Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Owner Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat. Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Selasa, 27 November 2012

Obrolan di jam makan siang---tentang emas dunk



Di suatu jam istirahat siang, di kantin suatu kompleks perkantoran terjadilah suatu dialog.


"Nasi Ayam Lodho, satu porsi Mak. Minumnya es teh manis" Saya memesan makan siang pada Emak, pemilik kantin.

"Oke, siap dalam 1 menit. Silakan duduk dulu Pak Joko." Sambut Emak ramah dan cekatan.
“Berapa harga ayam sekarang Mak?” Sambil nunggu pesanan, saya mengajak Emak berteka-teki.
”Teka teki kok gitu...? ya jelas Emak tau to Pak, 25 sampai 40 ribuan deh.. tergantung besarnya..”



”Berapa harga kambing sekarang Mak?”
”2 juta sampai 2,5 juta-an.. tergantung jenis dan besarnya juga. Ini teka-teki kok gak bermutu?”
”Kalau harga ayam 35 tahun lalu berapa?” Tanyaku lagi sambil menerima seporsi Ayam Lodho pesananku tadi.

Emak mengernyitkan keningnya sambil memutar-mutarkan pulpen di jarinya ala

”Hmm.. sekitar  400-500an Pak.”
”Kalau harga kambing 35 tahun lalu berapa?”



”Wah yang ini Emak agak lupa. Ee ee.. seingatku sih 60ribuan. Naah.. yang ini sih agak susah, tapi tetap gak mutu lho Pak”



Tanpa peduli pada protes Emak, pertanyaan saya terus berlanjut.
”Berapa harga ayam jaman Rasulullah SAW Mak?”
Kening Emak tambah berkerut. 

”Ahh, mene ketehe Pak???” Bahasa alaynya keluar. Maklum pelanggan Emak kebanykan penonton fanatik anak-anak gaolll. Sehingga Emak fasih berbahasa ala ABG-ABG zaman sekarang



”Harga ayam jaman Rasulullah itu 1 Dirham Mak. 1 Dirham itu kira-kira Rp 70ribuan. Dirham itu uang logam yang terbuat dari perak murni..”

”Wah.. 1 Dirham di sini malah bisa dapat 2 ayam, kalo ayamnya agak kecil He he.. Jadi harga ayam gak berubah sejak zaman Rasulullah ya Pak?” Si Emak bersemangat. “Harga kambing juga gak berubah Mak, harga kambing jaman Rasulullah itu 1 Dinar. 1 Dinar itu kira-kira Rp.2,4 juta-an, yang jenis PE ( peranakan etawa ) bisa sampe 2 Dinar Mak. Dinar itu uang logam yang terbuat dari emas 22 karat dengan berat 4,25 gram.”



”Lho kok bisa ya Pak? Wah, hebat ini. Kalau uang Rupiah kita kan nilainya turun terus.. lihat saja harga ayam 30 tahun lalu Rp.400,- sekarang sudah 40ribuan” Emak makin semangat.



”Ya karena Dinar & Dirham itu terbuat dari logam mulia Mak..sehingga memang punya nilai. Lha kalau Rupiah atau Dolar kan cuma kertas thok yang diberi angka dan dijamin oleh pemerintah sebagai alat tukar.”

”Jadi misalkan pemerintahannya bubar, Indonesia bubar. Maka uang-uangku ini gak bisa di dipakai jual beli ya Pak?” Tanya Emak sambil nunjuk ke arah laci.

”Bener banget Mak” Emak memang berotak encer. Kalau saja dia dulu sekolah, mungkin sudah sekarang sudah jadi Menteri Perdagangan.

”Tapi kalau duit emas dan perak, walaupun negaranya bubar tetap saja bisa dipake jual beli karena duitnya terbuat dari emas dan perak ya Pak?” Tanya Emak lagi. Saya mengangguk membenarkan.

”Lha kok kita mau ya dibayar sama kertas ginian?” Emak menggenggam segepok 10ribuan dari laci kasirnya.





”Mak, yang lebih seru, emas Indonesia di Papua digali oleh perusahaan Amerika lalu emasnya dibawa ke Amerika dan sebagai imbalannya kita menerima kertas yang ada tulisan US DOLLAR nya. Minyak di Saudi Arabia dikirim ke Amerika dan orang Arab juga menerima kertas yang ada tulisan US DOLLAR nya.”

”Wah orang Amerikanya jadi kaya dong karena banyak emasnya.Lha berarti di brankas pemerintah kita cuma ada kerta-kertas bertuliskan US DOLLAR itu ya pak? Emasnya nggak nambah2 ya. Lho kok mau dikadali gitu to pak..?!!!” Emak berubah jadi geram.



”Yang lebih hebat lagi, untuk mencetak uang US DOLLAR itu biayanya Cuma 40 sen atau Rp 4,500 lah.. bayangkan US$ 100 itu kan nilainya sama dengan Rp 900ribu. Berapa untung pemerintah Amerika dari mencetak uangnya? Rp. 895,500!! Kita aja bodo mau mengikuti sistem yang dibuat Amerika Mak..?!!”



Emak dan saya pun termenung. Suasana kantin tiba-tiba senyap. Ayam Lodho di mulut saya mulai terasa hambar.

”Teka tekinya bermutu sekali Pak.” Emak berkata lirih sambil merapihkan uang-uang kertas di laci kasirnya.



Inflasi memang menjadi masalah besar Indonesia dan rezim uang kertas lainnya. Sebenarnya, masalah ini bisa sangat dihentikan bila kita kembali menggunakan mata uang dinar/dirham atau uang Rupiah yang didukung oleh emas/perak yang tersimpan di brankas Bank Indonesia. Artinya bila Bank Indonesia mengedarkan uang kertas baru senilai 1 milyar Rupiah, maka di dalam brankas BI harus tersimpan batangan emas senilai 1 milyar Rupiah juga. Dengan sistem ini, harga susu di jaman sekarang InsyaAllah akan tetap sama di jaman cucu dan cicit kita.

Harus diakui untuk mengubahnya, perlu perjuangan dan biaya besar. Namun kita bisa memulainya dari sekarang dengan mulai menabung untuk keperluan jangka panjang (mis: biaya pendidikan, beli mobil atau rumah) dalam bentuk Dinar/Dirham, atau benda riil lainnya semacam kambing, ayam, kayu (pohon), dan sejenisnya. Keuntungannya bagi kita adalah tabungan kita tidak akan digerogoti inflasi. Karena daya beli logam mulia relatif stabil seperti nampak dalam kasus harga ayam dan kambing di atas.



Satu bukti lain, sistem moneter Islam paling unggul dibanding dengan sistem lain. Saya berdoa, semoga Allah berkenan memberi kesempatan untuk Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju secara ekonomi dan menjalar pada politik, hukum dan pemerintahan. Sehingga cahaya Islam memancar ke segala penjuru dan memberi pencerahan kepada semua bangsa, ras dan bahkan pemeluk agama lain. Karena memang sifat dasar Islam itu Rahmatan Lil 'Alamin. Amiin.


Lamunan saya buyar. Nasi dan lauk di piring pun tandas.
“Berapa semuanya Mak?” Saya bersiap-siap kembali ke kantor.
“15 ribu Pak.. ”
Saya menyodorkan uang kertas sepuluh ribuan.
Sambil tersenyum Emak bertanya. “Pak Joko, nggak ada Dinar ya..??”
"Huaa ha ha ha..".




Emak memang super cerdas. Lebih cerdas dari orang-orang yang menggadaikan sumber daya alam Indonesia kepada negara asing demi setumpuk kertas bertuliskan US DOLLAR.



Wallahualam Bissawab. Disadur dari: Tubagus Hana

Sinar dinar tidak akan pudar


By : Endi Kurniawan-

Nilai uang ini tidak pernah merosot bahkan sejak jaman Nabi

“BILA saat ini memiliki uang tidak terpakai sebesar Rp2.400.000, kira-kira akan dipakai untuk apa dana tersebut? Bagi yang ingin menyelamatkan uang itu , pasti akan memlih untuk menabung ke bank namun apakah menabung di bank benar-benar akan melindungi uang Anda? Coba pikirkan sekali lagi.”

Bila saat ini uang jumlah tersebut dapat dipakai untuk membeli 12 karung beras yang dihargai Rp200.000 setiap karungnya, makan dipastikan dana itu tidak akan bisa membeli beras dengan jumlah karung yang sama tahun depan. Daya beli uang merosot karena setiap tahun terjadi inflasi atau penurunan nilai uang, yang besaran rata-ratanya 10%. Jadi bila tahun ini satu karung beras dibanderol Rp200.000, tahun depan diperkirakan harga tersebut naik menjadi Rp220.000. Dengan uang sebesar Rp2.400.000, maka dana tersebut paling hanya mampu membeli 11 karung beras pada tahun berikutnya.

Di saat inflasi merampok secara diam-diam uang kertas yang dimiliki seseorang, bunga bank per tahun yang rata-rata lima persen juga tidak sanggup mengejar laju inflasi sebesar 10 persen. Selain itu menurut Penasihat Investasi Endy J. Kurniawan, menabung dengan menitipkan sejumlah uang ke bank ternyata mengandung banyak kerugian. Karena sistem dan aturan main tabungan bank justru bisa menggerogoti nilai tabungan.




Setelah krisis moneter 1998, bank-bank di Indonesia menggeser penghasilan utamanya dari bunga ke fee-based income. Dulu bank mengandalkan penghasilan dari bunga atas pinjaman. Kini, selain penghasilan dari bunga, bank juga memaksimalkan pendapatan dari pengelolaan rekening serta jasa transfer yang bisa dikutip langsung dari nasabah.

Selain itu, pada saldo tertentu, bank tidak memberikan bunga kepada nasabah. Saat ini pada banyak bank, jika saldo di bawah Rp1 juta maka bunga nol. Artinya, jika seseorang menyimpan uang sebesar Rp500.000 di bank lalu didiamkan, maka empat tahun kemudian uang tersebut bisa menjadi nol karena setiap bulan bank menentukan biaya administrasi sebesar Rp10.000 sementara tidak ada bagi hasil yang diberikan.

Bila demikian apakah saat ini tidak perlu lagi untuk menabung? Kalau pemikiran seperti itu tentu tidak bisa dibenarkan. Yang betul, carilah cara menabung dan berinvestasi yang membawa untung.




Endy mengatakan, masyarakat harus mulai menyimpan tabungan dalam asset riil yang nilainya terjaga terhadap komoditas lain sekaligus memiliki ketangguhan melawan inflasi. Dewasa ini pilihan investasi dan tabungan begitu beragam.

Namun yang menguntungkan dan tidak merumitkan adalah menabung dalam bentuk Dinar atau koin emas berkadar 22 karat dengan berat 4,25 gram dan juga Dinar atau koin perak murni dengan berat hampir tiga gram (tepatnya 2,975 gr).


Bila uang kertas terus melemah setiap tahun, Dinar dengan bahan emasnya justru kian gagah dan terus mengalami kenaikan hingga rata-rata 25 persen. Jadi bila uang Rp2.400.000 digunakan membeli satu Dinar emas saat ini maka besar kemungkinan tahun depan harga satu Dinar tersebut menjadi Rp2.700.000. Daya beli uang tersebut pun menjadi lebih tinggi atau setidaknya sama dari tahun sebelumnya.



Selain itu Dinar terbukti memiliki nilai yang sama sepanjang tahun. Dalam sebuah riwayat disebutkan, satu keping Dinar pada jaman Rasulullah SAW bisa dipakai untuk membeli seekor kambing. Saat ini premis tersebut masih berlaku meski sudah 1.400 tahun lalu terjadi. Dengan harga Dinar yang saat ini berada di kisaran Rp2.400.000 maka seekor kambing dengan kualitas tinggi dapat dibeli. Karena nilainya yang selalu sama ini, Dinar dan Dinar sering disebut dengan heaven’s currency karena memiliki kemampuan sebagai penakar yang adil.

Dengan keutamaan-keutamaan tersebut maka sudah dipastikan Dinar menjadi investasi abadi sepanjang masa. Bila ada orang yang bernasih seperti Ashabul Kahfi yang ketiduran di gua selama sekitar 309 tahun dan memiliki Dinar, dia tetap dapat membelanjakannya setelah bangun. Hal ini tentu tidak berlaku bila dia menyimpan uang dalam bentu rupiah.

Menurut Endy, Dinar sudah dipastikan menjadi jawaban untuk perencanaan-perencanaan keuangan jangka panjang seperti biaya pernikahan, dana pensiun hingga ongkos naik haji. Dengan kacamata Dinar, segala kebutuhan hidup menjadi kian murah karena Dinar semakin perkasa bila dibandingkan uang kertas yang nilainya terus melorot. Pada 1997 dibutuhkan 97 Dinar (ketika itu harga Dinar Rp94.000) untuk menunaikan haji namun tahun kemarin cukup 16 Dinar (harga Dinar sekitar Rp2.200.000) untuk pergi ke Tanah Suci.

Ini terjadi karena Dinar selalu dalam kondisi bull market atau memiliki kecenderungan tren terus naik. Menurut Endy, tidak ada yang menghalangi harga emas untuk terus melambung tinggi.

“Bisa saja harga satu Dinar akan mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta pada 2020 nanti,” katanya.


Investasi Tak Kenal Kasta

Selain memiliki sejumlah keunggulan tersebut, berinvestasi Dinar dan Dinar juga tak mengenal kasta. Siapa pun bisa memulainya, baik orang tua maupun remaja. Coba bandingkan dengan investasi berupa property baik berupa rumah tinggal, apartemen, ruko atau kavling tanah. Tentu investasi property begitu menggiurkan karena keuntungannya bisa mencapai 15 persen setiap tahun. Namun saat ini tentu akan sulit memulai investasi hanya dengan uang senilai Rp2.400.000.

“Banyak yang mengira untuk memulai menabung emas kita harus kaya, mapan dan harus berpenghasilan besar dulu. Pendapat ini jelas menyesatkan. Menabung emas justru membuat orang yang penghasilannya minim atau biasa-biasa saja menjadi sejahtera di masa depan. Sebaliknya jika tidak mulai menabung Dinar emas, nasib seseorang tidak akan berubah selamanya,” katanya. Namun kuncinya adalah disiplin, berpikir jangka panjang dan selektif atas biaya konsumtif.

Endy juga mengingatkan sebaiknya menghindari menyimpan dalam Dinar dan emas pada umumnya jika dana akan digunakan untuk berbagai keperluan dalam rentang waktu enam bulan.

“Tempatkan ke Dinar, dana yang memang benar-benar tak terpakai dalam enam bulan ke depan.” katanya.




Wallahu alam bisshawab..

Have a gold day...

Minggu, 25 November 2012

Weekend days >> Berhutan dan belajar dari pohon pohon




By : Muhaimin Iqbal - Gerai dinar

Beberapa tahun terakhir ini saya terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penanaman ratusan ribu pohon dari berbagai jenis tanaman. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pohon-pohon tersebut, mereka ternyata mampu ‘berbicara’ dengan kita. Bukan hanya ‘bicara’, bahkan pohon-pohon tersebut mampu memberi berbagai inspirasi ke kita. Inspirasi usaha adalah diantaranya !

Berikut antara lain inspirasi-inpirasi dari dunia pohon yang berbicara itu :


Dari Benih Menjadi Pohon

Dengan benih yang sama, pupuk yang sama, tenaga kerja yang sama, sinar matahari yang sama – ternyata tidak ada dua pohon yang sama persis satu sama lain.  Lokasi cabang dan ranting bisa berbeda, lekukan bisa berbeda, arah pertumbuhan bisa berbeda dan begitu banyak hal yang bisa berbeda.


Usaha juga demikian, sekolah bisa sama, latar belakang pekerjaan bisa sama, lingkungan bisa sama – tetapi ketika membangun usaha kita tidak bisa begitu saja meng-copy paste dari usaha teman kita.

Sebagaimana unique-nya setiap pohon, setiap usaha juga unique. Jadi tidak perlu memaksakan diri meniru usaha orang lain, usaha yang terbaik adalah yang paling sesuai untuk diri Anda – be the best of yourself.


Pohon Yang Kuat Memiliki Akar Yang Kuat

Bisa Anda bayangkan pohon-pohon yang menjulang tinggi sampai belasan meter, diterpa hujan badai sampai puting beliung – dia tetap tegar berdiri. Apa yang membuatnya kokoh ?, akarnya yang tidak nampak di permukaanlah yang mampu menopang pohon tersebut tetap tegak berdiri.



Dalam dunia usaha, bisa saja nama besar Anda yang dikenal oleh pasar dan stake holder usaha Anda – tetapi jangan lupa bahwa akar-akar yang tidak kelihatan tersebutlah yang menopang ‘pohon’ usaha Anda untuk tetap tegak berdiri. Tidak ada yang tidak penting dalam organisasi Anda, semuanya harus mendapatkan perhatian, perlakuan dan penghargaan yang seharusnya dari Anda.


Ketika Daun-Daun Berguguran

Pohon-pohon jati  pada umumnya bisa kehilangan seluruh daunnya di musim kemarau, dia tetap bisa bertahan hidup. Demikian pula pohon jabon, sebagain besar daunnya berguguran dan menyisakan sedikit saja daun di musim kemarau – dia juga mampu bertahan hidup.

Pasang surut usaha adalah biasa, yang membedakan usaha yang survive dengan yang tidak adalah kemampuannya untuk bertahan ketika usaha lagi surut, ketika menghadapi krisis ekonomi, ketika mendapat serangan pesaing, ketika ada peraturan yang mempersulit, ketika kehilangan pasokan bahan baku utama, ketika produk harus di tarik (product recall) dan berbagai penyebab lain yang bisa membuat usaha surut.


Pohon Yang Bengkok

Umumnya pohon tumbuh lurus ke atas, tetapi tidak sulit juga untuk menemukan pohon-pohon yang tumbuh miring atau bahkan bengkok. Apa yang terjadi ?, di antara penyebabnya adalah ketika suatu pohon terhalang untuk memperoleh sinar matahari – dia akan mencari jalan untuk bisa tetap memperolehnya secara optimal dengan beradaptasi, yaitu memiringkan atau membengkokkan batangnya.

Usaha tidak selalu bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan, banyak sekali faktor yang akan menghadang di tengah perjalanannya. Maka kemampuan adaptasi menjadi sangat penting untuk bisa membuat usaha tetap hidup meskipun lingkungan usaha harus berubah, atau berbeda dengan yang direncanakan semula.


Pohon-Pohon Bongsor


Di antara ribuan pohon, selalu saja ada satu dua yang tumbuh istimewa – jauh lebih cepat tinggi dibandingkan dengan yang lain. Ini bisa karena tempat tumbuhnya adalah tanah dengan unsur hara terbaik, bisa karena akses sinar matahari yang lebih dari yang lain, bisa karena anomali benih dan berbagai penyebab lainnya. Ketika hujan badai dan puting beliung datang, pohon –pohon yang lebih tinggi dari lingkungannya ini yang paling banyak mendapatkan serangan.

Dalam usaha, bila posisi Anda dominan di pasar melebihi pesaing-pesaing Anda. Bisa jadi pesaing-pesaing Anda akan bersatu dan menjadikan Anda common enemy mereka. Produk Anda menjadi target penjiplakan, pasar Anda menjadi target serangan, karyawan-karyawan Anda menjadi target pembajakan dst.


Roda Kehidupan

Pohon juga mengalami roda kehidupan, kadang di atas dan kadang di bawah. Para penanam pohon akan penasaran mengapa sebagian pohon-pohon mereka tidak tumbuh sebaik yang lain. Maka mereka menaruh perhatian khusus pada pohon-pohon ini, dirawat, dipupuk dan disirami melebihi yang lain.

Dengan perlakuan khusus ini, pohon yang terbelakang pertumbuhannyapun bisa mengejar pohon-pohon yang lebih dahulu tumbuh besar.



Usaha kecil yang mau terus belajar, mem-benchmark usahanya dengan yang terbaik di industrinya, mau terus berinovasi, membangun strategy yang out of the box, think the unthinkable – maka diapun akan bisa tumbuh pesat melampau nama-nama besar di industrinya.

Sebaliknya nama-nama besar yang dahulu begitu perkasa, ketika mereka terlena dengan lingkungan persaingan yang berubah – mereka bisa tenggelam di belantara ‘hutan kayu’ baru yang mereka tidak siap menghadapinya.


Di hari-hari yang luang, merupakan kenikmatan tersendiri bagi saya untuk berjalan-jalan di bawah ribuan pohon yang mulai saya tanam tiga sampai empat tahun lalu itu. Mereka terus tumbuh menjulang belasan meter, tidak ada yang sama satu sama lain. Tingginya, cabangnya, bengkoknya, cacatnya – semuanya berbeda, tetapi tetap ada satu persamaan dari semua pohon-pohon itu di mata saya – mereka semua mampu ‘berbicara’ dan memberi inspirasi tersendiri, oleh karena itulah saya menyebut mereka adalah pohon-pohon yang berbicara, pohon-pohon inspirasi saya.



Teruslah tumbuh pohon-pohon inspirasiku dan teruslah bicara dalam diam-mu, insyaAllah akan lebih banyak manusia yang akan memahami bahasamu dan mengambil inspirasi dari perjalanan hidupmu. InsyaAllah.


Kamis, 22 November 2012

Uang kertas jangan dijadikan alat investasi



Inflasi adalah faktor yang tingkat ketidak-pastiannya paling sulit untuk diatasi oleh para ekonom maupun perencana keuangan manapun. Coba tanya kakak atau saudara dari teman-teman yang sudah memasuki masa SMP atau SMA saat tahun 1998. Pasti tahu bahwa terjadi inflasi terburuk selama pemerintahan Orde Baru yaitu sebesar 78%. Pada saat itu nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika mencapai angka Rp 16.000 lebih. Kekayaan seluruh rakyat Indonesia waktu itu merosot nilainya sehingga tinggal ¼ dari nilai sebelumnya hanya dalam hitungan hari. Lalu bila kita tarik ke era yang lebih lawas yaitu masa Orde Lama, pernah terjadi inflasi sebesar 650% pada tahun 1965 . Sehingga pemerintah pada masa itu mengambil kebijakan untuk memotong  tiga angka nol-nya. Tapi tiga angka nol tadi kembali lagi dalam 30 tahun kemudian.

Jadi silakan sekarang periksa di dompet teman-teman semua, apakah kamu semua sudah menaruh uang dengan tiga angka nol di dompet atau belum? Kalau belum alamat kamu harus berhati-hati bisa jadi sewaktu-waktu pemerintah mengeluarkan kebijakan pemotongan tiga angka nol lagi dan kamu praktis tidak punya apa-apa.

Apakah inflasi atau melemahnya daya beli uang ini hanya terjadi pada rupiah saja? Ooo, tentu tidak. Untuk mata uang yang dianggap paling kuat yaitu Dolar Amerika pun mengalaminya. Ini bisa dilihat dari turunnya daya beli Dolar Amerika terhadap emas yang tinggal 29% dalam 8 tahun terakhir. Yang lebih mengenaskan dalam 40 tahun terakhir daya beli Dolar Amerika terhadap emas tinggal 4% saja!



Oleh karena itu menggunakan uang kertas sebagai sarana investasi bukanlah cara yang CERDAS, mengapa? Karena nilai uang kertas semakin turun dari tahun ke tahun. Misalnya orang tua kita menyisihkan sebagian pendapatannya untuk masa pensiun yang 20-30 tahun lagi. Tapi begitu sudah pensiun eeh ternyata uang yang susah-susah disisihkan dan dikumpulkan hanya bernilai 1/3 dari nilai sebelum pensiun. Jadi bisa dibayangkan bila kita sudah susah-susah menabung atau menyisihkan penghasilan kita untuk investasi masa depan tapi ternyata nilainya makin menurun. Pintar ga tuh?

Contoh konkret masalah ini saya ambil dari tulisan Pak Muhaimin Iqbal salah satu praktisi Dinar & Dirham di Indonesia. Seorang kawan dari Pak M. Iqbal (kita anggap saja Bapak A) yang kecewa berat dengan asuransi pendidikan untuk anaknya yang dibeli pada tahun 1988. Si Bapak A ini bekerja sebagai eksekutif di sebuah perusahaan telekomunikasi.

Saat itu ketika anaknya baru lahir, Bapak A ini membeli produk asuransi pendidikan senilai Rp 22,5 juta yang akan cair pada saat anaknya masuk perguruan tinggi. Saat itu nilai pertanggungannya sangat besar dan pada tahun-tahun awalnya harus dibayar 20% dari gaji bulanannya.

Tahun 2006 saat anaknya masuk ITB dan perlu membayar Rp 45 juta uang pangkal, dana asuransi yang cair ternyata hanya cukup membayar separuh dari uang pangkal tersebut. Siapa yang salah? Perusahaan asuransi sudah membayar kewajibannya dengan benar, Si Bapak A juga telah konsisten selalu membayar preminya bertahun-tahun dengan benar. Yang salah tidak lain adalah nilai mata uang rupiah yang tidak bisa diandalkan sebagai sarana investasi.

Wallahu alam bisshawab

from : gerai dinar jakarta

Rabu, 21 November 2012

Memimpikan UMP berbasiskan dinar emas





Beberapa minggu terakhir saya mengamati adanya demo butuh di Indonesia yang cukup ramai, walaupun saya tidak memahami secara mendalam tentang perburuhan di Indonesia, namun melihat antusiasme rekan-rekan kita dalam memperjuangkan haknya membuat saya cukup berempati dan simpatik pada rekan-rekan pekerja.


Saya coba mencari tahu apa saja yang dituntut dalam setiap demonya, secara umum bisa dikalsifikan untuk 4 hal, yaitu :



1.      meminta upah minimum DKI tahun 2013 sebesar Rp 2.799.000 sesuai survei kebutuhan riil pekerja.
2.      melakukukan moratorium outsourcing.
3.    menindak tegas perusahaan outsourcing ilegal yang melanggar ketentuan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 dengan mencabut izin operasional.
4.      menindak tegas oknum pemerintah DKI Jakarta yang terlibat dalam mafia politik upah murah dan terlibat dalam mafia outsourcing.




Saya tidak akan membahas point kedua sampai keempat,,saya hanya mencoba analisa besaran UMP setiap tahunnya yang didapatkan rekan-rekan pekerja kita..Ada kabar baik untuk kenaikan harga UMP ini,,berikut kutipannya :



"Alhamdulilah 1 Syuro, 1 Muharam Tahun Baru Islam, ada hadiah besar bagi kita semua. UMP 2013 naik 44 persen dari tahun 2012 menjadi Rp2.216.243,68," kata Toha saat berorasi di halaman Balaikota, Rabu malam.



Ia mengatakan, FBJ menerima hasil penetapan UMP DKI 2013 yang telah mengakomodir aspirasi buruh.

"Penetapan angka UMP Rp2,2 juta merupakan hasil yang cukup melegakan hati para buruh," ujarnya.
Ia mengatakan, sebanyak tujuh perwakilan buruh yang duduk di Dewan Pengupahan DKI pada 9 November lalu telah mengajukan rekomendasi besaran UMP 2013 sebesar Rp2.799.067 atau 141,45 persen dari KHL yang telah ditetapkan nilainya, Rp1.978.789.

Bagaimana dari sudut pandang dinar emas kita melihat fenomena ini, kita lihat besaran UMR dari tahun 2000 hingga tahun 2012










































Tahun 2000, UMR sebesar 345 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 322 Ribu Rupiah
Tahun 2001, UMR sebesar 425 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 380 Ribu Rupiah
Tahun 2002, UMR sebesar 591 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 397 Ribu Rupiah
Tahun 2003, UMR sebesar 631 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 429 Ribu Rupiah
Tahun 2004, UMR sebesar 671 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 504 Ribu Rupiah
Tahun 2005, UMR sebesar 711 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 595 Ribu Rupiah
Tahun 2006, UMR sebesar  819 Ribu rupiah            >> Dinar emas senilai 762 Ribu Rupiah
Tahun 2007, UMR sebesar 900 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 875 Ribu Rupiah
Tahun 2008, UMR sebesar 972 Ribu rupiah             >> Dinar emas senilai 1,161 Juta Rupiah
Tahun 2009, UMR sebesar 1,070 juta rupiah           >> Dinar emas senilai 1,390 juta Rupiah
Tahun 2010, UMR sebesar 1,118 juta rupiah           >> Dinar emas senilai 1,5 Juta Rupiah
Tahun 2011, UMR sebesar 1,290 juta rupiah           >> Dinar emas senilai 1,8 hingga 2 juta Rupiah
Tahun 2012, UMR sebesar 1,529 Ribu rupiah          >> Dinar emas senilai 2,2 – 2,3 juta Rupiah

Kalau melihat data tabel di atas, terlihat sebenarnya UMR itu dari tahun 2000 hingga 2012 bisa dikatakan mendekati 1 keping dinar emas...namun melihat kecenderungan 4 tahun terakhir dari tahun 2009 hingga 2012 agaknya rupiah mulai tercecer di belakang...kita lihat berapa besar inflasi terjadi setiap tahunnya apakah besarnya kenaikan UMR itu bisa dan sesuai dengan besarnya daya beli dan kebutuhan hidup kita..


Memimpikan seandainya UMR dibayar dengan sekeping dinar emas...Insya Allah sebagai mata uang anti inflasi dan stabil nilainya...mungkin tidak ada lagi demo rekan-rekan buruh kita menuntut kenaikan UMP karena dengan sendirinya nilai emas itu bisa menyesuaikan dengan harga-harga yang ada di masa depan..

Kita lihat prediksi harga dinar emas sampai beberapa tahun ke depan
1998 harga Dinar.        94.000/Dinar.

2008 harga Dinar.   1.200.000/Dinar.

2009 harga Dinar.   1.440.000/Dinar.

2010 harga Dinar.   1.728.000/Dinar.

2011 harga Dinar.   2.073.000/Dinar.

2012 harga Dinar.   2.488.000/Dinar. ( Saat ini sekitar 2,3 hingga 2,4 juta rupiah )

2013 harga Dinar.   2.985.000/Dinar.

2014 harga Dinar.   3.583.000/Dinar.

2015 harga Dinar.   4.299.000/Dinar.

2016 harga Dinar.   5.159.000/Dinar.

2017 harga Dinar.   6.191.000/Dinar.

2018 harga Dinar.   7.430.000/Dinar.

2019 harga Dinar.   8.916.000/Dinar.

2020 harga Dinar. 10.699.000/Dinar.

2021 harga Dinar. 12.839.000/Dinar.

2022 harga Dinar. 15.407.000/Dinar.

2023 harga Dinar. 18.488.000/Dinar.

2024 harga Dinar. 22.186.000/Dinar.

2025 harga Dinar. 26.623.000/Dinar.

2026 harga Dinar. 31.947.000/Dinar.

2027 harga Dinar. 38.337.000/Dinar.

2028 harga Dinar. 46.005.000/Dinar.

2029 harga Dinar. 55.206.000/Dinar.

2030 harga Dinar. 66.247.000/Dinar.


Jadi tidak kaget, kalau nilai UMP diajukan sebesar 2,2 juta rupiah.....laaah wong malam ini saja sekeping dinar emas senilai 2,2jutaan,,,lihat deh grafik harga dinar malam ini....

tahun depan kita gak usah menuntut kenaiakn UMP..kan nilainya senilai hampir 3 juta...

So,,buat rekan rekan pekerja dan rekan-rekan buruh..tetap semangat mencari rezeki yang 
halal...mulailah berfikir dinar,,jaga asset anda untuk kehidupan yang lebih baik..
Wassalam
Have a Gold day!!!!
Arifin- kota bambu- nov 2012