Jumat, 28 Februari 2014
Sepak Terjang Emas di 2014
Akhir-akhir ini banyak yang menanyakan perihal penerawangan saya akan harga emas di tahun 2014 nanti. Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan rutin yang selalu ditanyakan setiap akhir tahun. Namun kali ini nuansanya agak berbeda, karena kebanyakan pertanyaan tersebut dilontarkan dengan nada yang sedikit ‘fals’ kalo kita ibaratkan sebuah lagu. Artinya kebanyakan pertanyaan tersebut sebenarnya adalah pernyataan kegalauan sang penanya mengenai prospek performance investasi emas di tahun 2014, kegalauan yang sangat wajar apabila melihat performance emas di 2013 ini.
Lalu bagaimana cara saya menjawab pertanyaan-pertanyaan ini ? Bagaimana cara menjawab pertanyaan orang-orang yang sedang galau agar tidak bertambah galau ?
Fungsi Emas : Instrumen investasi, safe haven atau lindung nilai ?
Saya tidak punya latar belakang pendidikan sebagai sarjana ekonomi ataupun keuangan. Ketika saya berbicara mengenai investasi emas tentunya bukan berdasaran pendekatan akademis namun lebih kepada pengalaman saya menggeluti dunia per-emas-an ini. Saya mulai melakukan investasi emas pada pertengahan 2002, saat itu saya mengumpulkan emas untuk persiapan menikah, harga emas masih di kisaran Rp 90ribuan/gram. Tujuan saya mengumpulkan emas selain untuk persiapan mas kawin juga untuk persiapan membeli rumah. Karena saya dan calon isteri waktu itu belum sepakat mengenai lokasi rumah yang cocok maka saya berpikir untuk terlebih dahulu mengkonversi tabungan saya di bank menjadi emas batangan. Hal yang belakangan ini baru saya ketahui biasa disebut ‘hedging’ atau ‘lindung nilai’. Alhamdulillah, langkah yang saya ambil ini ternyata sangat membantu saya ketika harus membayar DP rumah pada tahun 2006, karena jika saya biarkan uang saya tetap ada di tabungan maka rumah impian saya tentunya tidak akan terbeli karena harga rumah di2006 sudah naik 2 kali lipat ketimbang harga di 2002, namun karena harga emas di 2006 juga naik menjadi Rp 180rban/gram maka saya tidak terbebani oleh kenaikan harga rumah tersebut. Dari pengalaman inilah keyakinan saya akan manfaat emas semakin bertambah. Fungsi emas sebagai sarana untuk lindung nilai sudah saya rasakan langsung, sehingga saya rutin menyisihkan gaji bulanan saya untuk membeli emas batangan.
Tahun demi tahun berlalu, pada tahun 2011, harga emas menembus angka Rp 500rb/gram, sesuatu hal yang sangat fantatastis bagi saya, karena nilai simpanan emas saya menjadi berlipat-lipat. Hal ini jauh diatas ekspektasi saya yang semula hanya berniat untuk melindungi harta saya dari inflasi. Namun yang terjadi malah harta saya menjadi bertambah, akhirnya saya melepas sebagian emas saya dan membeli sebidang kapling kosong di belakang rumah saya. Sekali lagi saya merasakan pengalaman Indah menyimpan emas yang ternyata bisa berkembang nilainya. Dari sinilah saya menyadari bahwa selain untuk melindungi dari inflasi ternyata emas pada pengalaman saya yang kedua ini berfungsi sebagai instrument investasi, dikatakan demikian karena nilainya saat itu bertambah berlipat ganda melampaui angka inflasi.
Euforia kenaikan harga emas dunia, safe haven dan munculnya para spekulan
Euforia kenaikan harga emas di 2011 membuat masyarakat awam berbondong-bondong membeli emas, sesuatu hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Di kantor tempat saya bekerja, antrian masyarakat yang membeli emas bak antrian pembagian sembako di pasar murah. Saat itu saya dan beberapa teman hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala melihat perilaku ini, rupanya masyarakat Indonesia ketika harga emas meroket justru berbondong-bondong membeli. Jujur saja kami di kantor senang sekali melihat barang dagangan kami laku dan habis dalam sekejap. Namun sambil bertanya juga, kenapa ya tidak dari dulu seperti ini, kenapa tidak tahun 2002 ? 2006? Kenapa 2011? Apakah mereka paham manfaat membeli emas itu sesungguhnya untuk apa ? atau hanya ikut-ikutan saja ?
Tahun 2011 merupakan tahun krisis moneter di benua biru, setelah ekonomi Yunani ambruk, Portugal menyusul,Spanyol dan Italy juga mengalami badai krisis yang hampir sama. Pertumbuhan ekonomi menjadi terhenti. Amerika Serikat yang sebelumnya juga sudah lebih dulu diterpa krisis semenjak 2008 memberi stimulus membanjiri pasar dengan gelontoran USD untuk pembelian obilgasi atau yang dikenal dengan kebijakan Quantitative Easing. Tercatat beberapa kali Amerika Serikat melakukan ini dalam kurun waktu 2008-2012 yang semuanya berimbas pada meroketnya harga emas dunia.
Mengapa harga emas dunia menjadi meroket? Jawabannya sederhana, karena pertumbuhan ekonomi mandek, semua investor melarikan dananya dari sektor riil ke emas. Akibatnya permintaan emas membludak, baik itu physical gold bullion maupun paper gold melalui ETF. Puncak harga emas dunia terjadi pada 2011. Kondisi berbondong-bondongnya investor melarikan dananya dari sektor riil ke emas inilah yang dikenal dengan istilah safe haven, dimana emas berfungsi sebagai tempat berlabuhnya dana investor yang merasa lebih aman dan nyaman menyimpan emas dibanding portofolio lain yang beresiko turun nilainya karena ketidakpastian ekonomi.
Seiring meroketnya harga emas dalam waktu singkat, di Indonesia bermunculan beragam program investasi yang ‘berbau’ emas. Hampir semua memberikan iming-iming return yang besar sambil menyajikan chart kenaikan grafik emas dalam 3-5 tahun terakhir. Namun sedikit yang memberikan informasi yang benar mengenai fungsi emas yang sebenarnya, sehingga banyak masyarakat yang membeli tanpa tahu manfaat sebenarnya dari emas dan resikonya, mereka membeli hanya tergiur janji return yang besar dalam waktu singkat. Lahirlah spekulan-spekulan emas, mereka memaksakan diri membeli emas walaupun sebenarnya dananya terbatas atau bahkan tidak adadana sekalipun sehingga mereka meminjam dana dengan bunga tertentu berharap harga emas naik lebih tinggi dari bunganya dalam tenor waktu yang sama.
Penghentian QE, pertumbuhan ekonomi dan kembalinya fungsi emas sebagai hedge again inflation
Tahun 2013 merupakan tahun yang muram bagi para spekulan emas, alih-alih mendapat keuntungan, harga emas malah turun 27 % dalam USD dan 9 % dalam Rupiah. Apa yang sebenarnya terjadi ? Lagi-lagi jawabannya sepele, seluruh investor yang pada tahun 2009-2010 ramai melarikan dananya ke emas, kali ini berbalik menjual seluruh emasnya untuk kembali ke sektor riil di Amerika Serikat. Seiiring dengan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat yang diindikasikan dengan meningkatnya indeks konsumsi dan menurunnya angka pengangguran, kepercayaan investor kepada sektor riil mulai kembali. Hal serupa terjadi di dalam negeri, Rupiah dan IHSG pun ikut tertekan akibat pelarian dana asing yang ditarik untuk ditanamkan kembali ke sector rill di Amerika Serikat sana.
Saat ini harga emas berada di level USD 1200an/toz, atau level yang kurang lebih sama dengan kondisi di tahun 2009. Yaitu tahun-tahun awal dilakukannya QE.
Apa artinya ? Artinya saat ini harga emas sudah kembali ke levelnya yang wajar. Terlepas dari naik-turunnya nilai tukar USD-IDR, harga emas dunia saat ini merefleksikan nilai yang wajar
Dengan membaiknya perekonomian dunia, konsumsi barang dan jasa akan kembali tumbuh dan secara alami inflasi akan kembali terjadi. Emas akan kembali menjalankan fungsinya sebagai hedge again inflation atau sarana untuk memproteksi nilai kekayaan kita dari gerusan inflasi.
Jadi kembali ke hal mendasar yang mengawali ditulisnya artikel ini yaitu pertanyaan mengenai proyeksi harga emas di 2014.
Menurut saya harga emas di akhir tahun 2013 ini sangat baik sebagai starting point untuk mengawali harga emas di 2014. Level USD 1200an/toz sangat ideal. Secara fundamental, harga ini sudah merupakan floor price yang terbentuk dari respons pasar sepanjang tahun terhadap penghentian stimulus dan perbaikan ekonomi AS. Dari sisi supply-demand, penambahan supply emas baru dari penambangan diperkirakan akan terus menurun seiring dengan makin menipisnya margin para penambang, banyak penambang emas akan menunda project baru. Total cost rata-rata penambang emas tahun 2013 ini berkisar di level USD 1000-1200/toz. Sementara permintaan emas dunia diperkirakan akan tumbuh terutama permintaan jewelry yang dipicu oleh daya beli masyarakat yang kembali bergairah seiring pertumbuhan ekonomi dunia dan juga harga yang berada di kisaran USD 1200 – 1400/toz merupakan harga yang sangat menarik untuk kembali mengoleksi perhiasan emas. Menarik pula untuk ditunggu kebijakan baru dari pemerintah India terkait impor emas. Tahun 2013 nilai impor India turun drastis dan posisinya sebagai konsumen emas terbesar di dunia digeser oleh China. Impor turun akibat kebijakan penerapan pajak impor emas yang sangat besar yang memang sengaja diterapkan untuk menekan defisit neraca perdagangan negara tersebut. Tahun 2014 banyak pihak meramalkan pemerintah India akan mulai melonggarkan impor emas seiring perbaikan nilai tukar Rupee yang terjadi beberapa minggu terakhir ini.
Jadi, bagi anda yang bukan spekulan, bagi anda yang paham betul arti dan fungsi emas sebenarnya dalam tatanan ekonomi modern, tahun 2014 merupakan tahun yang baik untuk memulai kembali menambah portofolio kepemilikan emas anda. Masa-masa sulit sudah berlalu dan emas telah kembali menemukan jatidirinya sebagai sarana lindung nilai terhadap inflasi.
by: bambang wijanarko
Selasa, 25 Februari 2014
Hubungan Situasi politik di Indonesia dengan dinar emas
06.53
No comments
Untuk menjawab keingin tahuan pembaca situs ini tentang
trend harga emas dan Dinar di tahun politik 2014 ini, seperti biasa jawaban saya
adalah saya juga tidak tahu. Terlalu banyak faktor yang bisa mempengaruhinya
sehingga sulit untuk membuat perkiraan yang akurat. Meskipun demikian
berdasarkan statistik-statistik yang ada, kita bisa menduganya – dengan catatan
bila perilaku sejarah berulang.
Alhamdulillah
tanpa terasa kami di Gerai Dinar sudah mencatat secara otomatis perubahan harga
emas dan Dinar setiap enam jam sejak enam tahun lalu (2008). Jadi terkumpul data
yang lumayan besar untuk kepentingan analisa statistik. Selama periode enam
tahun ini tentu juga sudah melalui periode Pemilu Legislatif maupun Pemilu
Eksekutif.
Walhasil bila
perilaku sejarah berulang, yaitu adanya gejolak politik, kegaduhan dan ketidak
pastian sesaat – maka perilaku pasar khususnya nilai tukar Rupiah juga akan
demikian. Rupiah melemah pada saat ketidak pastian muncul, kemudian menguat
kembali ketika hasil Pemilu sudah final dan hasilnya seperti yang ditunggu
pasar.
Dalam kaitan harga
emas atau Dinar dapat dilihat di grafik pada area yang saya lingkari. Saat-saat
proses Pemilu berlangsung, harga emas melonjak kemudian kembali stabil ketika
tahapan Pemilu selesai. Pada tahun Pemilu 2009, harga emas secara keseluruhan
naik sekitar 14 % sepanjang tahun tersebut.
Apakah pada tahun
Pemilu 2014 ini akan berulang ?, Selain Allah tidak ada yang bisa tahu peristiwa
sebelum terjadinya. Hanya saja pemilu 2014, khususnya pada masa-masa Pemilu
Eksekutif – ketidak pastiannya akan jauh lebih tinggi ketimbang Pemilu Eksekutif
2009. Mengapa ?
Pada tahun 2009,
incumbent presiden mencalonkan
kembali, dan pasar sepertinya tahu bahwa saat itu calon incumbent memiliki peluang terbaiknya.
Pemilu Eksekutif tahun 2014 ini pasar bener-bener blank, setidaknya sampai saat ini kita
belum tahu persis siapa-siapa yang akan berpeluang terbaik memasuki ronde final
dari Pemilu Eksekutif nanti. Menambah tingkat ketidak pastian ini pula ketika
ada candidate yang diharapkan oleh
masyarakat, tetapi pencalonannya dari
partai yang bersangkutan masih penuh misteri.
Jadi untuk faktor
domestik khususnya yang terkait dengan nilai tukar Rupiah yang secara otomatis
berpengaruh pada harga emas, ketidak pastiannya akan cenderung lebih besar
ketimbang Pemilu 2009. Artinya kalau toh pola yang sama yang terjadi, maka bisa
jadi selama tahapan Pemilu Eksekutif khususnya – harga emas dan Dinar akan
cenderung meningkat lebih besar ketimbang 2009 dan baru stabil setelah pemilu
memberikan hasil yang diharapkan pasar.
Selain faktor
Rupiah dalam negeri, tentu saja harga emas atau Dinar di Indonesia digerakkan utamanya oleh harga emas dunia.
Untuk enam pekan pertama di tahun 2014 ini, nampaknya harga emas dunia kembali
menemukan jati dirinya. Tidak lagi terombang-ambing oleh berbagai isu tapering yang dilakukan oleh Federal
Reserve – Amerika Serikat. Oleh karenanya harga emas dunia sudah naik diatas 10
% sejak 1 Januari 2014 hingga kini. Di Rupiahnya kenaikan ini belum nampak,
karena Rupiah yang sedang menguat akhir-akhir ini.
Jadi bagi Anda
yang ingin menambah tabungan Dinarnya, bulan-bulan ini kemungkinan adalah waktu
terbaiknya sebelum harga emas dalam US Dollar terus menguat dan sebelum ketidak
pastian politik di dalam negeri mencapai puncaknya.
Sebaliknya bagi
yang ingin menjual, bila karena kebutuhan Anda perlu menjual tabungan emas atau
Dinar Anda – maka Anda dapat lakukan kapan saja. Hanya saja bila belum terlalu
perlu untuk menjualnya, Anda mungkin akan tertarik untuk melihat dahulu trend
beberapa bulan kedepan. Di saat ketidak pastian politik meningkat, Anda lebih
butuh proteksi terhadap hasil jerih payah Anda. Dan hingga kini seperti yang
tergambar dalam grafik enam tahun tersebut di atas, Dinar atau emas tetap
memberikan proteksi nilai dan likwiditas yang paling efektif.
InsyaAllah.
Senin, 17 Februari 2014
Emas sebagai portfolio segala zaman
Satu ounce emas tahun 2001 adalah $271. Sepuluh tahun kemudian menjadi $1.896—
naik hampir 700 persen. Dalam perjalanannya, emas berhasil melalui periode
terburuk dalam sejarah modern, ketika bank-bank berjatuhan dan mata uang
kehilangan nilainya. Harga emas melonjak dalam keadaan krisis ini. Dibandingkan
dengan produk-produk derivatif, emas bersinar dengan tenang dalam tradisi yang
kuat. Dihargai sepanjang abad, standar kesejahteraan, uang yang orisinil, dan
proteksi nilai. Emas adalah aksiomatik. Pandangan ini berasal dari konsep bahwa
emas tidak berubah- logam mulia alami.” – Matthew Hart, Vanity Fair,
November, 2013
Anggota parlemen Inggris, Sir Peter Tapsell
berkomentar pada 1999 silam sebagai reaksi dari keputusan Menteri Keuangan
Inggris saat itu Gordon Brown, yang memaksa untuk menjual lebih dari setengah
cadangan emas Inggris.Tapsell dalam komentarnya menyinggung “dollar, yen dan
euro” karena proposal Dept. Keuangan Inggris menjual cadangan emas mereka dan
menukarnya dengan ketiga mata uang tersebut. Berikut komentarnya :
“Pandangan umum mengenai emas, dan kualitas
yang membuatnya begitu spesial dan menarik adalah dia universal, eternal, dan
hampir tidak bisa dihancurkan. Menteri (Gordon Brown) mesti setuju bahwa emas
itu indah. Slogan yang paling populer adalah‘As good as gold.’Para
ilmuwan dapat melakukan kloning pada domba, dan sedang mencobanya pada manusia,
mereka juga tidak dapat mengkloning emas, walaupun mereka berusaha melakukannya
selama10.000 tahun. Menteri (Gordon Brown) mungkin berpikir telah menemukan
rumus kimia baru untuk merubah batu menjadi emas versi partai buruh, namun
dollars, yen dan euro tidak akan dapat melewati badai dan tidak akan pernah
berubah menjadi emas.
Kalimat di atas menyindir begitu dalam.
Menggambarkan esensi emas. Hampir satu setengah dekade setelah penjualan
cadangan emas Inggris tersebut, emas naik dari $300 per ounce menjadi lebih
dari $1.900 per ounce yang beberapa meyakini sebagai harga emas tertinggi untuk
sementara ini — menjadi sebuah ejekan yang terkenal di Inggris dengan istilah
Brown’s Folly (kebodohan Brown).
Pada masa pemerintahan konservatif David
Cameroon saat ini, publik juga masih menunggu apakah 415 ton emas yang dijual
dahulu akan kembali masuk dalam cadangan emas Inggris? Biarlah mereka yang
menjawab.
Jumat, 14 Februari 2014
Warning!!!..Crisis Warning!!!
Ada beberapa peristiwa ekonomi yang perlu mendapat perhatian serius. Di negara-negara berkembang tengah terjadi krisis ekonomi yang luar biasa. Argentina tengah mengalami kekacauan ekonomi. Hari kamis lalu (23/1) nilai peso jatuh 10%-level terendah dalam 12 tahun. Begitu pula Turki, mata uang mereka Lira jatuh ke titik terendah pekan ini, dan Ruble Rusia juga berada di level terendah dalam 5 tahun terakhir.
Di Afrika Selatan, mata uang Rand juga berada pada titik terendah sejak 2008. Begitu pula terjadi pelemahan mata uang di Brazil dan Mexico. Namun juga ada sederet negara yang sedang mengalami situasi yang mengenaskan seperti India, Indonesia, Hungaria, Polandia, Ukraina, dan Venezuela.
Negara- negara di atas berada dalam situasi ekonmi yang sangat serius. Negara-negara tersebut mata uangnya jatuh dan demikian pula nilai obligasinya. Ditambah pula rasio gagal kreditnya makin membesar.
Apa yang terjadi di negara-negara berkembang juga terjadi di negara-negara maju. Angka pengangguran di Amerika Serikat berada pada titik terburuk. Demikian pula sektor perbankan di AS dan Eropa berada dalam tekanan yang luar biasa, sebut saja Citi, JP Morgan, Deutsche Bank, mereka semua mengalami potensi kerugian miliaran dollar akibat biaya litigasi, gagal kredit, jatuhnya laba dlsb. Bank-bank ini tidak akan cukup bertahan 2-3 tahun ke depan tanpa suntikan QE berikutnya.
Namun temuan bank sentral bahwa QE ternyata hanya menuai sedikit hasil. Studi terbaru Uni Eropa perbankan Eropa butuh $1 triliun untuk bertahan dari krisis berikutnya.
Maka apabila krisis berada pada puncaknya tahun 2014 maka akan ada kejatuhan dollar dan memicu harga emas dan perak mengalami kenaikan signifikan tahun ini.
Hyper-inflasi dan krisis keuangan karena faktor uang kertas
Krisis dan mata uang kertas adalah dua hal yang selalu terlibat dalam sejarah ekonomi. Andrew Dickson White dalam esainya sejarah hyperinlasi menutup dengan paragrap berikut :
“Fiat Money Inflation in France,” sebagai salah satu contoh peristiwa paling populer dalam literatur ekonomi : "Ada pelajaran dalam hal ini yang mendorong setiap orang untuk merenung. "Pelajarannya adalah bahwa ada koneksi antara pencetakan uang kertas yang berlebihan oleh negara, inflasi, dan hancurnya nilai tabungan kelas menengah adalah hal yang di tolak mentah-mentah dalam era modern. Rakyat berangan-angan bila pemerintah mau belajar penyebab dari setiap krisis tersebut."
Episode hyperinflasi terbentang sejak terjadi pertama kali pada zaman Jengis Khan hingga yang terkini di Zimbabwe. Seluruhnya terjadi dengan perlahan dan tenang, hingga kemudian orang terkaget-kaget dengan melonjaknya harga dengan sangat cepat. Frederich Kessler, Profesor hukum di Universitas Berkeley yang mengalami hyperinflasi di Jerman tahun 1920, memberi gambaran beberapa tahun kemudian dalam sebuah wawancara dalam buku yang ditulis Ralph Foster, “Fiat Paper Money: The History and Evolution of Our Currency” (2008): “Peristiwa itu mengerikan, sangat mengerikan! Seperti halilintar yang menyambar. Tidak ada seorangpun yang siap. Anda tidak bisa membayangkan kecepatannya dengan kejadian apapun. Rak-rak di toko grosir kosong. Anda tidak bisa membeli apapun dengan uang kertas."
Andrew Dickson White dalam esainya itu juga menggambarkan mata uang The louis d’or (koin emas yang pernah berlaku di Perancis sejak 1640) berlaku di pasar sebagai monitor atau cermin terhadap nilai tukar franc ( mata uang kertas Perancis). Pada 1 Agustus 1795, koin emas yang tadinya seharga 25 franc, menjadi 920 franc; tanggal 1 September menjadi 1.200 franc; tanggal 1 November, 2.600 franc; tanggal 1 Desember, 3.050 franc. Pada Februari 1796, harganya menjadi 7.200 francs atau satu franc nilai emas seharga 288 franc mata uang kertas. Seluruh harga komoditas naik mengikuti proporsi ini.
Contoh dari sumber lain adalah sbb : sekarung tepung naik dari 2 franc pada tahun 1790, menjadi 225 franc pada tahun 1795; sepasang sepatu, naik dari 5 franc menjadi 200 franc; sebuah topi, naik dari 14 franc menjadi 500 franc; mentega naik menjadi 560 franc per pound; ayam kalkun menjadi 900 franc. Seluruhnya naik dengan cepat kecuali upah buruh. Seiring banyaknya pabrik yang tutup, upah buruh jatuh, hingga banyak buruh yang beralih menjadi tentara.
Orang-orang yang terlibat utang pun bergembira. Seseorang yang berutang 10.000 franc tahun 1790 cukup membayar utangnya sebesar 35 franc tahun 1796.”
Demikianlah mata uang emas dapat menjadi cermin dan alat proteksi nilai di tengah situasi krisis ekonomi yang menggancurkan nilai.