa lama lagi. Sementara 'harga' emas dan perak terus merangkak naik, sebagai cermin merosotnya nilai uang kertas
Berapa Dinar emas nanti saat angka ini tercapai? Di bulan maret 2012 ini  saja, ketika emas masih di 'harga' 1675,21 USD/oz, Dinar sudah mencapai Rp 2.200.000an. Pada akhir tahun 2012, tidak mustahil, Dinar emas mendekati Rp 2.5 hingga 2,7 juta/Dinar.

Jadi, inilah saat-saat terbaik baik umat Islam khususnya, ketika emas dan perak telah kembali dicetak berupa koin - Dinar dan Dirham - memiliki kesempatan untuk menguasai kembali harta telah ada di depan mata. Dan, sekali harta itu kembali ke tangan umat, dapat diedarkan, diratakan, melalui berbagai bentuk muamalat: jual-beli, zakat dan sedekah, investasi dalam perdagangan dan produksi, dan sebagainya. Jangalah kesempatan ini disia-siakan.

Untuk rakyat kebanyakan, tentunya koin Dirham akan lebih pas. Sebab, nilai tukarnya terjangkau oleh semua kalangan, juga cukup pas untuk transaksi harian. Meskipun, untuk nilai yang lebih kecil lagi, kita masih memerlukan fulus. Kita doakan semoga rakyat Indonesia segera mendaptakan kemampuannya dalam mencetak dan mengedarkan uang the real money yaitu dinar emas dan dirham perak…

Selasa, 27 Maret 2012

Candaan Tentang Sapi...


By: Muhaimin Iqbal-Gerai Dinar

Ada cara yang unique untuk membandingkan budaya usaha di masing-masing negara yaitu melalui joke. Nampaknya sederhana dan tidak serius, tetapi joke-joke ini ternyata memang sangat efektif dan kita bisa mengambil banyak pelajaran darinya.

Di antara yang paling saya terkesan dan akan saya share dalam tulisan ini adalah paparan dari konsultan business global ketika menggambarkan budaya usaha di 7 negara – termasuk Indonesia.

Dia mulai dengan negara yang katanya paling dominan perannya dalam percaturan ekonomi dunia saat itu, yaitu Amerika. Konsultan ini  memulai ceritanya dengan ringan : “Pengusaha Amerika itu ibarat seorang petani yang memiliki dua ekor sapi, satu dijual ke masayarakat (go public) dan yang satu lagi disuruh berproduksi susu sebanyak mungkin yang setara dengan produksi empat ekor sapi – itulah yang menyebabkan financial bubble dan akhirnya pasti meletus juga”.

Lalu dia bercerita tentang ekstrem lain yaitu Rusia yang menjadi musuh bebuyutan Amerika selama beberapa dekade yang lewat  :“Sama dengan pengusaha Amerika yang memiliki hanya dua ekor sapi, tetapi di Rusia masyarakatnya diberi ilusi bahwa yang mereka miliki bukan dua ekor – mereka di doktrin untuk seolah memiliki 12 ekor sapi, masih tidak cukup – mereka di doktrin lagi seolah memiliki 48 ekor sapi. Kemudian salah satu pemimpin mereka menyadari, bahwa tidak benar mengajak rakyat untuk bermimpi – rakyat harus dikasih tahu bahwa mereka memang hanya memiliki 2 ekor sapi – saat itulah uni soviet bubar, tidak cukup sapi untuk dibagi…”.

Di China lain lagi : “Mereka juga hanya memiliki dua ekor sapi, tetapi dua ekor sapi ini diperah oleh 100 tenaga kerja supaya semua mendapatkan pekerjaannya. Lho tetapi produksinya kan tetap tidak bisa banyak ?, ooh tidak masalah. Susu dari dua ekor sapi ini kan hanyak untuk contoh, yang mereka jual tidak perlu susu asli – apapun asal diberi warna susu dan diberi aroma susu – cukuplah itu untuk disebut susu bagi mereka…”.

Si konsultan lalu melanjutkan tentang Jepang : “ Di Jepang mereka juga hanya memiliki dua ekor sapi, tetapi mereka berusaha mengecilkan sapi ini menjadi separuh dari ukuran sapi pada umumnya – pada saat yang bersamaan sapi-sapi kecil ini harus mampu memproduksi susu dua kali dari sapi pada umumnya. Efisiensi mereka inilah yang mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia !”.

Lalu dia memberi contoh negara maju lainnya, yang konon berhasil dalam bidang engineering: “ Di Jerman, mereka juga hanya punya dua sapi. Tetapi dengan teknologinya mereka berusaha menjaga betul sapi ini sehingga usianya mampu bertahan lama dan sampai tua tetap memghasilkan susu. Susu inipun tetap diperah oleh satu orang si empunya sendiri – sehingga mereka mampu berpenghasilan tinggi dalam tempo yang panjang…”.

Si konsultan belum puas dengan ceritanya, dia memberi contoh lain yang berhasil dalam efisiensi ekonominya – yaitu Singapore : “Singapore juga hanya memiliki dua ekor sapi, satu dititipkan ke Malaysia dan satu lagi dititipkan di Indonesia. Dua negara ini yang repot memeliharanya, tetapi hasil susu dan perdagangan susunya tetap dikuasai Singapore !”.

Sebelum membahas tentang Indonesia, si konsultan minta maaf dahulu ke saya – dia tahu saya orang Indonesia, dan orang Indonesia konon paling mudah tersinggung. Setelah saya memberi hint untuk go ahead dengan joke-nya diapun mulai : “Indonesia juga memiliki dua ekor sapi, tetapi dua ekor sapi ini dikandangkannya dan tidak boleh memakan hijauan yang ada di luar sana. Mengapa ?, karena yang di luar sana sudah dijual untuk memberi makan sapi Singapore tadi.  Sapi-sapi Indonesia sendiri menjadi kurus kering dan tentu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan susu rakyatnya yang sangat banyak. Untuk rakyatnya sendiri Indonesia memilih impor susu dari negara lain !”.

Setelah menyampaikan ini, si konsultan masih takut menyinggung saya, dia memberi kesempatan saya untuk meluruskannya.  Dia bilang, Mr. Iqbal, now your turn to tell us about your country , you may think our story is not accurate…?.

Lalu saya berusaha meluruskannya, kondisi sekarang mungkin memang tidak terlalu jauh dari persepsi yang dibangun oleh masyarakat internasional tersebut. Namun justru karena itulah di Indonesia kini timbul banyak pemikiran utuk kami bisa menggembala dua ekor sapi kami secara leluasa di negeri kami sendiri.

Lebih dari itu, pemikiran ekonomi yang kami bawakan adalah bagaimana kami bisa menyuburkan negeri kami sehingga kemakmurannya bukan hanya cukup untuk negeri kami – tetapi juga untuk negeri lain yang membutuhkannya.

Tidak ada salahnya orang Singapore menitipkan dua ekor sapinya semua di negeri kami, demikian pula dengan sapi-sapi dari negeri lain – kami banyak sumber daya alam dan banyak tenaga kerja yang akan mampu mengelolanya semua.

Untuk semua ini tercapai, hanya dua yang kami butuhkan yaitu rakyat yang tidak menunggu pemimpin untuk berbuat dan pemimpin yang tahu betul harus berbuat apa untuk rakyatnya.

Belajar dari Krismon 1997-1998

By : muhaimin iqbal- gerai dinar

Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis yang sangat berat, awalnya adalah krisis ekonomi, krisis daya beli uang yang kemudian popular dengan sebutan krisis moneter (krismon).  Tetapi kemudian berujung pada krisis politik, berupa krisis kepercayaan yang ditandai dengan berakhirnya rezim orde baru yang telah bercokol 32 tahun di negeri ini. Kini 14 tahun kemudian, apakah kondisi mayoritas rakyat negeri ini lebih baik dari saat itu ?.

Bila dilihat dari sisi ekonomi, khususnya dalam bentuk pendapatan per kapita memang seolah terjadi peningkatan yang luar biasa. Pendapatan per kapita rakyat Indonesia tahun 1998 adalah sekitar US$ 1,200; melonjak tiga kalinya tahun lalu menjadi di kisaran US$ 3,600. Tetapi mengapa rakyat tidak merasa tambah makmur ?, ya karena daya beli uang yang dipakai untuk mengukur kesejahteraan tersebut terus merosot – baik itu Rupiah maupun US$.

Harga emas dunia tahun 1998 di kisaran US$ 300/Ozt, naik lebih dari 5 kalinya menjadi di kisaran US$ 1,600/Ozt tahun lalu. Dinar pada awal tahun 1997 adalah di kisaran Rp 130,000; kemudian melonjak pada saat krismon 1998 menjadi di kisaran Rp 400,000 dan kini juga melonjak lebih dari lima kalinya sejak 1998 – menjadi di kisaran Rp 2,200,000.

Kalau kita gunakan indikator harga emas atau Dinar sebagai cerminan inflasi harga barang-barang – karena Dinar terbukti setara 1 ekor kambing Qurban selama 1,400 tahun lebih, maka dengan mudah kita bisa memahami mengapa mayoritas rakyat tidak mengalami perbaikan kesejahteraan setelah 14 tahun era reformasi. Pendapatan rata-rata mereka naik tiga kalinya, tetapi harga barang-barang naik lima kalinya !.

Ini baru dari satu sudut pandang saja yaitu sudut pandang ekonomi. Bagaimana dengan sudut pandang yang lain seperti politik, sosial, disiplin masyarakat, kepatuhan hukum, keimanan dlsb. apakah lebih baik ?, biarlah para peneliti dan diri kita sendiri yang menjawabnya dengan jujur.

Ada do’a yang indah yang rata-rata dicantumkan di halaman akhir Al-Qur’an yaitu Do’a Khatmil Qu’ran, yang penggalan artinya kurang lebih ada yang berbunyi begini :

Ya Allah…, jadikalnlah kehidupan hamba agar senantiasa lebih baik…Ya Allah jadikanlah umur terbaik hamba di ujungnya, jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya…”.

Tetapi tentu ber-do’a harus diberengi dengan ikhtiar agar kehidupan kita bener-bener bisa senantiasa lebih baik. Bila faktanya selama 14 tahun rata- rata kita tidak lebih baik, bisa jadi karena kita kurang berusaha, kurang berdo’a atau bahkan kurang keduanya.

Masalah yang sama misalnya harga BBM, tetap selalu disikapi sama oleh pemerintah dan oleh rakyat. Pemerintah selalu ber-argumen tidak punya jalan lain kecuali menaikkan BBM, sedangkan rakyat menjerit karena setiap kali kenaikan BBM selalu diikuti oleh lonjakan beban biaya hidup. Bila tidak ada perbaikan dalam hal ini, maka sampai kapanpun akan terus begini, pemerintah tidak memiliki solusi (selain dengan menaikkan harga !) dan rakyat yang harus menanggung beban akibatnya.

Pertanyaannya apakah benar tidak ada solusi itu ?, bukankah Allah selalu menjanjikan jalan keluar bagi orang yang tertakwa (QS 65:2). Apakah kita belum termasuk kelompok orang-orang yang yang dijanjikan jalan keluar tersebut ?. Bisa jadi ini juga masalahnya. Ada prasyarat untuk mencapai derajat takwa ini yaitu Iman, itulah sebabnya penyebutan takwa tidak  mendahului penyebutan Iman. “Barang siapa beriman dan bertakwa…”, bukannya “barang siapa bertakwa dan beriman”.  Yang diwajibkan berpuasa untuk menjadi orang bertakwa-pun hanya orang-orang yang beriman (QS 2 :183), yang tidak atau belum beriman tidak diwajibkan berpuasa !.

Jadi sebenarnya orang tidak bisa hidup secara sekuler, melupakan iman ketika lagi beraktifitas ekonomi, politik, sosial, budaya dlsb. seolah iman hanya ada di masjid-masjid dan mushola-mushola. Bila kita melupakan iman, kita tidak akan  pernah sampai ke derajat takwa karena prasyaratnya tidak terpenuhi. Bila kita tidak sampai derajat takwa, maka tidak berlaku janjiNya di QS 65:2 bahwa pasti ada jalan keluar bagi seluruh permasyalahan hidup kita !.

Agar kehidupan kita selalu lebih baik, kita harus terus belajar memperbaikinya. Belajar juga harus dengan kurikulum yang benar agar sesuai dengan tujuannya, kurikulum inilah yang saya sebut sebagai Kurikulum Kehidupan. Bila kita ingin perbaiki ekonomi, maka tentu kita harus kuasai itu seluk beluk eknomi yang baik. Bila kita ingin perbaiki politik, maka kita juga harus membangun budaya politik yang baik, dlsb.

Tetapi itu semua tidak cukup bila Iman kita tidak bertambah baik dari waktu kewaktu. Maka di antara kurikula kehidupan itu, ada kurikulum wajibnya yaitu kurikulum Iman. Agar kemudian insyaallah kita bisa mencapai derajat takwa, agar kita diberi jalan keluar dari setiap permasalah kehidupan dan agar ketika kita menghadapNya, kita dalam kondisi beramal terbaik kita.

Selasa, 20 Maret 2012

Meluruskan pandangan masyarakat tentang pemahaman Dinar dan Dirham


Banyak yang mengira bahwa Dinar Iraq dan lain sebagainya adalah sama dengan Dinar Islam. Dinar Iraq dan sejenisnya adalah tidak sama dan bukan Dinar Islam. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa, sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram.

Lebih jauh agar kita mengenal Dinar Islam ini lebih dekat, berikut petikan uraian dari buku Muhaimin Iqbal (Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham) yang menjelaskan detil tentang Dinar Islam.
Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM – 2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.

Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.

Standardisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, ”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud).
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.

Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.

Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .

Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat.

Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah.

Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.

Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia.

Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .

Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan oleh Rasulullah SAW– maka hal itu menjadi ketetapan (Taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini.

Di Indonesia di masa ini, Dinar dan Dirham hanya diproduksi oleh Logam Mulia – PT. Aneka Tambang TBK. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan Kadar dan Berat sesuai dengan Standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam.

Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA).

Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya – bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping – maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.

Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia – PT. Aneka Tambang, Tbk. (Muhaimin Iqbal)

Belajar serius..Dinar Emas dan Dirham Perak....Dua Sejoli dalam mata uang...


Dibandingkan dengan Dinar yang sudah dikenal luas lebih dahulu oleh masyarakat, setidaknya tiga masalah tersebut diatas yaitu kepraktisan, risiko dan biaya cetak perlu dipahami juga oleh masyarakat sebelum Dirham ini juga digunakan secara luas sebagaimana Dinar.

Pertama adalah dari sisi kepraktisan ,  specific grafity emas adalah 19,320 kg/m3 sedangkan perak memiliki specific grafity 10,490 kg/m2 ; maka safe deposit box ukuran kecil dengan dimensi 12.5 cm x 12.5 cm x 60 cm akan dapat menyimpan emas (asumsinya tanpa pembungkus apapun) sekitar 181 kg, sedangkan untuk menyimpan perak hanya cukup untuk sekitar 98 kg.

Dengan tingkat harga saat ini Rp 550,000/gram untuk emas dan Rp 11,500/gram untuk perak, maka safe deposit box kecil tersebut cukup untuk menyimpan emas senilai sekitar Rp 76 Milyar, sedangkan untuk perak hanya cukup untuk menyimpan sekitar Rp 930 juta. Artinya dari sisi pengelola seperti Gerai Dinar , untuk mengelola Dirham dengan nilai yang sama dengan Dinar  akan memerlukan ruang penyimpanan yang besarnya kurang lebih 82 kalinya.

Kedua adalah dari sisi risiko fluktuasi nilai, bila selama sepuluh tahun terakhir harga emas tertinggi adalah 5.8 kali harga terendahnya, untuk perak harga tertingginya hampir mencapai 12 kali harga terendahnya. Dari sisi potensi gain memang besar sekali, tetapi ini juga terkait dengan potensi loss bila harga lagi turun.
 
Penurunan terbesar dalam sepuluh tahun terakhir untuk emas misalnya terjadi antara Maret 2008 ke Oktober 2008 yang mencapai 29 %. Pada periode yang kurang lebih sama penurunan harga perak mencapai sekitar 57%. Artinya peluang untuk memperoleh gain dari apresiasi yang tinggi di perak, juga harus disadari adanya peluang loss dari penurunan nilai yang juga tinggi.
 
Ketiga adalah dari sisi biaya cetak, bila biaya cetak Dinar hanya merepresentasikan sekitar 3.5% dari nilai Dinar, untuk Dirham biaya cetak ini bisa mencapai sekitar 48 % dari nilai Dirham.  Artinya  nilai Dirham hanya akan tetap terjaga selama dia dipertukarkan atau diberlakukan sebagai Dirham, bila harus dilebur untuk kegunaan lain misalnya – maka akan ada kehilangan nilai yang cukup besar dari hilangnya biaya cetak tersebut.

Memang sejatinya Dinar dan Dirham adalah alat tukar yang sesungguhnya, ketika keduanya diperlakukan sebagai alat tukar maka tiga permasalahan tersebut tidak terjadi. Tidak akan dibutuhkan tempat penyimpanan yang besar bila Dirham bisa terus berputar memfasilitasi perdagangan di masyarakat, tidak perlu dicemaskan fluktuasi nilainya dalam mata uang kertas karena daya belinya terhadap kebutuhan riil masyarakat jauh lebih stabil ketimbang mata uang kertas manapun, dan tidak juga terlalu perlu dirisaukan biaya cetaknya karena toh biaya cetak ini akan terbawa dalam nilai Dirham itu sendiri secara terus menerus selama dia tidak dilebur untuk kegunaan lain.

Maka dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, insyaAllah supply Dirham khususnya dalam bentuk koin 5 Dirham yang disebut Khamsah (Dirham) akan mulai kami tingkatkan dalam bulan-bulan yang akan datang. InsyaAllah !.
Fluktuasi Perak 10 Tahun Terakhir
Fluktuasi Perak 10 Tahun Terakhir
Fluktuasi Emas 10 Tahun Terakhir
Fluktuasi Emas 10 Tahun Terakhir

10 Kriteria real money..Uang itu dollar?..atau Dinar Emas..Belajar dari inflasi di negeri Afrika

By : Muhaimin Iqbal

Karena pengalaman Zimbabwe tersebut, belum lama ini National Inflation Association (NIA) – Lembaga Swadaya di Amerika yang misi-nya mempersiapkan warganya untuk menghadapi hyperinflasi – merekomendasikan seluruh warga Amerika agar rame-rame belajar mencari emas secara tradisional di sungai-sungai,  bahkan teknisnya diajarkan di artikel ehow !.

Berlebihan kah rekomendasi NIA ini ? menurut mereka sih tidak, karena berdasarkan pemantauan mereka akan tingkah laku penguasa - khususnya the Fed – negeri itu akan menuju kehancuran mata uang Dollarnya. Menurut saya sendiri berlebihan, bukan karena saya percaya Dollar-nya – tetapi banyak benda fisik lain yang dapat berfungsi sebagai uang selain emas. Jadi sama dengan Dollar Zimbabwe, Dollar Amerika juga akhirnya akan kehilangan daya belinya – sekarang-pun sudah - hanya tentu belum seburuk Zimbabwe – tetapi gantinya tidak mutlak harus emas.

Bila situasi seperti di Zimbabwe dua tahun lalu terjadi di Amerika, kemudian berdampak ke negara lain termasuk negeri ini – lantas apa uang yang bisa dipakai dalam situasi hyperinflasi ini ?. Berikut adalah 10 kriteria benda-benda yang bisa menjadi ‘uang’ bagi kita dalam situasi seperti apapun.

1.     Dia harus liquid, bisa dipertukarkan atau diperjual belikan dengan mudah.
2.     Dia harus acceptable, semua orang mau menerimanya dan mengakui nilainya.
3.     Harus divisible, bisa dibagi-bagi dalam unit yang lebih kecil tanpa harus kehilangan nilai (Kalung, gelang, berlian dan perhiasan lainnya tidak bisa dibagi-bagi karena akan kehilangan/berkurang nilainya)
4.     Dia harus addable, bisa dijumlahkan dan menghasilkan nilai yang proporsional dengan penjumlahan tersebut.
5.     Dia harus dapat secara spesifik diukur dalam berat, jumlah, karat, volume dlsb.
6.     Dia harus durable – bertahan dalam waktu lama tanpa kehilangan nilai ( Banyak pencari harta karun di laut-laut dalam berburu emas yang umurnya ratusan atau bahkan ribuan tahun, tetapi tidak ada orang berburu harta karun berupa Dollar !).
7.     Dia harus tidak mudah busuk dan kehilangan harganya – paling tidak selama proses jual beli berlangsung  sampai diambil manfaatnya. Di sini termasuk kurma dan gandum yang disebut dalam hadits jual beli – karena dalam kondisi kering keduanya mampu bertahan lama – beda dengan daging, sayur dan  buah-buahan misalnya.
8.     Dia harus memiliki nilai yang terbentuk oleh mekanisme pasar sempurna, tidak ditentukan oleh penguasa (bila yang menentukan nilainya penguasa – maka dalam kondisi krisis penguasa bisa kembali menghancurkan nilainya seperti yang terjadi di Zimbabwe tersebut diatas)
9.     Dia harus terkendali jumlahnya – bila bisa berlebihan dalam jumlah – maka dia akan otomatis kehilangan nilai.
10.   Dia harus tidak mudah untuk dipalsukan, hingga kini orang tidak mudah (tidak bisa) memalsukan perak, emas, gandum, kurma dan bahkan garam yang semuanya disebut dalam hadits jual beli.

Dengan sepuluh kriteria tersebut, sesungguhnya mudah untuk melihat mana benda-benda yang sesungguhnya adalah uang dan mana yang bukan. Maka ketika kendali uang di dunia ditangan orang –orang seperti Ben Bernanke (the Fed Chairman – US) – yang menyatakan bahwa yang sesungguhnya  uang (emas) adalah bukan uang dan yang bukan uang (Dollar) adalah uang  – bisa dibayangkan dampak yang bisa terjadi di system uang dunia yang kini berlaku – krisis ala Zimbabwe bisa terjadi di mana saja termasuk di Amerika yang mengaku adikuasa sekalipun. Di Youtube ada diskusi menarik tentang uang dan bukan uang ini antara senator Ron Paul dengan Ben Bernanke – untuk menambah wawasan kita.

Dengan sepuluh kriteria tersebut, kita kini punya semacam checklist untuk memverifikasi apakah ‘tabungan’ kita selama ini adalah uang atau bukan uang. Bila dia bukan uang-pun tidak menjadi masalah, asal dia adalah growing asset yang nilainya tumbuh seperti pohon-pohon, kebun dlsb. Yang perlu dihindari adalah jangan sampai tabungan itu tidak berupa uang yang sesungguhnya dan tidak pula berupa asset yang tumbuh – dia tidak akan memakmurkan malah sebaliknya dia menjadi wealth reducing assets - aset yang menurunkan kemakmuran pemiliknya !. Wa Allahu A’lam.

Quiz berhadiah khomsah dirham dan wahid dirham...Mauuuuu??????

By : Muhaimin Iqbal - Gerai Dinar

Sesungguhnya kita hanya memiliki tiga jenis hari saja sepanjang hidup kita yang membentuk diri kita. Pertama adalah hari kemarin, kedua adalah hari ini dan yang ketiga adalah hari esuk. Apa yang kita lakukan terhadap tiga hari ini bukan hanya menentukan menjadi seperti apa kita di dunia ini, tetapi juga menentukan dimana posisi kita di akhirat kelak.

Hari pertama adalah hari kemarin.  Di pikiran umumnya manusia, kemarin adalah sesuatu yang telah lewat, tidak ada yang bisa dilakukan. Kegagalan, musibah, keberhasilan, kesenangan, kesedihan dlsb. semua telah berlalu – tidak ada yang bisa diperbaiki atau diulangi untuk  kembali ke hari kemarin.

Benarkah demikian ?, betul kita tidak bisa kembali ke hari kemarin – tetapi bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan tentang apa yang sudah kita lalui kemarin. Bila kemarin kita banyak melakukan kesalahan, kita bisa bertobat, mohon ampun dan bersabar atas segala yang sudah terjadi tersebut. Bila kemarin banyak kemudahan dan kesuksesan, kita perlu banyak bersyukur.

Bila kemarin upaya kita belum sempurna, hasilnya belum maksimal – kita masih bisa menjadikannya pelajaran yang tidak bisa diajarkan oleh siapapun dan dimanapun, yaitu pelajaran yang kita mengalaminya sendiri. Hari kemarin bisa kita gunakan untuk bekal kita hari ini dan hari esuk.

Hari ini adalah hari untuk berbuat, kita tidak bisa menunggu hari esuk karena hari esuk belum tentu menjadi milik kita. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, kegagalan atau kekurang sempurnaan ikhtiar di hari kemarin bisa terus kita perbaiki dan sempurnakan hari ini.

Hari ini adalah hari yang amat sangat berharga, kita tidak ingin menyesalinya di hari esuk. Oleh karenanya pada hari inilah ikhtiar utama kita secara maksimal bisa kita lakukan, hari inilah yang benar-benar milik kita karena hari kemarin sudah bukan lagi milik kita dan yang hari esuk belum tentu milik kita.

Laksana memiliki barang yang amat sangat berharga yang tidak ada duanya dan tidak mungkin kita peroleh lagi di lain waktu dan di lain tempat – maka harus kita genggam sekuatnya hari ini untuk ikhtiar yang maksimal, tidak ada yang boleh mengalahkan kita atau mengambilnya dari kita hari ini !.

Hari esuk adalah misteri, kita bisa memilikinya di dunia ini – bisa juga tidak. Tetapi ada sesuatu yang sangat berharga untuk kita persiapkan untuk hari esuk ini. Semua ikhiar maksimal kita hari ini adalah untuk hari esuk, cita-cita yang kita canangkan hari ini adalah untuk hari esuk – dan bahkan hidup kita hari ini dan hari kemarin semuanya menjadi bekal untuk hari esuk.

Sebagaimana sebuah misteri, hari esuk juga memiliki sebuah rahasia. Bagi yang tahu rahasianya, dia bisa mengambil manfaat dari yang belum dia lakukan di hari esuk, bahkan juga bisa jadi dia tidak sempat melaksanakan apa yang akan dia lakukan di hari esuk tersebut. Tetapi kok dia bisa mengambil manfaatnya ?. Inilah quiznya itu, apa misteri di hari esuk yang kita bisa memperoleh manfaatnya – meskipun kita belum tentu bisa melakukannya !. Hadiah dari Quiz ini adalah 5 Dirham (1 Khamsa) untuk pemenang pertama, dan masing-masih 1 Dirham untuk sembilan pemenang hiburan.

Pemenang ditentukan berdasarkan detail penjelasan dan bila diperlukan juga dalil yang digunakan untuk mendukung jawaban atau argumennya. Jawaban dikirim via email ke menu contact  situs ini atau ke Iqbal@geraidinar.com This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. paling lambat 31 Maret 2012. Jawaban beserta pemenangnya insyaallah akan diumumkan pada tanggal 1 April 2012. Selamat mencoba !

Selasa, 13 Maret 2012

3 PILIHAN INVESTASI ANDA,,ASURANSI, DEPOSITO ATAU DINAR EMAS....


Banyak alat instrumen investasi yang sering digunakan oleh masyarakat dan termasuk kita untuk berinvestasi. Misalnya: tanah, emas, rumah, asuransi unit-link, deposito, saham, obligasi (syariah dan konvensional), reksadana, dsb. Namun belum banyak yang mengetahui bahwa dinar (koin dinar emas) merupakan salah satu instrumen investasi.
1 dinar didefinisikan sebagai 1 koin emas dengan berat 4,25 gram dan kadar 22 karat.
Dinar menjadi salah satu alat investasi yang patut diperhitungkan, mengingat nilainya yang terus ter-apresiasi terhadap dollar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.  Bisa saja kita menggunakan perpaduan dari keseluruhan instrumen investasi tersebut, jika memang kita memiliki kelebihan dana. Namun jika diperbandingkan, maka investasi dalam dinar merupakan yang paling menguntungkan dan mendapat nilai tambah secara syari’ah.
Misalnya saja perbandingan antara asuransi, deposito, dan dinar, seperti analisis yang dilakukan oleh Muhaimin Iqbal dalam Gerai Dinar. Taruhlah kita investasikan Rp 500.000/ bulan, untuk masing-masing instrumen investasi tersebut, selama 20 tahun. Maka analisisnya sebagai berikut:
Asuransi (unit-link): dengan hasil investasi 12% per tahun, maka setelah 20 tahun kita menaruh uang di asuransi tersebut, uang kita menjadi Rp 162 juta. Pada asuransi ini, uang kita ada yang “disedot” untuk biaya akuisisi, atau biaya administrasi yang lumayan besar dari premi yang kita bayarkan setiap bulannya. Namun, kelebihannya ada nilai proteksi yang diberikan dari asuransi ini.
Hal  ini tepat sekali, karena saya mengalaminya sendiri, uang yang saya bayarkan sebagai premi, akan sesuai dengan nilai akumulasi yang saya bayarkan, yaitu ketika polis tersebut berusia 11 tahun (ini di asuransi terkenal di dunia apalagi di Indonesia, pada unit syari’ahnya).
Deposito: dengan hasil investasi 8% per tahun, maka setelah 20 tahun, uang kita akan menjadi Rp 224 juta. Lebih besar dari asuransi, karena di deposito tidak ada biaya akuisisi seperti di asuransi. Namun, deposito tidak memiliki nilai proteksi.
Dinar: dengan rata-rata apresiasi nilai emas per tahun dari statistik 40 tahun Kitco, yaitu 31% per tahun. Maka setelah 20 tahun, uang kita menjadi Rp 4,1 Milyar. Sangat jauh berbeda dengan dua instrumen sebelumnya. Insya Allah, inilah alat investasi yang terbaik setelah investasi akhirat dan investasi pada sektor riil yang dikelola dengan baik.

Harus Anda Fahami...Ketika Anda Memiliki dan Berencana Memiliki Dinar Emas


Setidaknya ada 5 hal penting yang harus anda ketahui mengenai Dinar Emas, agar anda memiliki pemahaman yang cukup mengenai Dinar Emas yang saat ini sudah mulai marak digunakan oleh banyak kalangan di Indonesia. Kelima hal tersebut adalah …

Pertama, Pahami Dinar Emas sebagai “Daya Ungkit” , BUKAN sebagai “Daya Dobrak”
Sebagian kalangan melihat Dinar Emas sebagai “solusi segala-galanya” . Sedemikian rupa ,seolah-olah, dengan hadir kembalinya Dinar Emas di masyarakat maka persoalan ketimpangan relasi antar manusia (muammalah) dapat terpecahkan. Dengan kata lain Dinar Emas, (dan “sodaranya” Dirham Perak) digunakan sebagai daya dobrak, yang dalam prakteknya seringkali dijalankan dengan terkesan “hantam kromo” tanpa memperhatikan dan mengindahkan norma, aturan, dan gaya hidup yang sudah berkembang selama ini. Sebagian besar diantara kita tentu sepakat akan keunggulan emas yang merupakan kandungan utama yang menyusun setiap keping Dinar, namun perlu diingat bahwa tingkat penerimaan secara sukarela dan penghargaan di sisi masyarakatlah yang menentukan berkembangnya Dinar Emas dalam jangka panjang. Berdasarkan uraian tersebut, hal pertama yang harus dipahami dalam Dinar Emas adalah dengan menempatkannya sebagai “Daya Ungkit” untuk menghantarkan masyarakat pengguna dan pemegang Dinar Emas demi meraih lompatan besar cita-cita kehidupannya dunia dan akhirat. Dengan menempatkan Dinar sebagai “Daya Ungkit” maka kita sebagai pemilik dinar akan terus mengkondisikan diri, terpacu untuk selalu mengembangkan daya kreatifitas, dan inovasi, serta memberikan nilai tambah di seputar kehidupan kita yang selalu terkait dengan Dinar Emas.

Kedua, Pahami bahwa Dinar Emas hanyalah “Alat”, dan Andalah yang “Memperalatnya”
Telah mulai berkembang disebagian orang yang meneguhkan pandangannya terhadap Dinar Emas sebagai solusi atas segala-galanya masalah yang ada di dunia ini. Seolah-olah dunia ini akan suram jika ummat manusia TIDAK menggunakan Dinar Emas dalam kehidupan kemanusiaannya. Separuh dari argumen tersebut benar, sebatas bahwa Dinar Emas adalah alat dengan fungsi dan keunggulan sebagai timbangan yang adil atas aneka transaksi duniawi diantara sesama manusia. Namun demikian, jika pandangan tersebut terus diteguhkan, maka para penganut pandangan ini bisa berpotensi terperosok ke dalam pandangan yang sempit. Pemahaman yang utuh adalah, dengan menekankan Dinar Emas hanya sebatas alat, namun juga bukan segala-galanya. Kitalah yang “memperalat” Dinar Emas agar keberadaan Dinar Emas kembali di masyarakat menjadi rahmat bagi kehidupan manusia yang lebih baik dibandingkan dengan era sebelumnya.

Ketiga, Pahami bahwa Dinar Emas adalah “Konstanta” , BUKAN “Merek Dagang”
Dalam praktiknya dilapangan, kita seringkali menemukan “salah kaprah” yang fatal terkait dengan persepsi terbatas yang membuat Dinar Emas menjadi terkesan menjadi semacam “Merek Dagang” untuk entitas tertentu, dimana ada klaim standar dan tidak standar dari masing-masing entitas. Sebut saja, ada “Dinar Antam”, “Dinar Peruri”, dan lain-lain. Dalam hal ini yang lebih melekat adalah kata “Antam” dan “Peruri” nya. Pemahaman yang benar adalah, Dinar Emas sepenuhnya BUKAN “merek dagang” , melainkan lebih sebagai sebuah konstanta (standar timbangan). Dimana 1 dinar secara kolektif diakui setara dengan timbangan 4.25 gram 22 karat. Pemahaman menyempit yang menjadikan Dinar Emas sebatas dalam pagar “merek dagang” membuat tindakan kita dalam memandang Dinar Emas menjadi kurang objektif.

Keempat, Pahami Dinar Emas sebagai “Obyek Penyimpan Nilai” , BUKAN “Obyek Spekulasi”
Sudah menjadi trend dalam 2 tahun terakhir, menjadikan Emas secara luas, dan Dinar Emas pada khususnya sebagai obyek spekulasi. Berbagai metode dipancarluaskan melalui media online secara massal terkait dengan cara cepat dan jitu untuk mencapai kesejahteraan yang kemilau dengan jalan menggunakan Dinar Emas, maupun Emas sebagai objek pembiayaan, dengan beraneka skema yang tersedia. Karena dasar yang digunakan adalah asumsi bahwa Emas mengalami kenaikan nilai dari waktu ke waktu TANPA jujur mengindahkan adanya elemen ketidakpastian yang terjadi dimasa yang akan datang, maka ajakan yang diusung oleh para pesohor Emas (dan Dinar Emas) mania untuk menjadikan Dinar Emas sebagai objek spekulasi dan pembiayaan kredit seperti yang gencar terjadi dewasa ini lebih cenderung masuk ke dalam kawasan spekulatif, ketimbang objektif.
Tentu sah-sah saja, dan menjadi pilihan tiap orang untuk memperlakukan Dinar Emas yang dimilikinya ke skema optimalisasi apa saja, termasuk ke skema pembiayaan spekulatif sebagaimana yang lazim terjadi dewasa ini. Namun, menjadikan Dinar Emas sebagai Obyek Spekulasi tersebut pada hakikatnya mencederai hal dasar keempat dari Dinar Emas yang semestinya kita pahami secara utuh, yaitu bahwa Dinar Emas merupakan Obyek sekaligus salah satu sarana penyimpan nilai yang telah terbukti ampuh sepanjang kehidupan ummat manusia di muka bumi. Mengabaikan prinsip dasar Dinar emas sebatas Obyek Penyimpan Nilai, menjadi Obyek Spekulatif akan membuat kita kehilangan manfaat terbesar dari Dinar Emas yang ada ditangan kita.
Kelima, Pahami Dinar Emas sebagai “Jalan Tol Bebas Hambatan” Penyebaran Amal Kebajikan secara Massal, BUKAN Menjadikannya “Jalan terbatas” untuk Amal Eksklusif
Terkadang kita menjumpai kenyataan dilapangan dimana Dinar Emas (dan Dirham Perak) digunakan sebagai media yang terkesan eksklusif, yaitu digunakan secara terbatas atas kegiatan penyebaran amal kebajikan ditengah-tengah masyarakat. Sayangnya, akses atas Dinar Emas (dan Dirham Perak) tersebut dipagari oleh batas-batas yang sempit terkait dengan perbedaan teknis sumber produksinya, secara khusus. Dan perbedaan dialektika argumentatif yang semestinya dapat dinetralisir. Di satu sisi dalam jangka pendek, mengoperasikan Dinar Emas di jalan yang terbatas mungkin bermanfaat dalam konteks konsolidasi internal diantara sesama pemegang Dinar Emas , namun secara alamiah, Dinar Emas itu sendiri lebih optimal fungsinya dan dapat leluasa digunakan di “Jalan Tol Bebas Hambatan” , dimana setiap orang dapat terlibat dan aktif dalam bermuamallah dengan standar Dinar Emas, dengan tetap taat asas pada kaidah-kaidah muammalah sesuai dengan kesepakatan yang berlaku.

Dengan mencermati kembali 5 hal penting terkait dengan Dinar Emas di atas mudah-mudahan akan menjadikan kita sebagai pemegang Dinar Emas yang mampu memberikan kemanfaatan secara optimal di masyarakat.

Wallahu a’lam.

Kamis, 08 Maret 2012

7 "I" Untuk Para (Calon) Entrepreneur...



Mengikuti anjuran Rasulullah SAW melalui hadits yang berbunyi : “Kalimat hikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah senjatanya orang mukmin, dimanapun ia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya” (HR. Tirmidzi/Ibnu Majjah), maka kali ini kita mengambil pelajaran dari kiat sukses salah seorang pengusaha keturunan yang terkenal di Indonesia.

Setelah saya selaraskan dengan nilai-nilai Islam, maka kiat sukses ini disajikan dalam 7 "I" berikut :

1. Iqro

2. Intelligence
Intelligence adalah kemampuan untuk mengangkap dan mempelajari fakta kemudian trampil pula mengolahnya. Informasi yang sama berseliweran di depan kita semua, namun sebagian kita bisa menangkap kemudian mengolahnya menjadi suatu usaha – sebagian yang lain tidak menangkap apa –apa, faktor intelligence inilah yang sangat berperan dalam hal ini. Karena berupa ketrampilan atau skills otak, maka intelligence ini bisa diasah atau dilatih. Bila diasah untuk ketrampilan mengolah peluang usaha misalnya, maka pemilik intelligence ini akan memiliki apa yang disebut business acumen yaitu kemampuan untuk secara cepat memahami situasi kemudian cepat pula mengambil keputusan bisnisnya.

3. IntuisiKadang sebuah informasi tidak begitu jelas, antara ada dan tiada. Namun bagi entrepreneur yang berbakat dan berketrampilan, dia sudah bisa mengambil keputusan berdasarkan intuisi-nya.
Intuisi adalah pengetahuan atau kepercayaan tentang sesuatu berdasarkan instink, tanpa harus membuktikan bahwa sesuatu itu ada beneran atau tidak. Intuisi tentang suatu bidang usaha – lagi-lagi bisa diasah dengan pengalaman dan praktek di lapangan.

4. Ilham
5. InisiasiSetelah kita menangkap peluang, mengolahnya dengan cerdas, instuisi kan ini peluang yang baik dan hati kecil kita pun comfortable dengan ide tersebut ,maka ini belum apa-apa dan tidak akan menjadi apa- apa sebelum pekerjaan mengolah peluang tersebut benar-benar di inisiasi atau dimulai.
Inilah yang paling berat, banyak orang pinter dengan berjuta ide ‘man ofideas’ tetapi tidak menjadikan satupun ide-nya diterapkan. Di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi tersedia ratusan ribu atau bahkan jutaan thesis-thesis dari S1 sampai S3, namun hanya sebagian sangat kecil saja dari pemikiran-pemikiran cemerlang tersebut ter-inisiasikan dalam sesuatu yang riil. Tidak ada cara lain untuk melawan ketakutan terhadap sesuatu selain menghadapinya, maka inisiasi inilah cara kita Untuk melawan ketakutan akan gagal dalam mengimplementasikan rencana, dalam membangun usaha dan seterusnya.

6. IstiqomahSetelah kita mulai mengimplementasikan rencana-rencana usaha kita, berbagai masalah akan bermunculan. Peluang itu berkorelasi langsung dengan risiko, artinya disetiap risiko yang kita hadapi – ada peluang bagi kita bila kita berhasil mengatasi risiko tersebut.
Yang diperlukan adalah sikap istiqomah dalam implementasi usaha, yaitu kemampuan kita untuk secara tekun dan terus menerus mengatasi masalah-masalah yang muncul dari rencana yang diimplementasikan dan tidak lari dari masalah atau kesulitan, “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS 94:5-6).
Lebih dari itu bila usaha yang kita implementasikan adalah dalam rangka ketaatan kita kepada Sang Pencipta, misalnya diniatkan untuk menciptakan lapangan kerja yang banyak, diniatkan untuk memberi makan di hari kelaparan, maka insyaallah Allah akan menurunkan malaikatnya membantu kelancaran usaha kita. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (QS 41:30).

7. Insya Allah Sebagai orang beriman, kita yakin betul bahwa segala sesuatu hanya terjadi bila Allah menghendakinya terjadi. Sebaliknya, sekeras apapun kita mengusahakannya bila Allah tid`k menghendaki sesuatu itu terjadi – maka pasti tidak akan terjadi. Maka tidak ada yang bisa kita sombongkan dari segala upaya ini, karena hanya Dia-lah yang menetukan keberhasilan atau kegagalannya, yang kita bisa lakukan adalah sekedar berusaha.Lantas bagaimana kita menyikapi dengan I yang ketujuh ini untuk menunjang keberhasilan kita ?, kiat-nya adalah menyelaraskan usaha kita dengan kehendak Allah; karena yang Dia kehendaki pasti terjadi – maka bila kita bisa menangkap kehendakNya di alam ini, itulah peluang sukses terbesar kita.

From- Pesantren Wirausaha --Jonggol Farm---25-26Feb 2012

Kenape Ane Nyaranin Ente Buat Punya DINAR EMAS????



• Nilai DINAR selalu stabil, dan tak mengenal “inflasi” yang telah teruji, dibanding dengan uang kertas dari Negara manapun baik secara statistic maupun perspektif sejarah (sejak zaman Rosul S.A.W).

• Harga DINAR selalu mengikuti perkembangan harga emas international dan transparan.

• Investasi yang baik dan menguntungkan dibanding dengan dengan instrument lainnya baik dalam Rupiah maupun Dollar termasuk menghilangkan unsur ‘RIBA’ bagi kita ummat Islam yang harus menghindarinya.

• Unit satuannya yang relatif kecil sehingga karakteristiknya menjadi sangat flexible dan liquid terjangkau oleh masyarakat untuk dipakai sebagai alat investasi atau tabungan.

• DINAR yang dipasarkan berupa koin dari emas dengan kadar 91,7 % (22 karat) dan berat 4,25 gram, diproduksi dan bersertifikat dari/oleh PP Logam Mulia, unit bisnis P.T. Aneka Tambang Tbk, dan PERURI.

• Kadar emasnya terpercaya karena diuji dan disertifikasi sesuai ISO Guide 17025 yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan sertifikasi LBMA (London Bullion Market Association).

• Sertifikat keaslian dari P.T. Aneka Tambang Tbk dan PERURI selalu menyertai untuk setiap keping DINAR.

• Dapat di beli dengan cicilan tanpa bunga dan tanpa riba.

Ber-muammalah Dengan Timbangan Yang Adil----Insya Allah Dinar Emas BISA!!!!

 
"Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)

Hadits shahih tersebut diatas sangat bermanfaat untuk membuktikan kestabilan daya beli Dinar sepanjang masa. Memang ‘Urwah berhasil membeli kambing seharga setengah Dinar (satu Dinar mendapatkan 2 ekor kambing), tetapi ini dia peroleh karena saling ridho dalam berdagang – sehingga sampai di do’a kan secara khusus oleh Rasulullah SAW.

Dari sifat-sifat Rasulullah SAW kita tahu bahwa ketika beliau memberi 1 Dinar untuk membeli kambing; berarti uang 1 Dinar tersebut tidaklah berlebihan dan tidaklah kurang untuk 1 ekor kambing. Hal ini juga dibuktikan ketika ‘Urwah menjual kembali salah satu kambing yang dibelinya dengan harga ½ Dinar tersebut – dia juga menjualnya dengan harga 1 Dinar.

Berdasarkna hadits ini dan realita di pasar sekarang, bahwa dengan uang 1 Dinar sekarang kita-pun bisa membeli kambing 1 ekor dimana saja – maka secara ilmiah bisa dibuktikan bahwa Dinar emas adalah uang dengan rata-rata inflasi Nol persen sepanjang sejarah.

Timbangan Yang Adil
 


Sifat Dinar yang inflasi rata-ratanya Nol persen ini menjadikannya alat mumamalah yang adil sepanjang masa seperti yang diungkapkan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya yang legendaries ‘Ihya Ulumuddin : bahwa hanya Emas (Dinar) dan Perak(Dirham)-lah yang bisa jadi hakim yang adil dalam bermuamalah.

Telah meriwayatkan dari Anas RA., ia berkata :” Orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami. Rasulullah SAW lalu menjawab, ‘Allah-lah Penentu harga, Penahan, Pembentang, dan Pemberi rizki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya kedhaliman dalam urusan darah dan harta’”.
Wallahu Alam
Muhaimin Iqbal --Gerai Dinar
 
 

Senin, 05 Maret 2012

Perkiraan Harga Dinar Emas Tahun 2012....Insya Allah Bermanfaat sebagai Proteksi Finansial Kita..


Pertanyaan dasar yang sering kali ditanyakan adalah berapa besar pertumbuhan Dinar Emas dalam setahun? Apakah bisa menjadi alternatif investasi kita ?

Di Awal perdagangan Dinar Emas tahun 2011, dibuka di harga Rp 1,777,752, harga yang lumayan rendah bila dibandingkan dengan harga penutupan tahun sebesar Rp 2,164,142. Namun memasuki Quarter kedua perdangangan Dinar emas mengalami flutuasi harga yang sangat Signifikan sekali. Pada bulan September 2011 mencapai titik puncak tertinggi harga di tanggal 22 September 2011 sebesar Rp 2,410,434

Bila dibandingkan perfomance Dinar Emas antara tahun 2010 dan 2011 mengalami penurun sebesar 1,87 %. Pada tahun 2011 Dinar Emas mengalami kenaikan sebesar 22,84 %. Walaupun turun dibandingkan dengan tahun 2010, namun hasil ini tetap di atas Inflasi yang terjadi di negara ini. Artinya peluang investasi di sektor ini masih sangat bagus sekali.

Pertanyaan Bagaimana Perfomance Dinar Emas di tahun 2012?

Melihat situasi di Amerka dan krisis yang melanda eropa, menyebabkan situasi yang tidak menentu. Akan banyak investor yang melirik ke Dinar Emas atau LM, Situasi ini bisa menjadi peluang ataupun bumerang tergantung kita dalam mensikapinya

Bila akan memasuki investasi dalam bentuk dinar emas, hal pertama yang harus dipunyai adalah tujuan dari investasi itu sendiri, seperti untuk pendidikan anak, ibadah haji, dll. Selain itu jangka waktu yang minimal setahun untuk disimpan dalam bentuk Dinar emas ini. Masuk dalam investasi ini dengan menggunakan uang idle bukan uang konsumtif.

Selamat berinvestasi..Have A Gold Day!!!...Wassalam...

Kamis, 01 Maret 2012

Patokan harga dinar emas itu apa sih????

 

Menghitung harga satuan dinar emas

Bingung bagaimana harga satu koin dinar emas ditetapkan? Apakah mengacu dengan harga emas internasional? Jika iya, patokan harga emas internasional adalah 24 karat. Sementara, dinar emas 22 karat. Bagaimana perhitungannya?

Begini ceritanya....

Karat itu menunjukkan persentase kandungan emas saja. Sehingga, 24 karat setara dengan 99,99% 22 karat atau setara dengan 22/24 x 99,99% atau 91,7 %. Hal ini juga berlaku pada penentuan harga dinar. Dengan kata lain, harga emas 22 karat adalah 22/24 kali harga emas 24 karat. Ini semua di luar ongkos cetak.

Dengan demikian, penentuan harga dinar emas juga mengikuti pergerakan harga emas internasional.

Selamat ber-dinar-ria..Have a Gold Day

TIPS UNTUK BER-DINAR-RIA..Have a Gold Day

Bagi pemula atau orang yang masih awam mengenai emas ataupun dinar emas, berinvestasi emas bukan berarti tanpa resiko. Berikut tips yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi emas.
1.    Menentukan Tujuan Investasi
Hal yang paling mendasar sebelum memutuskan untuk membeli dinar emas adalah menentukan tujuan investasi /menabung emas, misalnya untuk Dana Pendidikan, Dana Pensiun, Biaya Pernikahan, Dana Darurat, Naik Haji atau Umroh dan sebagainya

2.    Menentukan strategi pencapaian tujuan yaitu menentukan jumlah emas yang harus dikumpulkan untuk mencapai tujuan di masa mendatang.

Dengan menentukan tujuan pastinya bisa dihitung berapa dana yang dibutuhkan dan berapa lama waktu yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Contoh: ingin menabung emas untuk biaya Umroh pada 2 tahun mendatang, maka sebagai asumsi pada tahun 2012 biaya Umroh sebesar 7 Dinar maka dengan mengumpulkan 7 Dinar selama kurun waktu 2 tahun (2011-2013), InsyaAllah nilai 7 Dinar tersebut sudah bisa mencukupi untuk biaya Umroh th. 2013 nanti


3.    Merencanakan dan menetukan seberapa besar dinar emas yang harus dibeli secara rutin dan rutinitas waktu membeli. Dalam hal ini diperlukan kedisiplinan untuk membeli pada saat waktu yang sudah ditentukan. Seringkali seseorang menunda untuk membeli dinar emas sehingga pada saat jatuh tempo dana dibutuhkan, nilai tabungan belum mencukupi (tidak sesuai perencanaan).

4.    Memilih tempat penyimpanan dinar emas yang aman.

5.    Berhati-hatilah dalam membeli emas. Pastikan Anda membeli emas baik Dinar atau Logam Mulia pada supplier/agen penjual yang amanah. Sebagai upaya antisipasi baca terlebih dahulu profile penjual, lokasi penjual, prosedur pembelian, prosedur penyerahan barang.

Jangan mudah tertarik dengan penawaran investasi emas dengan iming-iming return yang sangat tinggi dan cash back atau dalam bentuk sistem bisnis MLM emas batangan. Karena dikuatirkan Anda hanya akan menerima secarik kertas tanpa arti/nilai.
Kewaspadaan dan kehati-hatian memang sangat diperlukan dalam membeli emas tetapi bukan berarti menjadi sebab Anda menunda bahkan terlambat untuk memulai karena waktu terus akan terus berjalan.


Semoga tips di atas bermaanfaat untuk Anda dan selamat berinvestasi cerdas dengan dinar emas :)…Have A Gold Day!!!!