Kamis, 19 Desember 2013
Humor sufi >> Dinar yang Beranak Dirham
19.24
No comments
Seorang anak perempuan datang kepada Asy’ab untuk menitipkan uang satu dinar. Oleh Asy’ab uang itu disimpan di bawah kasur. Di sampingnya ia taruh pula uang satu dirham. Beberapa hari kemudian anak perempuan itu kembali lagi untuk mengambil uangnya. “Mana uangku satu dinar?” tanyanya.
“Itu aku simpan di bawah kasur, malahan sudah beranak satu dirham,” jawab Asy’ab.
Anak perempuan tadi hanya mengambil satu dirham, sementara uang yang satu dinar ia tinggalkan dengan harapan akan beranak lagi.
Selanjutnya Asy’ab meletakkan lagi uang satu dirham di bawah kasur. Bebeberapa hari kemudian anak perempuan itu datang. Ia merasa senang mendapati uangnya beranak satu dirham lagi. Kejadian itu berulang sampai empat kali. Saat kedatangannya yang kelima ia terperanjat dan heran melihat Asy’ab menangis. Ia menghampirinya.
“Kenapa kamu menangis?,” tanyanya.
“Dinarmu meninggal dunia ketika melahirkan,” jawab Asy’ab.
“Bagaimana dinar bisa melahirkan?,” tanyanya.
“Dasar perempuan tolol, kalau kamu percaya ia dapat melahirkan, kenapa tidak percaya ia bisa meninggal?,” kata Asy’ab.
Itulah yang terjadi pada perbankan saat ini, kita menyimpan 100 ribu, bank akan mengasih kita 1000, tanpa kita mengambil uang kita yang 100ribu, lalu ketika kita akan mengambil kembali uang kita yang 100 ribu, bank hanya tertawa dan akan mengatakan hal yang sama
Sumber: Humor Sufi V, Pustaka Firdaus, terjemahan Alfu Hikayat wa Hikayat, Husain Ahmad Amin
Hubungan antara Emas dan Komoditas
19.24
No comments
Hubungan antara emas dan komoditas pada
dasarnya adalah hubungan yang sederhana. Bila kita melihat grafik jangka panjang
harga minyak dalam emas sebagai contoh, Anda akan menemukan bahwa garis yang
relatif konstan dibanding harga minyak dalam dollar. Pada tahun 1965, emas
senilai $35 dan harga minyak adalah $2,9 per barrel, jadi harga minyak dalam
emas adalah 0.083 ounce. Hari ini harga emas adalah $1.250 dan minyak adalah
$95, jadi harga minyak dalam emas adalah 0.076 ounce. Oleh karenanya harga
minyak dalam emas hampir tidak berubah dalam 40 tahun terakhir dibanding harga
minyak dalam dollar yang telah naik sebanyak 33 kali.
Apa yang sebenarnya terjadi? Daya beli dollar
telah jatuh. Sejak tahun 1965 jumlah emas dunia telah meningkat 2 kali, dengan
asumsi faktor-faktor lain tetap, hal ini sama dengan kenaikan harga minyak dalam
emas (yang relatif konstan). Pada saat yang sama jumlah uang (total uang dollar yang beredar dan yang
tersimpan dalam deposito bank) telah meningkat 33 kali, yang secara konsisten
sama dengan kenaikan harga minyak dalam dollar.
Ada fluktuasi harga yang signifikan dari sisi
minyak sebagaimana biasa. Sebelum krisis
Lehman pada pertengahan 2008, harga minyak mencapai puncaknya dengan nilai
$140 sebelum akhirnya jatuh di angka di bawah $40 di akhir tahun, atau dalam
perspektif emas, dari 0,14 ounce menjadi 0.05 ounce, sehingga tidak ada presisi
dalam hubungannya. Bagaimanapun, seiring kondisi ekonomi kembali stabil, akan
nyata harga emas dalam perspektif mata uang kertas akan seiring dengan nilai
komoditas.
Untuk alasan ini, sejumlah analis melakukan
kesalahan dengan mengkaitkan harga emas dengan siklus komoditas secara umum.
Asumsi dari tren ini mengabaikan peranan moneter emas pada saat inflasi massif
dan sistem yang berisiko. Ini tidaklah mengejutkan, karena sejauh ini saya
melihat bahwa tidak satupun analis komoditas mempertimbangkan kemungkinan
perubahan harga sebuah komoditas boleh jadi karena perubahan daya beli mata uang
kertas.
Untuk alasan ini, mereka akan menggunakan baik
analisis teknikal atau akan fokus pada permintaan prospektif sebuah komoditas
dalam kacamata ekonomi global. Kedua pendekatan ini pada dasarnya subjektif.
Situasi moneter hari ini adalah ekstrem dimana
tidak adanya konsensus yang disepakati. Mari ambil dua fakta yang sederhana ;
pemerintah saat ini dibiayai oleh bank sentral mereka dengan berbagai produk
derivatif yang tidak bersandar pada sektor riil sama sekali, yang tentu akan
menghadap risiko krisis yang parah.
Tidak hanya ada deviasi yang signifikan antara
harga emas dan komoditas pada masa lalu, tetapi masa lalu tidak dapat dijadikan
panduan untuk menilai posisi saat ini. Inflasi mata uang hari ini adalah sebuah
masalah yang nyata dan terus berkembang, dan mereka yang berfikir bahwa emas
akan terus berprilaku seperti komoditas lainnya benar-benar telah melakukan
kesalahan.
Kamis, 12 Desember 2013
IMF dan World Bank >> Bagaikan serigala berbulu domba
02.41
No comments
Pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944, dihadiri Sosialis-Sosialis terkenal di dunia untuk mendirikan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) sebagai kendaraan untuk melenyapan emas dari dunia keuangan ; agenda tersembunyi di belakang IMF dan WB ini membuka kedok kedua lembaga dunia itu sebagai pembangun sosialisme dunia ; peran dari the Federal Reserve dalam menciptakan Sosialisme Dunia.
Tujuan-tujuan yang dipublikasikan dari kedua organisasi dunia ini patut dipuji. Bank Dunia bertujuan untuk menyediakan pinjaman-pinjaman untuk negara-negara terbelakang yang dicabik-cabik oleh perang untuk membangun perekonomian mereka supaya menjadi lebih baik. IMF dimaksudkan untuk mengembangkan kerjasama moneter di antara negara-negara di dunia dengan mempertahankan tingkat-tingkat pertukaran yang tetap (fixed exchange rates) di antara matauang-matauang (currencies) dari negara-negara itu. Tetapi metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu sangat mengecewakan. Tujuan dari metoda itu adalah untuk mengakhiri penggunaan emas sebagai basis pertukaran mata uang internasional dan digantikan dengan standar kertas yang dapat dimanipulasi secara politik. Dengan kata lain, metoda ini untuk membuat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia terbebas dari disiplin emas sehingga mereka dapat menciptakan uang keluar dari kehampaan (to create money out of nothing) tanpa membayar penalti apapun apabila matauang-matauang mereka jatuh nilainya di pasaran.
Sebelum pertemuan itu, matauang-matauang mereka di dunia pada umumnya dipertukarkan berdasarkan nilai emas mereka, dan pengaturannya dinamakan "standar pertukaran emas" (gold-exchange standard). Ini berbeda dengan "standar emas" (gold-standard) dimana sebuah mata uang ditopang oleh emas. Pada Sistem Standar Pertukaran Emas, rasio-rasio pertukaran dari berbagai mata uang -kebanyakan tidak ditopang oleh emas- ditetapkan dengan cara berapa banyak emas dapat mereka beli di pasar terbuka. Oleh sebab itu, nilai-nilai dari matauang-matauang itu ditetapkan berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran. Para politisi dan bankir sangat membenci pengaturan ini, karena sistem ini berada di luar kemampuan mereka untuk melakukan manipulasi. Pada masa lalu, sistem ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang sangat efisien sekaligus sebagai sebuah disiplin ketat.
Metoda yang digunakan untuk menghantam sistem ini adalah dengan pendirian sebuah bank sentral-kini Bank Sentral Dunia- yang akan menciptakan sebuah uang fiat bersama untuk semua negara dan kemudian mengajak mereka untuk menaikkan bersama-sama pada tingkat yang kira-kira sama. Tambahan pula harus ada semacam dana asuransi internasional yang akan menyalurkan secara cepat uang fiat itu ke setiap negara yang secara temporer membutuhkannya untuk menghadapi krisis mata uang. The IMF dilahirkan dengan perlengkapan-perlengkapan yang belum berkembang penuh, persis seperti halnya Federal Reserve yang belum berkembang penuh pada saat ia dilahirkan. Meski demikian, ini adalah sebuah rencana induk (master plan), dan rencana induk ini diluncurkan dengan semua struktur utama telah siap. Tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang diperlukan akan terus dilakukan di masa mendatang.
Tokoh-tokoh paling berperan dalam rencana ini adalah seorang Sosialis Fabian asal Inggris John Maynard Keynes, dan asisten Menteri Keuangan AS Harry Dexter White.
Kaum Fabian adalah sebuah kelompok elit intelektual yang mendirikan sebuah perhimpunan semi-rahasia yang bertujuan untuk menyebarluaskan Sosialisme ke negara-negara di seluruh dunia. Sementara kaum komunis ingin mendirikan Sosialisme tersebut secara cepat melalui kekerasan dan revolusi, kaum Fabian lebih suka melakukannya secara perlahan melalui propaganda dan legislasi.
The IMF nampak seolah-olah merupakan bagian dari United Nations (PBB), persis seperti The Fed yang nampak sebagai bagian dari pemerintah AS, tapi sebenarnya sama sekali independen (sebagaimana BI independen dari pemerintah RI). IMF didanani berdasarkan kuota, oleh hampir oleh 200 negara anggota. Sumbangan terbesar berasal dari negara-negara industri sangat maju seperti Inggris raya, Jepang, Perancis, dan Jerman. AS menyumbang paling banyak, kira-kira 20% dari total.
Salah satu kegiatan rutin di IMF adalah mempertukarkan matauang-matauang tidak berharga dengan dollar sehingga negara-negara lemah dapat membayar rekening-rekening internasional mereka. Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah "cash-flow" temporer mereka.
Walaupun upaya untuk berlepas diri dari standar pertukaran emas merupakan tujuan jangka panjang, namun satu-satunya cara dari IMF untuk meyakinkan negara-negara lain agar mau berpartisipasi pada tingkat permulaan adalah dengan memakai emas itu sendiri sebagai sebuah sandaran untuk pasokan uangnya sendiri-sekurang-kurannya sebagai kebijakan sementara. Sebagaiman Keynes menjelaskan :
Saya rasa bahwa bank-bank sentral terkemuka tidak akan pernah secara sukarela melepaskan bentuk-bentuk standar emas yang berlaku pada saat ini ; dan saya tidak menginginkan kekerasan untuk membuat mereka melepaskannya secara terpaksa.Oleh sebab itu, satu-satunya cara terletak pada evolusi bertahap dalam bentuk-bentuk sebuah matauang dunia yang terkelola, dengan mengambil se standar emas yang ada sebagai sebuah titik awal."
Tujuan-tujuan yang dipublikasikan dari kedua organisasi dunia ini patut dipuji. Bank Dunia bertujuan untuk menyediakan pinjaman-pinjaman untuk negara-negara terbelakang yang dicabik-cabik oleh perang untuk membangun perekonomian mereka supaya menjadi lebih baik. IMF dimaksudkan untuk mengembangkan kerjasama moneter di antara negara-negara di dunia dengan mempertahankan tingkat-tingkat pertukaran yang tetap (fixed exchange rates) di antara matauang-matauang (currencies) dari negara-negara itu. Tetapi metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu sangat mengecewakan. Tujuan dari metoda itu adalah untuk mengakhiri penggunaan emas sebagai basis pertukaran mata uang internasional dan digantikan dengan standar kertas yang dapat dimanipulasi secara politik. Dengan kata lain, metoda ini untuk membuat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia terbebas dari disiplin emas sehingga mereka dapat menciptakan uang keluar dari kehampaan (to create money out of nothing) tanpa membayar penalti apapun apabila matauang-matauang mereka jatuh nilainya di pasaran.
Sebelum pertemuan itu, matauang-matauang mereka di dunia pada umumnya dipertukarkan berdasarkan nilai emas mereka, dan pengaturannya dinamakan "standar pertukaran emas" (gold-exchange standard). Ini berbeda dengan "standar emas" (gold-standard) dimana sebuah mata uang ditopang oleh emas. Pada Sistem Standar Pertukaran Emas, rasio-rasio pertukaran dari berbagai mata uang -kebanyakan tidak ditopang oleh emas- ditetapkan dengan cara berapa banyak emas dapat mereka beli di pasar terbuka. Oleh sebab itu, nilai-nilai dari matauang-matauang itu ditetapkan berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran. Para politisi dan bankir sangat membenci pengaturan ini, karena sistem ini berada di luar kemampuan mereka untuk melakukan manipulasi. Pada masa lalu, sistem ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang sangat efisien sekaligus sebagai sebuah disiplin ketat.
Metoda yang digunakan untuk menghantam sistem ini adalah dengan pendirian sebuah bank sentral-kini Bank Sentral Dunia- yang akan menciptakan sebuah uang fiat bersama untuk semua negara dan kemudian mengajak mereka untuk menaikkan bersama-sama pada tingkat yang kira-kira sama. Tambahan pula harus ada semacam dana asuransi internasional yang akan menyalurkan secara cepat uang fiat itu ke setiap negara yang secara temporer membutuhkannya untuk menghadapi krisis mata uang. The IMF dilahirkan dengan perlengkapan-perlengkapan yang belum berkembang penuh, persis seperti halnya Federal Reserve yang belum berkembang penuh pada saat ia dilahirkan. Meski demikian, ini adalah sebuah rencana induk (master plan), dan rencana induk ini diluncurkan dengan semua struktur utama telah siap. Tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang diperlukan akan terus dilakukan di masa mendatang.
Tokoh-tokoh paling berperan dalam rencana ini adalah seorang Sosialis Fabian asal Inggris John Maynard Keynes, dan asisten Menteri Keuangan AS Harry Dexter White.
Kaum Fabian adalah sebuah kelompok elit intelektual yang mendirikan sebuah perhimpunan semi-rahasia yang bertujuan untuk menyebarluaskan Sosialisme ke negara-negara di seluruh dunia. Sementara kaum komunis ingin mendirikan Sosialisme tersebut secara cepat melalui kekerasan dan revolusi, kaum Fabian lebih suka melakukannya secara perlahan melalui propaganda dan legislasi.
The IMF nampak seolah-olah merupakan bagian dari United Nations (PBB), persis seperti The Fed yang nampak sebagai bagian dari pemerintah AS, tapi sebenarnya sama sekali independen (sebagaimana BI independen dari pemerintah RI). IMF didanani berdasarkan kuota, oleh hampir oleh 200 negara anggota. Sumbangan terbesar berasal dari negara-negara industri sangat maju seperti Inggris raya, Jepang, Perancis, dan Jerman. AS menyumbang paling banyak, kira-kira 20% dari total.
Salah satu kegiatan rutin di IMF adalah mempertukarkan matauang-matauang tidak berharga dengan dollar sehingga negara-negara lemah dapat membayar rekening-rekening internasional mereka. Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah "cash-flow" temporer mereka.
Walaupun upaya untuk berlepas diri dari standar pertukaran emas merupakan tujuan jangka panjang, namun satu-satunya cara dari IMF untuk meyakinkan negara-negara lain agar mau berpartisipasi pada tingkat permulaan adalah dengan memakai emas itu sendiri sebagai sebuah sandaran untuk pasokan uangnya sendiri-sekurang-kurannya sebagai kebijakan sementara. Sebagaiman Keynes menjelaskan :
Saya rasa bahwa bank-bank sentral terkemuka tidak akan pernah secara sukarela melepaskan bentuk-bentuk standar emas yang berlaku pada saat ini ; dan saya tidak menginginkan kekerasan untuk membuat mereka melepaskannya secara terpaksa.Oleh sebab itu, satu-satunya cara terletak pada evolusi bertahap dalam bentuk-bentuk sebuah matauang dunia yang terkelola, dengan mengambil se standar emas yang ada sebagai sebuah titik awal."
Kapitalisme : musuh dari semua agama
by : muhaimin iqbal- geraidinar
Ternyata bukan hanya agama kita Islam yang menolak
kapitalisme itu, orang Nasrani-pun menolaknya. Setidaknya ini terungkap dari
serangan Paus Francis dalam pernyataannya sepanjang 84 halaman yang dikeluarkan
dua hari lalu. Dalam pernyataan keras tersebut, Paus menyebut kapitalisme yang
tidak terkendali telah menciptakan tirani baru. Ekonomi ekslusif
dan ketidak setaraan kapitalisme bahkan bisa membunuh.
Paus
mencontohkannya betapa warga tunawisma di negeri kaya bisa mati kedinginan tanpa
mendapat-kan perhatian juru warta, sementara ketika pasar saham turun 2 poin
saja beritanya ke seluruh dunia.
Bisa jadi
pemikiran Paus ini mewakili kedekatan orang Nasrani dengan orang beriman untuk
jaman ini – khususnya dalam bidang pemikiran ekonomi, seperti yang dimaksud dalam ayat berikut
:
“Pasti akan kamu dapati orang-orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati yang paling dekat
persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di
antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”
(QS 5:82)
Bila
ternyata ajaran Nasrani-pun menolak kapitalime seperti juga Islam menolaknya,
gabungan dari dua agama ini mewakili 3.6 milyar orang atau lebih dari separuh
penduduk bumi, lantas sebenarnya untuk siapa kapitalisme itu ?
Kemungkinan
terbesarnya ya untuk para pihak yang disebut dalam ayat tersebut di atas yaitu
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Orang-orang Yahudi atau systemnya
sampai sekarang-pun jelas siapa dan apanya, lantas siapa orang-orang musyrik itu
di jaman ini ? Mereka adalah orang-orang yang mempertuhankan apapun selain
Allah.
Dalam
bidang ekonomi tuhan-tuhan selain Allah itu bisa berupa uang atau modal, pasar,
peraturan, pekerjaan, system dan semua yang tidak merujuk kepada pengaturan
Allah.
Lantas
bagaimana kita bisa mendeteksi bahwa suatu ekonomi itu kapitalisme atau bukan
?
Kapitalisme
sebenarnya bukan barang baru, ekonomi
kota Yathrib - Madinah sebelum Hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
ke kota itu – adalah sudah berupa ekonomi kapitalisme.
Yaitu ketika segelintir orang Yahudi mendominasi ekonomi kota dalam tiga areanya
yaitu produksi, pasar dan modal.
Jadi
keberadaan kapitalisme dalam suatu system ekonomi itu mudah dideteksi dengan
tiga indikatornya yaitu akses terhadap produksi, akses terhadap pasar dan akses
terhadap modal.
Bila
dalam system ekonomi, yang bisa memproduksi barang atau jasa hanyalah yang
bermodal besar maka itulah kapitalisme. Bila yang bisa berjualan di pasar hanya
orang-orang yang memiliki uang untuk membeli atau menyewa tempatnya – maka
itulah kapitalisme. Bila yang memiliki akses modal adalah segelintir orang –
sehingga modal terakumulasi pada yang sedikit ini - sedangkan yang lain tidak memiliki kesempatan
yang sama, maka itulah kapitalisme.
Lantas
apa bedanya kapitalisme itu dengan system Islam yang juga memungkinkan orang
menjadi sangat kaya sehingga otomatis memiliki akses modal yang kuat, akses
produksi dan pasar yang tentu juga sangat luas ?
Bedanya
sekali lagi dapat merujuk pada sejarah kota Madinah, bagaimana sebelum Hijrahnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ekonominya dicengkeram oleh segelintir Yahudi,
dalam sekitar tiga dasawarsa kemudian ada sahabat yang menjadi sangat kaya
sehingga seluruh penduduk kota Madinah bersyirkah dengannya – yaitu Abdurrahman
bin ‘Auf.
Disitulah
perbedaan utamanya. Ketika kapitalisme itu menguasai modal, produksi dan pasar –
maka dia kuasai untuk dirinya sendiri atau paling banter kelompoknya.
Orang-orang diluar dirinya atau kelompoknya menjadi target eksploitasi semata,
dijerat dengan rentenya, dibuat tergantung pada produknya dan dijadikan target
pasar semata untuk produk-produk yang dihasilkannya.
Dalam
Islam, ketika orang bisa sekaya Abdurrahman Bin ‘Auf sekalipun, hartanya untuk
memberdayakan orang lain – bersyirkah itu kuncinya. Membuat orang lain setara –
dalam syirkah - dengan dirinya, bukan orang yang ditekan dalam cengkeraman
rente.
Akses
pasarnya yang luas digunakan untuk memenuhi kebutuhan umat secara luas, bukan
untuk meng-eksplotasinya. Pernah diceritakan kota Madinah tiba-tiba hiruk pikuk
oleh kafilah perdagangan yang sangat banyak – yang didatangkan oleh Abdurrahman
bin ‘Auf – untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota itu yang lagi
paceklik.
Lantas
bagaimana kita mengembangkan ekonomi kita di jaman yang sudah begitu kuatnya
kapitalisme mencengkeram ekonomi kita ? Jawabannya sederhana, yaitu kembali
mencontoh bagaimana Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengubah kota Yathrib atau Madinah pra Hijrah –
dari cengkeraman kapitalisme Yahudi, menjadi ekonomi yang penuh keberkahan yang
mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dan
RasulNya.
Sederhana
jawabannya, namun menjadi tantangan tersendiri di jaman ini untuk
mengimplementasikannya. Tidak mudah memang, tetapi insyaAllah bukannya tidak
mungkin untuk diwujudkan kembali. InsyaAllah.
Selasa, 29 Oktober 2013
Pemerintah USA shutdown. sektor riil dan harga emas
07.13
No comments
By: muhaimin iqbal
Hari-hari ini pemerintahan federal Amerika masih menutup sejumlah layanannya karena tidak ada anggaran untuk membayar gaji para pegawai – setelah terjadi kebuntuan negosiasi anggaran antara pemerintah dengan Congress-nya. Meskipun pelaku pasar umumnya yakin bahwa masalah shutdown tersebut akan teratasi akhirnya, tetapi kejadian ini telah menjadikan ekonomi dunia dalam sandra Amerika dan kini dalam posisi di ujung tanduk.
Betapa tidak, bila tidak ada kesepakatan antara Obama dengan Congress yang dikuasai oleh Partai Republik – lawan politiknya - sampai pekan depan (17/10/2013) , maka shutdown tersebut akan berpeluang pada gagal bayarnya sebagian hutang-hutang mereka (default) dan Dollar-pun akan runtuh.
Meskipun peluang ini kecil sekali – karena akan konyol sekali bila Obama dan Congress membiarkan ini terjadi – tetapi tetap saja peluang tersebut ada, bahkan sejumlah pemerintahan dunia seperti China telah mengingatkan Amerika untuk tidak main-main dengan urusan anggaran mereka – yang bisa menghancurkan ekonomi dunia itu.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini, pertama adalah kinerja swastanya yang tidak terlalu terpengaruh oleh kisruh politik anggaran negeri itu. Di negeri yang sementara tutup tersebut, orang-orang super kayanya masih mengendalikan ekonomi dunia dengan perkasanya.
Tiga perusahaan mereka yang relatif muda saja seperti Microsoft, Apple dan Google – bertiga mereka memiliki total nilai pasar lebih dari US$ 1 Trilyun – lebih besar dari GDP Indonesia yang berada pada angka kisaran US$ 878 Milyar tahun ini.
Keperkasaan sektor swasta yang mencerminkan keunggulan teknologi, inovasi dan kreativitas usaha inilah yang membuat dunia masih terpukau dengan ekonomi mereka yang berarti juga dengan uang US $ mereka – sehingga dunia tidak sadar ketika sebenarnya telah berada di ujung tanduk.
Kinerja swasta tersebut juga menjadi pelajaran kedua, bahwa bila swasta berkinerja prima – maka gonjang-ganjing politik tidak akan banyak berpengaruh pada kinerja ekonomi suatu negeri.
Katakanlah misalnya apa yang kita alami di negeri kita saat ini. Devisa kita merosot sekitar US$ 20 Milyar dalam setahun terakhir dan belum nampak akan adanya pemulihan karena posisi neraca perdagangan kita saat ini yang masih defisit. Devisa hanya bertambah bila neraca perdagangan kita surplus.
Karena tahun ini adalah setahun menjelang Pemilu 2014, konsentrasi para pejabat besar kemungkinan sudah tidak lagi penuh – setidaknya mereka toh belum tentu akan tetap menjabat tahun depan. Walhasil, bisa jadi masalah defisit neraca perdagangan tersebut tidak ada yang secara serius memikirkannya.
Tetapi swasta tetap bisa berpikir keras masalah ini, motifnya bisa saja ekonomi atau bisnis semata untuk membangun usahanya – tetapi dampaknya bisa menyelamatkan negara.
Katakanlah bila ada anak-anak mudah yang sekarang bekerja keras di garasi rumahnya untuk melahirkan perusahaan sekelas Facebook misalnya , maka satu saja perusahaan sekelas Facebook dengan nilai pasar sekitar US$ 120 Milyar - bisa lahir di negeri ini - sudah akan dapat mendongkrak GDP kita lebih dari 14 %, atau dapat melipat duakan cadangan devisa kita !
Pelajaran ketiganya adalah, sambil menuggu kreatifitas anak-anak muda kita untuk menghasilkan perusahaan-perusahaan sekelas Facebook tersebut muncul menyelamatkan negeri – setidaknya kita bisa bekerja konkrit di sektor riil.
Utamanya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang terkait dengan Food, Energy and Water. Tiga hal kebutuhan ini harus tetap bisa dipenuhi apapun yang terjadi dengan Dollar Amerika dan juga apapun yang terjadi dengan hiruk pikuk politik nasional dalam negeri yang melalaikannya.
Pelajaran terakhirnya adalah karena ekonomi dunia lagi tersandera di ujung tanduk oleh shutdown-nya Amerika, amankan hasil jerih payah Anda dalam asset yang dalam jangka panjang tidak akan terpengaruh oleh gonjang-ganjing ekonomi dunia yang bisa memburuk setiap saat ini.
Emas atau Dinar adalah proteksi nilai yang paling mudah diantaranya, yang sudah terbukti mampu mempertahankan nilai selama lebih dari 1400 tahun – Anda tetap bisa membeli kambing qurban yang cukup baik dengan 1 Dinar Anda di musim qurban ini. insyaAllah.
Senin, 28 Oktober 2013
Akan kemana arah pergerakan emas???.. tetap bukan unutk spekulasi
06.02
No comments
By: muhaimin iqbal - gerai dinar
Ini pertanyaan yang sering sekali sampai ke saya, dan terus terang jawabannya saya sendiri tidak tahu. Bukan hanya saya, bahkan para ahli di raksasa investasi dunia seperti Goldman Sachs – pekan lalu membuat prediksi yang sangat keliru tentang harga emas. Mereka membuat prediksi bahwa bila terjadi kesepakatan antara Presiden Amerika dengan Congress untuk menghindari default – harga emas akan jatuh, tetapi ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
Di hari terakhir puncak kekawatiran akan default-nya Amerika – tanggal 16/10/2013, harga emas berada pada US$ 1,273/ozt. Ketika Obama dan congress-nya berhasil sepakat menghindari default, tanggal 17/10/2013 harga emas malah melonjak menjadi US$ 1,319/ozt atau mengalami kenaikan US$ 46/ozt – pada hari yang diprediksi oleh raksasa Goldman harusnya emas jatuh.
Bisa Anda bayangkan bila orang sekelas head of commodities research-nya Goldman Sachs – orang yang dianggap paling tahu tentang arah pergerakan emas, perak dan sejenisnya di pasar – ternyata tidak lebih dari orang kebanyakan seperti kita-kita dalam membuat prediksi harga emas ke depan. Maka dalam dunia prakiraan ini memang tidak ada yang bisa dianggap pasti benarnya ataupun pasti salahnya.
Lantas ditengah harga emas yang nampaknya bergerak random tidak beraturan ini, bagaimana kita menyikapinya ?
Pertama yang sering saya ungkapkan di web ini, jangan berspekulasi dengan harga emas dalam jangka pendek. Membelilah pada saat Anda memang mau beli karena ada kelebihan uang kertas yang tidak segera digunakan, dan menjuallah pada saat memang Anda membutuhkan cadangan emas/Dinar Anda untuk keperluan yang riil.
Kedua adalah tentu juga bijaksana untuk mengetahui trend pasar secara objektif, bukan bermaksud berspekulasi tetapi optimalisasi hasil. Lantas dimana bedanya dengan spekulasi ?
Spekulasi adalah bila kita membeli emas atau Dinar tanpa didasari oleh suatu kebutuhan, semata untuk segera memperoleh keuntungannya bila harganya naik. Sedangkan optimalisasi hasil adalah hal yang wajar yang biasa kita lakukan sehari-hari dalam jual beli.
Misalnya kita membeli kambing untuk qurban, tujuannya jelas yaitu untuk qurban. Tetapi kita mencari waktu yang baik untuk membelinya yaitu jauh hari sebelum musim qurban tiba. Dengan uang yang sama kita bisa memperoleh kambing yang jauh lebih besar.
Demikian pula membeli emas, Anda merencanakan pergi haji, sekolah anak, biaya kesehatan hari tua dlsb dengan emas – agar hasil jerih payah Anda tidak tergerus oleh inflasi. Kapan membelinya ?, pada saat harga yang Anda rasakancomfortable untuk Anda – maka yang inipun insyaallah tidak termasuk berspekulasi. Karena sebagai pembeli tentu wajar kita ingin harga terbaik.
Pertanyaannya adalah kapan harga terbaik itu tiba ?, disinilah orang kebanyakan seperti kita-kita dan bahkan juga orang sekaliber kepala peneliti di lembaga investasi terbesar dunia-pun tidak bisa tahu persisnya kapan. Lagi-lagi yang bisa kita lakukan sekedar menduga berdasarkan trend perkembangan pasar yang ada, kemudian pada titik mana kita merasacomfortable.
Untuk saat ini misalnya, para pihak yang beranggapan harga emas masih akan turun terus mereka punya alasan :
1) The Fed cepat atau lambat akan menghentikan program Quantitative Easing – mereka akan menghentikan mencetak uang dari ‘awang-awang’ karena yang dicetaknya sudah dianggap cukup;
2) Ekonomi AS yang membaik akan mendorong orang untuk menginvestasikan dananya di sektor riil secara langsung atau melalui saham-saham public dan tidak lagi ke emas; dan
3) Kepercayaan terhadap ekonomi Amerika akan terus membaik yang berarti kepercayaan dengan kekuatan Dollar akan terus meningkat. Tiga hal inilah yang membuat para gold bearish yakin bahwa harga emas akan terus turun.
Namun sebaliknya juga demikian, para gold bullish tentu juga memiliki alasan yang tidak kalah kuatnya, bahwa :
1) Dalam sejarah bank central , sejak mereka meninggalkan emas mereka tidak pernah bisa berhenti mencetak uang dari ‘awang-awang’ , one way or another mereka akan terus mencetak uang dari ‘awang-awang’ nya sehingga nilai mata uang kertas pasti turun terus dari waktu ke waktu;
2) Untuk Dollar yang merupakan cerminan ekonomi Amerika, kenyataannya pertumbuhan ekonomi Amerika juga tidak bagus-bagus amat – dan bahkan sebagian ekonom sudah mulai memprediksi resesi berikutnya akan segera tiba; dan 3) Amerika tidak berhasil membangun kepercayaan dunia tetapi malah merusaknya. Krisis debt-ceiling pekan lalu telah membuat mitra dagang dan pemberi pinjaman terbesarnya was-was dan ancang-ancang untuk meninggalkan Dollar. Bahkan sekutu-sekutu Amerika sendiri di Eropa mulai mencurigai Amerika dengan terbongkarnya berbagai aktifitas spionase-nya di Eropa. Ini mirip akhir tahun 1960-an ketika Perancis mulai meneriakkan bahwa Amerika telah mengambil keuntungan berlebihan – Exorbitant Privilege – dari kesepakatan Bretton Woods, yang kemudian berujung pada diakhirinya Bretton Woods Agreement pada bulan Agustus 1971.
Dalam kaitan dengan emas ini, apakah Anda cenderung ke bearish atau bullish tergantung dari mana di antara alasan-alasan tersebut di atas yang lebih Anda yakini.
Satu hal yang pasti adalah bahwa meskipun harga emas kedepan tidak ada yang tahu pasti, sejarah panjang kehidupan manusia telah membuktikannya bahwa tidak pernah terjadi dalam peradaban manusia emas menjadi barang yang tidak berharga.
Harga emas dalam mata uang kertas bisa saja turun, tetapi dia akan selalu mampu mempertahankan nilainya yang sesungguhnya yaitu nilai yang tercermin dalam daya belinya. Di jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam satu ekor kambing bisa dibeli dengan sekeping uang Dinar. Pada musim Iedul Adha kemarin sekali lagi terbukti bahwa 1 Dinar Anda tetap cukup untuk membeli seekor kambing yang layak untuk qurban.
Bila prediksi kedepan tidak ada yang tahu, setidaknya kita bisa selalu belajar dari sejarah yang kita semua tahu. InsyaAllah.
Jumat, 25 Oktober 2013
Kambing hitam..bernama The FED
07.20
No comments
Bila ada satu institusi yang akhir-akhir ini paling banyak dikambing hitamkan di seluruh dunia untuk kelesuan ekonomi, jatuhnya harga saham, jatuhnya nilai tukar mata uang dan juga bahkan jatuhnya harga emas dunia – maka institusi itu pastilah the Fed – bank sentralnya Amerika. Anda bisa baca di seluruh media ekonomi dunia, maka seolah the Fed adalah aktor tunggal dari gonjang-ganjing bursa saham, pasar modal dan pasar uang itu. Seandainya toh benar bahwa the Fed itu adalah kambing hitam ekonomi dunia, pertanyaannya adalah lha kok mau kita dipermainkan oleh mereka ?
Inilah ekonomi
kertas itu, ketika kinerja ekonomi bukan diukur oleh kemampuan riil suatu negara
dalam memberikan kemakmuran rakyatnya, kemampuan riil dalam memproduksi
bahan-bahan kebutuhan pokok, kemampuan riil menjawab problema yang nyata di
masyarakat – tentang air, energy, udara dlsb., maka kinerjanya seolah hanya
tercermin pada pasar modal, pasar uang dan sejenisnya.
Ketika kinerja
ekonomi seolah hanya terwakiki oleh naik turunnya harga saham, naik turunnya
nilai tukar , suku bunga dan cadangan devisa, maka begitu banyak waktu dan resources negeri-negeri terkuras untuk
mempercantik penampilan di bursa sahamnya, nilai tukar dan suku bunganya. Penampilan di atas kertas inikah yang kita
butuhkan ?
Harga saham bisa
melejit dalam satu malam ketika the
Fed memutuskan untuk melanjutkan program Quantitative Easing-nya, apakah kinerja
harga saham yang demikian ini cerminan kemajuan ekonomi ? tentu tidak. Sebaliknya juga demikian, harga saham bisa
langsung anjlok seketika ketika the Fed memutuskan untuk menghentikan
program QE-nya, apakah ini cerminan runtuhnya ekonomi ?, mestinya juga
tidak.
Lha kalau jatuh bangunnya harga saham yang dipicu oleh rapat-rapat bulanan the Fed – bukan merupakan ukuran kinerja ekonomi kita, mengapa para pelaku ekonomi kita rela pontang-panting dibuat pusing oleh setiap kebijakan the Fed ?
Di situlah masalahnya, selama kinerja kita didominasi oleh ukuran yang bernama harga saham, nilai tukar mata uang dlsb. maka kebijakan-kebijakan the Fed tetap akan bisa membuat gonjang-ganjing ekonomi sejagat.
Lantas bagaimana
kita bisa melepaskan diri dari gonjang-ganjing tersebut ? Fokus pada
kinerja sektor riil adalah salah satu jawabannya. Bila kinerja sawah ditentukan oleh berapa ton padi bisa
dihasilkan oleh per hektar lahan, maka kebijakan the Fed tidak berpengaruh pada kinerja
petani.
Si petani-pun tidak akan pusing memikirkan apa yang akan diputuskan the Fed dalam rapat bulanannya, petani akan focus berinovasi pada bagaimana meningkatkan hasil panennya. Tidak ada resources terbuang hanya untuk merespon kebijakan the Fed. Dan si petani tidak perlu mengkambing hitamkan the Fed atau siapapun ketika hasil panenannya turun.
Maka seperti si petani itulah cara kita menghindarkan diri dari pengaruh buruk si kambing hitam global yang bernama the Fed tersebut. Fokuslah kita pada bagaimana menggarap sektor riil khususnya yang sumber dayanya ada di negeri ini sendiri. Lebih khusus lagi pada upaya-upaya memenuhi kebutuhan dasar rakyat seperti FEW (Food, Energy and Water).
Lantas bagaimana Dinar dan Emas yang harganya juga ikut di-gonjang-ganjing-kan oleh kebijakan the Fed ? sama dengan sektor riil tersebut solusinya. Ketika membeli Dinar atau emas dengan harapan untuk memperoleh gain jangka pendek – maka kita akan selalu dipusingkan oleh hasil rapat-rapat the Fed.
Tetapi bila kita membeli Dinar atau emas sebagai bagian dari strategi untuk membangun ketahanan ekonomi, mempertahankan daya beli jangka panjang atas hasil jerih payah kita bekerja – maka kebijakan bulanan the Fed tidak akan berpengaruh pada strategi ketahanan ekonomi kita tersebut.
Konkritnya seperti apa strategi ketahanan ekonomi atau mempertahankan daya beli dengan Dinar atau emas ini ? sederhananya adalah membeli Dinar atau emas pada saat kita memiliki kelebihan uang kertas, dan menjualnya saat kita membutuhkan Dinar/emas tersebut untuk modal usaha sektor riil, membeli kebutuhan pokok dan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat jangka panjang.
Bila lawan (penggunaan) Dinar atau emas kita adalah benda riil atau kebutuhan riil, tidak harus berarti kita membayar dengan Dinar atau emas – tetapi menggunakan dana pencairan emas/Dinar – segera setelah pencairannya – untuk membayar benda atau kebutuhan riil ini , maka insyaAllah kita akan terbebas dari pengaruh gonjang-ganjing-nya the Fed.
Sebaliknya dengan Dinar atau emas-pun kita bisa menjadi korban kambing hitam – manakala kita berspekulasi jangka pendek dan sekedar mempertukarkan Dinar atau emas kita dengan uang kertas tanpa didasari suatu keperluan yang riil.
kambing hitam itu begitu perkasanya sehingga mampu mengaduk-aduk ekonomi negeri-negeri sejagat, tetapi kita bisa menghindari pengaruhnya – baik secara pribadi maupun sebagai negeri. Kerja keras kita di sektor riil dan sikap kita terhadap ketahanan ekonomi antara lain yang akan membebaskan kita dari pengaruh buruk kambing hitam ini.
Namanya juga
kambing hitam – dia sendiri belum tentu bersalah, bisa jadi dia juga hanya
dikambing hitamkan saja. Maka cara terbaik melawan kambing hitam ya mulai dari
diri kita sendiri, dan dari negeri ini sendiri. Mulai dengan kerja keras dan jawablah
tantangan jaman dengan kerja nyata. InsyaAllah.
Jumat, 06 September 2013
Warning!!!..Krisis yang dapat melanda Asia..Harga emas pun akan naik luar biasa...
Ketika seluruh mata menuju Suriah, yang akan
menjadi masalah berbahaya bagi ekonomi dunia yang siap meledak dari dalam tanah-
dan juga potensi krisis dari wilayah yang kita sebut negara dunia ketiga. Pada
akhirnya jumlah uang beredar yang masif dan bencana utang di negara-negara
tersebut dapat membahayakan pasar modal besar seperti wall street, nilai mata
uang di negara-negara tersebut sama parahnya dengan utang mereka. Mereka adalah
China, India, Brazil, Argentina, Indonesia, Afrika Selatan, Rusia and Meksiko.
Beberapa orang melihat bahwa situasi yang berkembang mirip dengan krisis ekonomi
Asia tahun 1996-1997, namun ini akan menyebar ke wilayah pasifik.
Kevin Lai, seorang kepala ekonom regional di
Daiwa Securities baru-baru ini menyatakan dalam sebuah artikel di
Financial Times bahwa “seluruh uang dari QE telah mengarah pada gelembung
inflasi dari kredit besar-besaran di Asia. Perampokan sedang berlangsung dan
kita tinggal menunggu akibatnya saja. Selama proses ini akan ada kerusakan
dimana-mana. “Pilihannya adalah memproteksi mata uang atau menjaga pertumbuhan
ekonomi domestik. Anda hanya dapat memilih salah satunya saja. Tidak ada jalan
keluar yang mudah." Proteksi mata uang mengakibatkan inflasi, sedangkan menjaga
pertumbuhan domestik akan mengakibatkan disinflasi atau
stagflasi.
Untuk mengambil satu contoh saja dari seluruh akibat dari skenario yang sedang berlangsung adalah pasar emas, mari melihat apa yang terjadi di India dimana krisis yang sedang berlangsung atas Rupee telah memicu permintaan emas yang melampaui batas. Otoritas moneter India telah bereaksi dengan situasi ini dengan memberlakukan pembatasan impor emas untuk menjaga mata uangnya.
Pakar strategi Society General, Albert
Edwards, yakin bahwa Cina akan melakukan devaluasi mata uangnya dan merupakan
peringatan terhadap jatuhnya renminbi yang mirip dengan awal mula krisis 1997.
Edwards berkata :
“Pasar di dunia berkembang sekali lagi
menampilkan bentuknya yang seperti piramid. Bangunan di pasar negara berkembang
sedang mengarah pada kehancuran karena defisit neraca berjalan mereka yang
diwakili oleh jatuhnya nilai Yen Jepang dan di tengah ancaman kebijakan uang
ketat IMF. China telah melakukan protes terhadap direktur the Fed
Bernanke karena terlalu banyak QE pada 2010 untuk memperingati AS akibat buruk
dari tekanan terhadap pasar negara berkembang.
Jadi hari ini kita memprediksi harga emas akan
mencapai $10.000 dari seorang ekonom di global super-bank (Albert
Edwards) dan ekonom lain memprediksi emas akan menyentuh $3.500 per ounce (Tom
Fitzpatrick dari CitiBank).
Fitzpatrick mengatakan :
“Dalam dinamika emas, kami yakin penurunan
harga emas saat ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di pasar emas pada
tahun 1974 hingga 1976-dimana saat itu nilai saham mulai menaik setelah jatuh
pada titik terendah di tahun 1974. Dalam contoh kasus ini, dengan cepat harga
emas turun hingga 14% dibawah rata-rata bergerak bulanan dalam 55 bulan.
Setelah emas turun pada tahun 1976, pasar modal
mencapai puncak 4 minggu setelahnya. Sejauh ini, ketika emas mencapai titik
terendah di harga $1.181, puncak di pasar modal terjadi 5 minggu berikutnya. Dan
sejarah mencatat bahwa pergerakan harga emas mulai naik pada 1976, ini juga
ketika harga saham berada pada puncak dan kemudian memasuki tahap penurunan, dan
saat itulah emas menunjukkan keperkasaannya.
Jadi kita yakin bahwa kita sedang kembali pada
trek yang benar dimana emas adalah salah satu pilihan utama mata uang dunia masa
depan, dan kita terus berharap tren ini akan berakselerasi dengan kondisi yang
terjadi ke depan. Kita masih percaya bahwa 2 tahun mendatang kita akan melihat
harga emas akan mencapai sekitar $3.500. Seiring rasio emas/perak
semakin mendekati angka 30, hal ini akan menyebabkan harga perak menjadi diatas
$100.”