Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Owner Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat. Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Senin, 30 April 2012

Rencana Allah SWT atas Penciptaan Emas dan Perak sebagai hakim yang adil

 

Ulama besar Imam Ghazali (1058 M-1111 M) dalam bukunya yang legendaris Ihya Ulumuddin mengungkapkan bahwa Allah menciptakan Emas dan Perak agar keduanya menjadi `Hakim` yang adil dalam memberikan nilai atau harga, dengan Emas dan Perak pula manusia bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya.

Yang dimaksud oleh Imam Ghazali dengan Emas dan Perak dalam bukunya tersebut adalah Dinar yaitu uang yang dibuat dari emas 22 karat dengan berat 4.25 gram, dan Dirham yaitu uang yang dibuat dari perak murni seberat 2.975 gram. Standar berat mata uang Dinar dan Dirham ini ditentukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab sekitar 400 tahun sebelum Imam Ghazali menulis buku tersebut.

Dalam bentuk dan beratnya yang belum standar, Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan - maka hal itu menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini. Di lain pihak apa-apa yang ada sebelum Islam, kemudian dilarang oleh Islam melalui Al Qur`an, atau Al Hadits maka hal tersebut tidak boleh diiikuti oleh Umat Islam. Contoh yang terakhir ini adalah berjudi, berzina, minuman keras, riba dlsb. Di Al Qur`an ketika Allah menceritakan tentang pemuda Ashabul Kahfi, juga menyebut mata uang yang dipakai oleh pemuda tersebut adalah mata uang perak (QS 18:19) - yang dikenal kemudian sebagai Dirham - yang menurut para ilmuwan terjadi sekitar pertengahan abad ke 3 masehi atau kurang lebih 4 abad sebelum Islam.

Pertanyaannya adalah apakah Dinar dan Dirham yang dipakai sejak pra-Islam, kemudian terus dipakai dimasa Rasulullah S.A.W, distandarisasi di jaman Umar Bin Khattab dan kemudian dipakai oleh seluruh umat Islam sampai runtuhnya kekhalifahan Osmaniah di Turki tahun 1924, dapat pula kita pakai dalam kehidupan sehari-hari umat Islam di jaman modern sekarang ini ?. Jawabannya adalah pasti dapat !, kaidahnya adalah sebagai agama akhir zaman - tidak ada satu ajaran Islam-pun - yang out of date. Tinggal tantangannya ada pada diri kita sendiri yang hidup di zaman ini untuk dapat mengimplementasikan solusi yang mengikuti ajaran Islam ini dengan menyeluruh atau kaffah - dan kita kembalikan kepada inti ajaran Al Qur`an dan al Hadits untuk segala permasalahan yang kita hadapi.

Bukti Stabilitas Nilai Dinar dan Dirham

Beberapa bukti sejarah yang sangat bisa diandalkan karena diungkapkan dalam al-Qur’an dan Hadits dapat kita pakai untuk menguatkan teori bahwa harga emas (Dinar) dan perak (Dirham) yang relatif tetap sedangkan mata uang lain yang tidak memiliki nilai intrinsik terus mengalami penurunan.

(Al-Kahf 019) 
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.

Di surat Al Kahfie ayat 19 tersebut diatas diungkapkan bahwa mereka meminta salah satu rekannya untuk membeli makanan di kota dengan uang peraknya. Tidak dijelaskan jumlahnya, tetapi yang jelas uang perak. Kalau kita asumsikan para pemuda tersebut membawa 2-3 keping uang perak saja, maka ini konversinya ke nilai rupiah akan berkisar Rp 200,000. Dengan uang perak yang sama sekarang (1 Dirham sekarang sekitar Rp 70,000 – apabila tidak dikenakan biaya pencetakan yang berlebihan) kita dapat membeli makanan untuk beberapa orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad, daya beli uang perak relatif sama. Coba bandingkan dengan Rupiah, tahun 70-an akhir sebagai anak kos saya bisa makan satu bulan dengan uang Rp 10,000,-. Apakah sekarang ada anak kos yang bisa makan satu bulan dengan uang hanya Rp 10,000 ? jawabannya tentu tidak. Jadi hanya dalam tempo kurang dari 30 tahun saja uang kertas kita sudah amat sangat jauh perbedaan nilai atau kemampuan daya belinya.

Mengenai daya beli uang emas Dinar dapat kita lihat dari Hadits berikut :

”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)

Dari hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, S.A.W adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah S.A.W. adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar, ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut didoakan secara khusus oleh Rasulullah, S.A.W. Diriwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai 2 Dinar, hal ini mungkin-mungkin saja karena di pasar kambing manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang dan besar. Nah kalau kita anggap harga kambing yang sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar dan yang besar dua Dinar pada zaman Rasulullah S.A.W maka sekarangpun dengan 1/2 sampai 2 Dinar (1 dinar sekarang sekitar Rp 2.200,000) kita bisa membeli kambing dimanapun di seluruh dunia – artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap. Coba bandingkan dengan Rupiah kita. Pada waktu saya SD bapak saya membelikan saya kambing untuk digembala sepulang sekolah, harga kambing saat itu berkisar Rp 50,000. Nah sekarang setelah 25 tahun apakah kita bisa membeli kambing yang terkecil-pun dengan Rp 50,000 ? tentu tidak. 

Wallahu Alam Bisshawab..Have A Gold Day

Be a bee




Di dalam Al-Qur’an, ada tiga surah yang dinamakan dengan nama binatang atau serangga kecil yang sangat akrab dengan kehidupan kita. Tidak ada kita yang tidak tahu dengan semut, laba-laba dan lebah. Namun mungkin kita jarang memperhatikan perilaku dari ketiga serangga kecil ini padahal nama mereka disebut dalam Al-Qur’an.

Semut, serangga kecil penggemar gula ini sangat banyak kita temukan disekitar kita. Sering sekali kita lihat suatu koloni mereka yang beriring-iring sambil mengangkut sesuatu bisa jadi itu makanan atau mungkin bahan bangunan untuk sarangnya. Sepertinya semut adalah pekerja keras yang tidak pernah berhenti bekerja dan tak kenal lelah mengumpulkan makanan dan menumpuknya. Bahkan sampai-sampai mereka juga mengangkat sesuatu yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri baik dilakukan secara inividual atau beramai-ramai. Mereka cenderung mengumpulkan makanan dan menumpuknya hingga mungkin cukup untuk bertahun-tahun yang berlipat lebih lama dari siklus hidup mereka sendiri. Sungguh terlihat bahwa dibalik kerja keras mereka itu terdapat ketamakan yang sedemikian besarnya.

Lain halnya dengan laba-laba, serangga kecil ini sangat jauh berbeda dengan semut, tidak banyak bergerak namun binatang kecil ini sangat menyeramkan. Sarangnya yang rapuh dan lemah namun bisa menjadi tempat yang menyeramkan bagi serangga lainnya. Apapun yang terperangkap didalamnya langsung disergap oleh pemilik sarang tersebut tanpa kenal ampun. Yang mungkin diluar dugaan kita adalah sang laba-laba betina yang selalu memangsa jantannya sendiri selepas berhubungan. Bahkan telur yang menetaspun saling berdesak-desakan hingga dapat saling memusnahkan antar sesamanya. Jika dipikir memang sangat sadis.

Lantas bagaimana dengan Lebah? Lebah serangga yang biasa kita lihat ini selalu membuat rumah yang kokoh ditempat yang tinggi sehingga tidak mengganggu manusia. Disamping pekerja keras dan disiplin sesuai dengan tugasnya masing-masing, lebah juga mengumpulkan makanan dari tempat yang baik-baik dan bagus seperti bunga dan buah dan yang di ambilpun yang terbaik dari bunga dan buah tersebut yaitu sarinya. Dan makanan itupun diolah oleh lebah dijadikan bahan yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. 

Demikian Allah swt menjadikan mereka: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS 16: 68-69).

Sangatlah berbeda sikap hidup ketiga serangga kecil diatas yang mungkin kita sering mengibaratkan sikap hidup manusia dengan ketiga sikap serangga kecil ini. Manusia yang berbudaya semut senang menumpuk sesuatu yang tidak dinikmatinya. Ilmu yang dituntut tidak untuk disebarkan tapi untuk kepuasan diri sendiri sehingga tidak bermanfaat. Lain halnya manusia berbudaya laba-laba yang tidak mau tau apa yang ia makan yang penting apa yang dedepannya dimakan semua. Bahkan mereka berpikir siapa hari ini yang akan menjadi mangsanya. 

Sebaliknya, manusia berbudaya lebahlah yang sangat dianjurkan seperti yang disampaikan Rasululah SAW: “Seorang mukmin itu bagai seekor lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang membawa manfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkan.” (HR Tirmidzi).

Wallahu’alam

Kamis, 26 April 2012

Membeli masa depan pada saat sekarang.....


By : Endi Kurniawan

Kalimat ini sering terdengar sekarang. Bersliweran. Saya suka kalimat ini karena singkat, mengena dan menceritakan banyak hal. Sejujurnya saya tak tahu siapa yang mempopulerkan. Bagaimana memahaminya dengan mudah? Begini : harga-harga secara ‘alamiah’ naik dari waktu ke waktu. Penyebabnya tentu inflasi. Di masa datang, kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama saat ini, bahkan dengan uang yang rencananya kita tabung dan (kita harapkan) berkembang.

Sulit membayangkan apa yang terjadi dengan daya beli harta kita 15 dan 20 tahun mendatang. Kita menyimpan dan menyelamatkan harta dengan cara terlalu biasa untuk bisa mengejar kenaikan harga di masa datang.

Seberapa mengerti kita akan hitungan kenaikan biaya hidup per bulan ketika memasuki masa pensiun nanti? Bahkan, seberapa peduli? Para karyawan menyisihkan 3% s.d 15% dari gajinya per bulan untuk persiapan memasuki masa purna bhakti tanpa bisa membayangkan apakah dana pensiunnya mampu menopang hidupnya per bulan nanti. Harga-harga ketika itu melambung tinggi, sementara badan makin renta dan tak seproduktif saat muda. Beranikah kita membayangkan bahwa biaya hidup Rp 2 juta per orang saat ini dalam sebulan, dalam 20 tahun lagi menjadi +/- sekitar Rp 13 juta per bulan? Itu biaya hidup satu orang dalam keluarga.

Penyedia pengelolaan dana pensiun datang menjelaskan dengan angka-angka besar sebagai janji return. Kita terperangah karena saking besarnya, tanpa mau mengkaji bahwa angka tersebut menjadi begitu tak berarti nanti. Sebagaimana, yang sering saya contohkan dalam seminar, 10 tahun lalu kita menilai besar angka Rp 250 utk satu permen ketika dulu harga sebutir permen adalah Rp 25. Sekarang, kita sudah biasa keluarkan Rp 1.000 dan mendapatkan 4 butir. Artinya harga permen naik 10 kali lipat dalam 10 tahun. Ini mungkin bukan masalah asal pendapatan kita, misalkan gaji, ‘disesuaikan’ tiap tahun. Tapi jadi masalah untuk tabungan kita, yang sudah kita serahkan ke lembaga keuangan dan dijanjikan berkembang, padahal memberikan hasil yang memiskinkan.

Dua belas tahun lalu seorang karyawan dipotong gaji Rp 250.000 untuk dikelola dana pensiun. Saat ini angka simpanannya menjadi Rp 57.000.000 atau ‘berkembang’ sebesar 4,9% setiap tahunnya. Lihat angka inflasi rata-rata 5-10% per tahun, sebetulnya dana itu jelas ‘tak mampu membeli’ kebutuhan masa depan si karyawan. Tabungan dana pensiun tak mampu memproteksi simpanannya karena tumbuh lebih kecil daripada naiknya harga-harga. Itu belum ditambah 20 tahun lagi kedepan ketika karyawan benar-benar pensiun.

Membeli masa depan dengan harga sekarang adalah menabung dengan angka hitung/ nominal saat ini dan membiarkan tabungan itu ‘bekerja’ untuk membeli kebutuhan kita di masa datang. Kita menabung untuk pendidikan anak masuk kuliah 10 tahun lagi, ketika dibutuhkan nanti, tabungan kita cukup ‘membelinya’, bahkan lebih.

Membeli masa depan dengan harga saat ini adalah menabung 10 Dinar emas (42,5 emas batangan) setahun lalu untuk berangkat umroh tahun ini, dan mendapati bahwa biaya umroh ternyata cukup dibayar dengan 8 Dinar emas saja.

Membeli masa depan dengan harga sekarang adalah menabung emas mulai 12 tahun lalu dengan angka tetap Rp 250.000 per bulan untuk persiapan dana pensiun dan mendapati nilai simpanan mencapai Rp 80,4 juta saat ini. Atau naik 124% dalam 12 tahun atau sama dengan naik 10,3% per tahun.

Membeli masa depan dengan harga sekarang adalah menabung di harta hakiki, yaitu emas dan perak, yang kenaikannya menumbangkan kenaikan harga-harga yang lain. Hingga ketika diperlukan nanti, tabungan hakiki itu akan selalu mencukupi.

Insya Allah...Have A gold day...

Pelajari trik Pedagang Emas.....Wajib Anda Tahu!!!!1


By : Endy Kurniawan

Kali ini kita akan bahas tentang cara menghadapi pedagang emas, yang biasa gunakan banyak trik dengan memanfaatkan kekurangtahuan konsumen emas, terutama konsumen/ investor baru ketika transaksi jual – beli terjadi. Kalau artikel sebelumnya membahas lebih banyak tentang pengetahuan seputar harga, acuan dan koridor pergerakannya, sekarang tentang istilah di seputar fisik emasnya.

Ada ungkapan membeli emas hanya perlu 5 menit, tapi ketika menjual perlu 50 menit. Ini terjadi biasaya karena penjual-pembeli tak segera bertemu kata sepakat soal harga. Sebabnya banyak. Salah satunya adalah penjual-pembeli punya ekspektasi harga tertentu.

Sebagai awalan, berikut ini biasanya dialog yang terjadi antara konsumen dengan pedagang, Tetap tenang, lalu ‘tangkis’ dengan santai dan lugas. Di bagian akhirnya, baru kita bahas lebih dalam ‘ilmu’ dan esensinya.

1. Pedagang: “Ini emas muda. Warnanya redup.” – Jangan percaya.
Alasan : tua-mudany emas tak ditentukan warna. Warna emas ditentukan oleh kadar campuran logam lain selain emas. Misalnya emas dan tembaga akan member efek agak kekuningan.

2. Pedagang: “Ini emas Jawa, lebih murah jatuhnya.” – Jangan percaya.
Alasan : yang menentukan harga bukan asal emasnya. Emas Jawa, emas Lampung, emas Palembang, emas Arab itu istilah setempat dan tak scientific. Yang menentukan adalah berat & karat. Emas Jawa biasanya sebutan untuk emas dibawah 21 karat (biasanya 18K). Kalo emas kita setelah dicek berkarat diatas 18, berarti ia adalah ‘emas tua” dan tak ada alasan dinilai rendah.

3. Pedagang: “Emasnya susut, sudah lama nih belinya.” – Jangan percaya.
Alasan : kecuali dipakai di badan sehari-hari seperti perhiasan, emas adalah logam yang tak susut. Itu trik untuk menurunkan harga. Emas batangan dan Dinar yang disimpan di lemari besi kemudian dijual lagi tak akan susut. Untuk membuktikan, lakukan penimbangan.

4. Pedagang: “Ini emas keluaran lama, potong harga ya.” – Jangan mau.
Alasan : kecuali perhiasan yang memang ada model yang tak lagi up to date, emas batangan dan koin/ dinar tidak terkendala model. Potongan harga hanya bisa dikenakan untuk perhiasan karena mungkin perhiasan harus dilebur untuk kemudian dibentuk lagi sesuai trend masa kini.

5. Pedagang: “Ini sertifikatnya palsu ya” – Jangan langsung percaya.
Alasan : sertifikat tak gampang dipalsukan. Jauh lebih sulit memalsukan sertifikat emas Logam Mulia daripada memalsukan uang kertas. Ada empat tanda di dalamnya (bisa dilihat dengan terawang dan dengan UV light) yang jika kita teliti, tak akan tergantikan. Juga tanda tangan assayer dan nomor seri untuk emas batangan. Terlebih jika belanja di toko emas tempat kita menjual, maka sertifikat yang dibilang tak asli bisa diperdebatkan, karena berarti toko tersebutlah yang telah menjualnya dulu.

6. Pedagang: “Ini emas digosok dulu ya, mau lihat asli-tidaknya.” – Jangan kasih.
Alasan : emas kita jadi berkurang karena digosok ke benda kasar itu. Serbuk hasil gosokannya kemudian biasanya dikumpulkan dan dimanfaatkan. Saat ini dengan cara modern, emas hanya perlu dicek keaslian dan kandungan dengan berbagai alat, ada yang mirip avometer saja, X-Ray fluorescence, atau dengan paduan gelas ukur & timbangan digital. Praktis dan sederhana. Biasanya pegadaian & toko emas yang serius memiliki peralatan ini.

7. Pedagang: “Ini dinar emas diskonnya gede, bukan produksi Antam.” – Jangan percaya.
Alasan : lihat sertifikatnya, kalau sertifikat Logam Mulia tersedia, ya itu berarti produksi Antam

Sebagai penutup, di saat toko emas mempermasalahkan keaslian, kadar (karat) dan berat (gram) emas Anda, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Cek sertifikat
Sertifikat dan kuitansi itu bukti absahnya emas kita. Apalagi jika dibeli dan dijual di toko yang sama, tak beralasan toko emas potong harga.
2. Cek fisik
Minta ditimbang, cek karatnya, baru fair. Jika ada kekhawatiran kebenaran alat tes karat dan timbangan, cari langkah lain. Bawa ke pegadaian dan minta mereka keluarkan surat keterangan kadar dan beratnya. Dengan Rp 25.000 atau gratis jika kenal baik dengan petugas gadai, uji emas bisa dilakukan.
Sering saya ulang, emas bukan hanya soal ‘murah saat beli’ tapi juga ‘mudah dan bagus harga saat jual’. Salah satu kuncinya sertifikat. Toko emas yang modern sudah meninggalkan cara ‘menggosok’ emas karena merugikan konsumen. Toko emas khusus perhiasan yang branded, biasanya menyertakan sertifikat dari pabrik. Ini juga sama berharganya dengan sertifikat lain.
Bagaimana dengan kuitansi? Kuitansi hanya bukti sah terjadinya transaksi. Ketika menjual, kuitansi diperlukan untuk menunjukkan dimana kita membeli emas. Jual dan beli di toko yang sama (yang tercantum di kuitansi) bisa jadi alasan tak terlalu banyak potongan ketika menjual kembali.

Semoga bermanfaat...Have a Gold Day

Senin, 23 April 2012

Seberapa banyak keping dinar emas yang seharusnya anda miliki?...


By : Muhaimin Iqbal - Gerai Dinar
Sebelum membahas detil kebutuhan finansial bagi pribadi dan keluarga kita, terlebih dahulu perlu dipahami adanya dua jenis kebutuhan finansial yaitu kebutuhan yang dapat diprediksi dan kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi.
Kebutuhan finansial yang bisa diprediksi membutuhkan pengumpulan sejumlah dana dalam periode tertentu sehingga pada saat dibutuhkan dana tersebut tersedia. Contoh kategori ini adalah dana pergi haji, dana pendidikan anak, dana untuk pembelian rumah dan lain sejenisnya.
Kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi bisa timbul kapan saja atau tidak timbul sama sekali. Dari kategori ini ada kebutuhan finansial yang bisa timbul kapan saja dan pasti terjadi, hanya waktunya yang tidak diketahui seperti kebutuhan biaya-biaya yang terkait dengan kematian anggota keluarga atau konsekwensi dari kematian anggota tersebut. Ada pula kebutuhan finansial yang bisa terjadi kapan saja tetapi mungkin juga tidak terjadi sama sekali seperti biaya-biaya yang terkait dengan risiko kesehatan, bencana alam, kecelakaan dan sejenisnya. Jenis kebutuhan finansial yang kedua ini yang pada umumnya diatasi melalui tolong menolong atau bentuk modernnya dikelola oleh Takaful atau asuransi syariah.
Selain dapat tidaknya suatu kebutuhan finansial diprediksi, kebutuhan ini juga dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan kebutuhan tunai dan kebutuhan pendapatan sebagai berikut :
KEBUTUHAN TUNAI
Dana Pendidikan
Dana Darurat
Dana Pelunasan Hutang
Dana Penyelesaian Warisan
KEBUTUHAN PENDAPATAN
Kebutuhan Esensial Makanan
Pakaian
Perumahan
Perawatan Rumah
Transportasi
Bahan Bakar
Perawatan Kesehatan
……
Kebutuhan Tidak Esensial Perayaan Ulang Tahun
Liburan
Peralatan Olah Raga
Baju Pesta
Kwalitas Makanan
Sekarang kita coba menghitung kebutuhan Dinar untuk kelompok pertama yaitu Kebutuhan Tunai.
Untuk mudahnya dipahami, saya menggunakan contoh keluarga imaginer – katakanlah keluarga Abdullah dengan profil sebagai berikut :
Di Keluarga Abdullah, saat ini hanya Pak Abdullah yang bekerja. Usia Pak. Abdullah saat ini adalah 44 tahun dan merencanakan ‘pensiun’ dari pekerjaan sekarang dalam 11 tahun kedepan atau pada usia 55 tahun. Pak Abdullah memiliki tiga orang putra yang saat ini masing-masing berusia 18 tahun, 14 tahun dan 8 tahun. Pak Abdullah ingin anaknya semua dapat menyelesaikan perguruan tingi. Selain dari pada itu beliau juga ingin keluarganya tetap mandiri dan tidak menjadi beban orang lain sampai akhir usia Bapak dan Ibu Abdullah yang berdasarkan statistik harapan hidup rata-rata di Indonesia bisa mencapai 70 tahun. Sebagai muslim yang taat, sementara mengusahakan kehidupan di dunia yang mandiri, keluarga Abdullah tidak ingin kehilangan kesempatan beramal semaksimal mungkin. Oleh karenanya keluarga Abdullah ingin terus meningkatkan Sedeqah-nya sehingga mencapai 1/3 dari penghasilannya sampai akhir hayatnya. Karena didorong oleh keinginanya untuk meng-akhiri usianya dengan usia dan amal terbaik, maka beberapa tahun terakhir keluarga Abdullah telah merintis usaha untuk skala rumah tangga. Pak Abdullah juga merencanakan pergi haji berdua dengan istri dua tahun dari sekarang.
Untuk menyederhanakan pendekatan kebutuhan Dinar keluarga Abdullah, langkah pertama yang dibutuhkan untuk perencanaan finansial adalah dibuatnya kerangka waktu atau time frame.
Perencanaan finansial akan selalu perlu time frame agar bisa tahu kapan dana tunai dan dana pendapatan dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas, maka secara garis besar kerangka waktu perencanaan finansial keluarga Abdullah dapat digambarkan dalam illustrasi berikut:
Dari ilustrasi tersebut kita sudah bisa memetakan beberapa kebutuhan tunai dan kapan dibutuhkan.
Karena Dinar tidak terpengaruh oleh inflasi, maka hal ini memudahkan kita dalam membuat rencana jangka panjang.
Misalnya kita tahu bahwa saat ini masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia perlu sekitar Rp 50 juta – maka anggaran 50 Dinar- pastilah cukup. kalau 50 Dinar cukup untuk masuk perguruan tinggi sekarang, insyaallah pada saat anak ke 2 Pak Abdullah yang akan masuk perguruan tinggi dua tahun lagi juga akan cukup dianggarkan 50 Dinar. Demikian pula anaknya yang ketiga yang akan masuk perguruan tinggi 9 tahun yang akan datang.
Biaya pergi haji juga demikian. Untuk tahun ini biaya ONH biasa termasuk uang saku 30 Dinar cukup – maka dua tahun lagi dengan jumlah Dinar yang sama insyaallah juga akan cukup. Untuk pergi haji berdua Pak Abdullah hanya akan membutuhkan dana 60 Dinar.
Apabila Pak Abdullah juga membutuhkan dana darurat untuk jaga-jaga biaya sakit dlsb. misalnya 50 Dinar, maka kebutuhan tunai Pak Abdullah yang perlu direncanakan pengadaannya adalah 50+2×30+50+50 atau 210 Dinar, 160 Dinar dibutuhkan dalam jangka pendek (2 tahun) dan sisanya masih 9 tahun lagi.
Sumber: Geraidinar.com

Kamis, 19 April 2012

Manipulasi Uang Kertas

 
By: Endy Kurniawan ( Think Dinar )
Rasulullah SAW bersabda :
“Akan datang masanya ketika tidak ada yang tertinggal yang bisa dimanfaatkan kecuali dinar & dirham” (HR Ahmad)
Sebelum krisis moneter terjadi harga telur ayam di Jakarta adalah Rp 2.000/kg namun beberapa bulan setelah rupiah terhadap dollar merosot seperempatnya (dari Rp 2.000 menjadi Rp 9.000 per USD), harga telur menjadi Rp 7.500/kg dan pada awal 2005, harga telur Rp 8.000/kg maka selama kurun 8 tahun, nilai rupiah telah turun sebesar 75%.
Jadi jika kita memiliki Rp 100.000 pada th 1997 kita bisa membeli 50 kg telur, pada tahun 2005 uang yang sama hanya bisa untuk membeli 12,5 kg telur saja
Apa yang sebenarnya terjadi terhadap uang kertas yang kita miliki ?…
Untuk menjawab hal tersebut dibawah ini saya jelaskan sedikit hal yang terkait dengan sejarah uang kertas :
  • Uang kertas dimulai penggunaannya baru saja, seiring tumbangnya kekhalifahan Turki Ustmani pada tahun 1924.
  • Pada awalnya, uang kertas digunakan sebagai SURAT JANJI TUKAR yang mewakili UANG EMAS dan PERAK
  • Dengan MUSLIHAT BARAT/KAUM LIBERAL/KAPITALIS, uang kertas berubah menjadi SURAT JANJI KOSONG yang TIDAK BERNILAI, yakni berdasar Instruksi Presiden Nixon 15 Agustus 1971 à Semenjak itu, keuangan dunia sepenuhnya berbasis pada bunga atau riba yang diharamkan oleh Al-Quran
  • Nilai uang kertas sesungguhnya adalah NILAI KERTAS + BIAYA CETAK (nilai intrinsik), jauh lebih rendah dari nilai ekstrinsiknya
  • Kita DIPAKSA mengakui nilai uang kertas oleh Pemerintah / Bank Sentral dengan STEMPEL NILAI (ekstrinsik) pada uang kertas tersebut
Untuk menandingi kezaliman uang kertas maka Dinar dirham bangkit kembali
  • 18 Agustus 1991 lahir fatwa yang mengharamkan uang kertas
  • 1992, di Granada, Spanyol, Shaykh Abdalqadir As-Sufi & Umar Ibrahim Vadillo mencetak kembali dinar dan dirham dan berlaku di Eropa
  • Awal 2000, Dinar & Dirham dicetak oleh Unit Logam Mulia – PT Antam, Tbk., dan diedarkan juga di Afrika Selatan, Malaysia, Amerika, Inggris dan Indonesia sendiri
  • Pada Agustus 2003, Malaysia mencetak dan mengedarkan sendiri dinar emas
  • Bank Islam Dubai mengawali untuk mengedarkan dinar & dirham dalam pasar terbuka valuta asing
  • Secara perlahan, ketergantungan kita pada US Dollar dan valuta asing lainnya sesungguhnya telah dapat dikurangi
  • Saat ini dinar sudah menjadi platform investasi idola bagi masyarakat yang telah menyadarinya
Dinar & Dirham : Tetap Nilainya Sepanjang Zaman

  • Dalam kaidah Islam, “uang” atau alat tukar seharusnya adalah sebuah benda / komoditas yang dianggap memiliki nilai nyata dan diakui bersama (kurma, besi, tembaga, dll)
  • Dinar & Dirham dikenal bahkan mulai jaman pra Islam (Solidus / Dinarium à Romawi, Dirham à Persia)
  • Satu Dinar selalu sama nilainya dengan Seekor Kambing : ”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)
  • Satu Dirham selalu sama nilainya dengan Seekor Ayam
  • Khalifah Umar ‘ibn Khattab RA kemudian menetapkan standar Dinar dan Dirham, berlaku tetap dan sama di seluruh dunia s.d saat ini
Emas sebagai nilai intrinsik dinar
  • Ketika terjadi krisis peso Meksiko, 1995, nilai emas disana naik 107% dalam waktu 3 bulan
  • Ketika krisis rupiah pada 1997, nilai emas di Indonesia melonjak 375% dalam kurun 7 bulan
  • Ketika rubel krisis di Rusia, 1998, nilai emas di Rusia naik 307% dalam waktu delapan bulan
  • Jumlah emas sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa sehingga secara memadai memenu. kebutuhan manusia tetapi tidak pernah berlebihan.
  • Ketersediaan emas di seluruh dunia yang terakumulasi sejak pertama kalinya manusia menggunakannya sampai sekarang diperkirakan hanya berkisar 130,000 ton sampai 150,000 ton.
Peningkatannya pertahun hanya berkisar antara 1.5% – 2.0 %. Ini cukup namun tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang di seluruh dunia jumlah penduduknya tumbuh sekitar 1.2% per tahun.
Dibawah ini merupakan Keuntungan berinvestasi dengan platform dinar semoga anda lebih memiliki wawasan yang baik untuk beralih ke dinar
  • Dapat digunakan untuk menabung maupun investasi. Tidak ada bentuk tabungan atau investasi yang lebih baik dari Dinar maupun Dirham.
  • Tabungan haji dalam bentuk Dinar turun 15 – 20% setiap tahunnya
  • Apresiasi nilainya stabil di atas 25% per tahun
  • Halal dan sesuai syar’i
  • 100% secara fisik (intrinsik) adalah emas dan perak, tidak akan terpengaruh oleh nilai tukar yang naik turun dan tidak mengalami depresiasi
  • Universal currency – diterima secara universal
  • Mekanisme persentase jual-belinya standar (0 s.d 2,5% per transaksi), sehingga tidak ada kekhawatiran membeli terlalu mahal atau menjual terlalu murah.
  • Dapat digunakan langsung untuk muamalah : membayar zakat, diyat, mahar dan kurban
  • Graphic performance yang selalu menguat dibanding dengan uang kertas manapun yang anda dapat lihat dalam blog ini
Tujuan beralih ke dinar dan dirham
  • Jangka Pendek : menyelamatkan segera harta kita dari terus turunnya nilai uang, jika kita menyimpan dalam bentuk uang kertas
  • Jangka Menengah : untuk mendapatkan manfaat dari tetapnya nilai Dinar dan Dirham (= turunnya nilai uang kertas) dan menjadikannya alat transaksi sehari-hari
  • Jangka Panjang : sebagai syiar untuk mengembalikan sistem ekonomi jahiliyah kembali sistem ekonomi Islam yang seimbang dan memakmurkan
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar-Rahmann 7-9)
Semoga Manfaat

Sumber :salmadinar.com

Rencanakan keuangan keluarga anda....


By Muhaimin Iqbal

Intinya adalah menjadi kewajiban kita untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, mengantisipasi kebutuhan dharurat dan, meninggalkan keturunan yang kuat.

Bahkan Al-Qur’an mengajarkan bagaimana kita mengantisipasi kebutuhan dharurat tersebut melalui surat Yusuf 47-48 berikut :
“Dia (Yusuf) berkata:’Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit yang kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit). kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan”.

Ayat diatas adalah ayat yang menjadi dasar sekaligus menjadi metode (minhaj) bagaimana seorang muslim mempersiapkan diri menghadapi masa sulit. Apa bentuk masa sulit umat jaman sekarang ?. Secara luas masa sulit ini bagi kita yang hidup di zaman ini bisa berupa krisis moneter seperti yang kita alami puncaknya tahun 1997-1998. masa banyak musibah kekeringan, gempa bumi, banjir – semuanya menjadi trigger masa sulit bagi umat.

Kemudian secara individu masa sulit ini bisa berarti kehilangan pekerjaan/penghasilan, pensiun, sakit, ditinggal mati kepala keluarga dlsb.
Lantas bagaimana mengatasinya ? Simpan sebagian penghasilan di ‘tangkainya’. Maksud menyimpan gandum ditangkainya adalah agar tidak cepat busuk atau menurun kwalitas dan nilainya, agar tetap bisa menjadi bibit yang bisa ditanam kembali kapan saja.

Harta dan penghasilan umat jaman sekarang mayoritas tentu bukan gandum, melainkan mayoritas berupa uang. Nah bagaimana mempertahankan uang agar tidak mengalami pembusukan nilainya dari waktu-ke waktu ? Jawabannya sederhana – itulah mengapa uang dalam Islam harus sesuati yang memiliki nilai yang riil (nilai intrinsik) seperti emas, perak, gandum, kurma dst. Dari komoditi riil tersebut untuk saat ini tentu emas yang berupa Dinar paling praktis penyimpanannya. Emas batangan juga aman, namun tidak terlalu likwuid dan tidak memiliki fleksibilitas dalam penjumlahan maupun pembagian. Misalnya Anda punya 100 gram emas. Anda hendak butuhkan 10 gram untuk kebutuhan bulan ini – tidak mudah bukan untuk memecahnya ?. Lain halnya dengan Dinar, Anda punya 100 Dinar, hendak di konsumsi 10 Dinar – tinggal dilepas yang 10 Dinar dan dipertahankan yang 90 Dinar.

Menyimpan Dinar hanya perlu secukupnya – setiap kita diilhami untuk bisa mengetahui kecukupan kita masing-masing ( tanya hati kecil kita – pasti kita tahu), kita diberi ilham oleh Allah untuk mengetahui “Maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya” (QS 91:8).

Apa risikonya kalau kita menyimpan harta – dalam bentuk apapun baik itu uang kertas, rumah, mobil, saham, maupun emas- secara berlebihan dan tidak menafkahkan di jalan Allah?. Ancamannya adalah Azab yang pebih bagi penimbun harta. (QS 9:34-35).

Jadi menyimpan harta secukupnya untuk memenuhi kewajiban kita terhadap diri, keluarga dan keturunan adalah sesuatu yang boleh dan ada tuntunannya karena ini bagian dari ketahanan ekonomi umat – dalam AlQuran surat Yusuf tersebut diatas disebut Yuhsinun (Tuhsinun untuk orang kedua).

Sebaliknya menyimpan diluar yang dibutuhkan dan tidak menafkahkan di jalan Allah adalah perilaku menimbun yang amat sangat dilarang – di AlQuran disebut Yaknizun.

Perbedaan antara Yuhsinun dan Yaknizun inilah yang kita harus tahu karena kita diilhami olehNya untuk mampu membedakannya. Wallahu A’lam.

Have a gold day!!!!

Jumat, 13 April 2012

Magnificent seven tentang dinar emas


Kehadiran dinar emas sebagai salah satu pilihan baru bagi masyarakat yang akan berinvestasi dalam komoditi emas tentunya telah menambah warna dalam dunia investasi tanah air. Bagaimana tidak, sejak dari dulu memang emas diakui oleh masyarakat sebagai satu-satunya investasi yang stabil untuk dimiliki.

Ada 7 (tujuh) fakta unik dari koin dinar, yaitu :
  1. Dinar emas memiliki ukuran berat dan kadar yang konsisten dan sesuai dengan ketentuan sejak ditetapkan pada saat pembuatannya pertama kali dinar emas Islam tersebut yaitu sejak zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, dengan ukuran berat 4.25 gram dan memiliki kadar 22 karat saja.
  2. Dinar emas memiliki bentuk berupa koin emas yang tentunya menjadi pilihan baru bagi mereka para investor emas yang sebelumnya hanya mengenal bentuk batangan dan perhiasan saja.
  3. Dinar emas dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap daya beli pemiliknya, sebagai contoh sederhana terbukti nilai harga jual dinar emas dari sejak dulu hingga sekarang harga 1 koin dinar emas tersebut bisa kita gunakan untuk membeli 1 ekor kambing.
  4. Dinar emas memiliki nilai investasi yang insyaAlloh menguntungkan. Meskipun memang tidak menjanjikan keuntungan seperti halnya tabungan berganda yang menjanjikan anda bisa kaya dalam sekejap mata, namun kestabilan dinar emas dengan rata-rata kenaikan sebesar 20% setiap tahunnya dalam 10 tahun terakhir, menjadi bukti bahwa ini adalah investasi yang menguntungkan di masa depan.
  5. Dinar emas menjadi sarana dakwah bagi kita untuk mengenalkan kembali sejarah akan kejayaan Islam, bagaimana perekonomian pada saat itu berjalan, dan bagaimana dinar emas telah menginspirasi penggunaan mata uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi jual beli.
  6. Dinar emas kini dapat dimiliki tanpa harus membayar sekaligus setotal harga jual dinar emas tersebut, namun anda bisa menabungnya melalui tabungan dinar emas m-dinar yang akan memudahkan anda dalam memiliki koin dinar emas.
  7. Dinar emas memiliki pergerakan harga yang fluktuatif setiap harinya, memiliki 2 harga jual yang diberlakukan setiap harinya yaitu untuk sesi pagi dan siang. Demikian 7 fakta unik mengenai koin dinar emas Islam yang layak anda ketahui.

Selamat berinvestasi, semoga barokah.
Have a Gold Day...

Mengapa Asuransi pendidikan anak lebih baik dengan Dinar Emas


Dalam uang kita akan mengenal nilai dari mata uang tersebut. Ketika kita tabung, sedikit demi sedikit maka uang kita akan bertambah, dan pastinya nominalnya-pun akan berubah pula. Yang diikuti juga dengan meningkatnya juga nilai uang yang kita miliki. Kemudian jika dibandingkan dengan dinar emas, seandainya kami saat itupun menabung dalam bentuk dinar emas, maka pasti secara kontinyu nilainyapun akan bertambah seiring pertambahan waktu.

Namun ada satu hal yang mungkin anda suka terlupa, penambahan nilai mata uang tidak selalu menambah juga kemampuan keuangan kita dalam membeli produk.... Misalnya saja ketika saat anak kita lahir biaya masuk TK adalah Rp. 6.000.000,- setiap bulan seandainya kita menabung seratus ribu rupiah untuk tabungan pendidikan anak, maka dalam setahun dipastikan kita memiliki Rp. 1.200.000,-. Ketika anak kita masuk usia TK (misalnya 5 tahun) maka tabungan kita mencapai Rp. 6.000.000,-. Benar, seandainya uang itu anda gunakan 5 tahun yang lalu, akan cukup untuk biaya masuk TK. Namun pada saat lima tahun kemudian itu apa TK tersebut masih menggunakan biaya masuk sebesar Rp. 6.000.000,- ? Sepertinya tidak mungkin, setiap tahun biaya pendidikan selalu saja mengalami kenaikan.

Bandingkan seandainya jika kita menabung dalam tabungan dinar emas, ketika seratus ribu rupiah tersebut setiap bulan kita tabung, yang setiap kali menabung akan langsung dikonversi ke harga dinar emas, maka seiring dengan pertambahan waktu, ternyata nilai jual dari dinar emas tersebut rata-rata selalu mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Nah, ketika 5 tahun kemudian jadinya bukan hanya jumlah tabungan dinar emas kita saja yang bertambah, tapi juga nilai jual dari dinar emas tersebut ikutan naik juga. Ini jelas berbeda dengan nilai uang kan…

Selamat berinvestasi, semoga barokah …

Have a Gold Day

Rabu, 11 April 2012

Likuiditas Dinar Emas >> Bagaimana mencairkannya???

By: Muhaimin iqbal ( gerai dinar )

Pertanyaan yang paling sering muncul dari masyarakat yang baru mengenal atau membeli Dinar adalah dimana menukarnya kembali ke Rupiah bila dibutuhkan dananya. Berikut adalah jawaban yang hampir selalu saya berikan – tergantung apakah penanya puas dengan jawaban pendek atau jawaban panjang.

Kita tahu (lewat penjelasan sebelumnya) bahwa Dinar adalah emas 22 karat seberat 4.25 gram, yang di Indonesia diproduksi langsung oleh produsen emas paling terpercaya yaitu Unit Bisnis Logam Mulia – PT. Aneka Tambang, Tbk (BUMN). Jadi baik bendanya maupun siapa yang memproduksinya sangat dapat dipercaya.

Sejak ribuan tahun lalu sampai sekarang seluruh peradaban manusia di muka bumi mengakui tingginya nilai emas ini. Beda dengan uang kertas yang hanya berlaku di negara/wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Emas berlaku secara universal dan tidak mengenal istilah kadaluwarsa.

Karena sifatnya yang universal inilah emas/koin emas juga dahulu dipakai sebagai perbekalan dalam perjalanan perang, pengembaraan, da’wah dan perjalanan menuju negeri yang baru lainnya.

Dewasa inipun koin emas masih digunakan sebagai salah satu perbekalan survival kit bagi pilot tempur negara modern apabila mereka mulai perjalanan on mission -nya. Bekal mereka bukan uang kertas negaranya, melainkan koin emas yang bisa di -‘uang’-kan di manapun mereka mendarat atau tertembak jatuh.

Meskipun sifat koin emas yang universal tadi, tentu ada tempat-tempat terbaik untuk menjualnya. Berikut adalah urut-urutan tempat menjual terbaik apabila Anda membutuhkan uang kertas tunai dari Dinar Anda.

1) Sesama Pengguna : Karena tidak memerlukan biaya operasi, pajak dlsb. maka jual beli Dinar antar sesama pengguna adalah yang paling menguntungkan kedua belah pihak. Penjual dapat menikmati harga yang baik, pembeli pun dapat memperoleh Dinar dengan harga yang baik. Tepatnya berapa ? tergantung kesepakatan diantara keduanya – yang cukup sering terjadi sekitar pertengahan antara harga jual/beli Gerai Dinar.

2) Gerai Dinar : Karena secara resmi Gerai Dinar beroperasi dengan Ijin (SIUP) toko emas, maka GeraiDinar terkena peraturan perpajakan untuk toko emas – yaitu pajak netto 2% (pajak keluaran dikurangi pajak masukan). Pajak netto ini ikut menjadi factor dalam menentukan harga jual dan harga beli Gerai Dinar. Terdapat perbedaan harga 4 % antara harga jual dan harga beli Gerai Dinar . 2 % dipakai untuk alokasi pajak, dan 2 % untuk fee Gerai Dinar.

3) Logam Mulia : Bila sesama pengguna dan Gerai Dinar menghargai Dinar sebagai Dinar – termasuk ongkos-ongkos cetak/pengadaan dan unsur pajaknya; tidak demikian dengan Logam Mulia. Sebagai produsen Dinar mereka tentu mau membeli Dinar dari masyarakat kembali, tetapi karena kemungkinan Dinar tersebut akan dilebur kembali menjadi emas – maka ongkos cetak dan pajak yang merupakan komponen pembentuk harga awal Dinar tidak termasuk dalam harga pembelian kembali mereka.

4) Toko/Tukang Emas : Sama halnya dengan Logam Mulia; Toko atau tukang emas akan melihat Dinar sebagai emas biasa. Mereka akan bersedia membeli Dinar Emas karena melihat emasnya bukan karena bentuk Dinarnya. Dengan demikian ongkos pembuatan, pajak dan lain sebagainya tidak menjadi bagian dari perhitungan harga beli mereka.

Dengan urutan-urutan tersebut, Insyaallah Anda akan selalu dapat meng-‘uang’-kan Dinar Anda dimanapun berada. Hanya akan lebih baik harganya apabila Anda meng-‘uang’-kannya ke sesama pengguna, atau kalau tidak ketemu ke Gerai Dinar/Agennya; nggak ketemu juga ke Logam Mulia —baru alternatif terakhir ke toko atau tukang emas.

Wallahu A’lam.

Selasa, 10 April 2012

No comment, please....Mulai dari sekarang >> Think rasional >> Think Dinar...



Tidak sedikit hingga saat inipun ternyata masih banyak orang bingung untuk bergabung dengan komunitas investor dinar emas ini. Berkeinginan untuk bisa menjadi bagian dari mereka namun ketakutan selalu saja menyertainya. Padahal menjadi seorang investor dinar emas sebenarnya tidak memerlukan sejuta keahlian, hanya keberanian bersikap dan keyakinan untuk bisa memaksimalkan ikhtiar dalam menata kehidupan masa depan yang lebih baik. Itu saja cukup.

Menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli dinar emas, menghitung berapa keuntungan yang akan didapatkan, menakar ketakutan berbagai kabar aksi penipuan dari berbagai nvestasi yang kini marak diungkap media, dan lain sebagainya. Semua memang menjadi hal yang wajar, langkah ini memang bukan langkah main-main. Oleh karena itu saya ingin berusaha sebijak mungkin mengurai bersama-sama tentang beberapa hal diatas, serta melihat dari kacamata orang luar (bukan sebagai investor dinar emas) tentang investasi dinar emas.

Untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi yang berjangka waktu lama, jawabannya adalah satu, “Sekarang!”. Mengapa? karena baik disadari ataupun tidak oleh anda, waktu terus berjalan dan semakin kita mengulur waktu maka satu hal yang akan kita katakan dikemudian hari adalah hanya “menyesal, kenapa tidak dari dulu”.

Kemudian untuk masalah hitung-hitungan keuntungan, perlu kita sadari bahwa ketika kita bermain investasi, semakin besar keuntungan yang dijanjikan oleh investasi tersebut maka semakin besar resiko yang menyertainya.

Dan yang terakhir, terkait dengan banyaknya penipuan berbasis investasi akhir-akhir ini, memang, disini kita dituntut untuk berhati-hati bersikap dan memilihnya. Kenali lebih dekat, cari tahu lebih banyak, dan tentunya ukur seberapa rasional investasi tersebut untuk anda masuki.

Ada sebuah cerita yang ingin saya share untuk anda.

Pada sekitar akhir tahun 2010 seseorang membeli 1 (satu) koin dinar emas, beliau mengaku tertarik dengan investasi ini, pada saat itu harga jual dari 1 koin dinar emas adalah seharga kurang lebih Rp. 1.7 juta. Seperti biasa, setelah transaksi dilakukan, koin dinar emas pun dibawa beliau. Namun setelah pembelian koin pertama tersebut ternyata beliau menghilang, tidak ada kabar ataupun kelanjutan dari bagaimana cerita tentang investasinya. Sampai akhirnya satu tahun kemudian beliau menghubungi lagi dan apa yang dikatakan, “Alhamdulillah pak ternyata benar, sekarang saya percaya!”.

Ternyata satu tahun tersebut memang beliau jadikan sebagai pembuktian atas apa yang beliau baca-baca mengenai investasi ini. Prinsip yang beliau pakai adalah jika setelah satu tahun ternyata harga jual dinar emas turun maka beliau akan menjualnya koin dinar tersebut, namun sebaliknya jika ternyata harganya naik beliau akan melanjutkan berinvestasi disana. Apakah beliau takut dengan keberadaan koin dinar emas yang saat itu beliau pegang jika beliau ingin menjualnya? Ternyata tidak, memiliki koin dinar emas tidak berbeda dengan kita memiliki perhiasan, seandainya memang beliau ingin menjualnya tidak kepada agen dinar emas maka toko-toko emas ataupun tukang beli emas yang berkeliaran ke perumahan-perumahan penduduk setiap hari pun insyaAlloh akan menerimanya, toh itu emas.

Dan satu tahun kemudian tersebut, Rp. 2.2 juta dari harga jual dinar emas di akhir tahun 2011 bahkan sampai bulan April 2012 ini...alhamdulillah ternyata telah meyakinkan beliau untuk tetap berada disini, di investasi cerdas, menabung dinar emas.

Semoga bermanfaat …

Wallahu Alam bisshawab...