Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Owner Gold Dinar Jameela

Gold Dinar Jameela...Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat. Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Gold Dinar Jameela

Kunjungi kami di Mila Salon Jl.Kota Bambu Raya RT 008 RW 04 No:7 Kota Bambu Selatan-Jakarta Barat Belakang RS.Harapan Kita dan RS.Dharmais-Slipi 021-5653390 Mobile-phone:085880957788.

Selasa, 31 Juli 2012

quiz ramadhan berhadiah dinar emas dan dirham perak...


Setelah seharian berpuasa dan tetap bekerja, dalam kondisi lapar Anda berkendaraan pulang. Di tengah jalan adzan magrib berkumandang sedangkan di kendaraan Anda hanya ada sebotol air putih,  Anda minum habis sebotol air putih tersebut untuk berbuka puasa - sesaat rasa lapar hilang dan Anda segar kembali. Air putih tidak mengandung kalori, karbohidrat, lemak ataupun protein – tetapi kok bisa menghilangkan rasa lapar  ya ?. Oh kalau begitu rasa lapar timbul karena kekosongan perut, begitu diisi (apa saja) maka akan hilanglah rasa lapar itu …?, ternyata tidak juga demikian…!.

Perhatikan dua kasus ini :

Konon beberapa politisi yang masuk daftar panggil KPK, beberapa hari mereka tidak bisa tidur dan tidak mengantuk, beberapa hari pula mereka tidak bisa makan dan tidak lapar. Perut mereka kosong, tetapi kok tidak lapar ?.

Kasus lain Anda perhatikan anak-anak remaja Anda yang tengah berbuka puasa. Dilahapnya segala makanan yang ada di meja, perut mereka seperti karet saja – nampung begitu banyak makanan. Perut mereka sudah penuh sesak, tetapi kok rasa lapar dari puasa di siang hari tadi terasa belum pulih sehingga masih ingin makan lagi dan lagi  ?.

Jadi apa itu (penyebab) lapar ?. Inilah pertanyaan pertama dari Quiz yang ke-V ini.

Lebih jauh Allah antara lain menggunakan sarana lapar yaitu puasa untuk mengangkat umat ini ke derajat takwa, bahkan lapar (puasa) juga menjadi rukun Islam sesudah syahadat dan sholat – ini menunjukkan betapa pentingnya lapar (puasa) itu.  Tetapi apa hubungannya antara lapar (puasa) ini dengan takwa ?.  Inilah pertanyaan keduanya.

Tugas Anda dalam Quiz ini adalah menjawab dua pertanyaan tersebut baik secara ilmiah (science) maupun berdasarkan petunjukNya (guidance). Penjawab terbaik pertama diberi hadiah 1 Dinar, kedua diberi hadiah 5 Dirham (khamsa), dan terbaik ketiga diberi satu Dirham.

Saya yakin bukan karena hadiah yang tidak seberapa tersebut  Anda akan berpartisipasi dalam Quiz yang ke –V ini, tetapi dalam rangka untuk lebih memahami makna lapar (puasa) kita semua. Lebih jauh lagi bila kita bisa memahami konsep lapar secara benar, insyaallah berbagai teknik pengobatan dan diet  baru dapat dihasilkan.

Demikian juga bila kita bisa menemukan korelasi yang mudah dipahami dan nyata antara lapar dan takwa, insyaAllah kita juga akan lebih bisa mencapai derajat takwa itu dan sekaligus insyaallah bisa menjaganya pula.

Kami tunggu jawaban Anda di email ke Iqbal@geraidinar.com This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. atau menu kontak situs ini paling lambat sepekan dari hari ini atau Sabtu 4 Agustus 2012. Insyaallah hasilnya akan kami share di situs ini pula bersamaan dengan pengumuman pemenangnya pada hari Ahad 5 Agustus 2012.

Sabtu, 28 Juli 2012

Bagaimana menghitung harga dinar emas

 


Bingung bagaimana harga satu koin dinar emas ditetapkan? Apakah mengacu dengan harga emas internasional? Jika iya, patokan harga emas internasional adalah 24 karat. Sementara, dinar emas 22 karat.

Bagaimana perhitungannya?
Muhaimin Iqbal, pemilik situs www.geraidinar.com menjelaskannya untuk Anda.
Karat itu menunjukkan persentase kandungan emas saja. Sehingga, 24 karat setara dengan 99,99% 22 karat atau setara dengan 22/24 x 99,99% atau 91,7 %. Hal ini juga berlaku pada penentuan harga dinar. Dengan kata lain, harga emas 22 karat adalah 22/24 kali harga emas 24 karat. Ini semua di luar ongkos cetak.
Dengan demikian, penentuan harga dinar emas juga mengikuti pergerakan harga emas internasional.

Menghitung konversi harga emas ke gram

Pergerakan harga emas dalam negeri juga mengikuti harga emas internasional. Nah, untuk menentukan harga emas di dalam negeri, sebelumnya Anda harus melihat informasi harga emas dalam troy ounce. Selain itu, pantau juga posisi rupiah terhadap US$ pada saat itu.

Jika semua informasi di atas sudah Anda kantongi, barulah Anda bisa mengonversikan harga emas ke dalam gram. Yang perlu dicatat, 1 troy ounce setara dengan 31,105 gram.

Ilustrasi berikut akan mempermudah Anda untuk memahami perhitungan emas. Misalnya saja, harga emas internasional adalah US$ 1.200 per troy ounce. Sementara, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 9.000. Maka perhitungannya adalah:
Harga emas per gram dalam US$= US$ 1.200/31,105 = US$ 38,58
Harga emas per gram dalam rupiah = US$ 38,58 x 9.000 = Rp 347.211 per gram

Mengenal emas asli atau palsu

Bagi yang awam mengenai emas, tentu sulit membedakan mana emas asli atau palsu. Terkait hal itu, ada beberapa istilah yang harus diketahui terlebih dulu. Pertama adalah kadar emas. Kadar merupakan tingkat keaslian emas, atau jumlah kandungan kemurnian emas. Kedua adalah karat. Karat sendiri merupakan satuan dari kadar emas.

Sebagai contoh, kadar 24 karat dinyatakan sebagai emas murni. Jadi emas kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24 X 100% atau sekitar 95,8%. Seperti dikutip dari www.klub1milyar.com, ada beberapa metode untuk mengetahui kadar emas.

1. Dengan uji gosok pada batu, kemudian ditetesi zat kimia. Biasanya, air uji yang digunakan adalah asam nitrat, asam klorida, dan campuran keduanya yang disebut air raja.

2. Pengujian dengan gold tester, yaitu alat yang dapat mendeteksi karat dengan cara menempelkan ujung jarumnya ke perhiasan. Alat ini mudah digunakan namun tidak bisa mendeteksi bagian dalamnya.

3. Pengujian dengan berat jenis karena setiap benda mempunyai berat jenis atau SG (specific gravity). Emas dapat dengan mudah dikenali dengan mencari berat jenisnya. Berat jenis adalah masa zat itu dibagi volumenya.

Wallahu alam bisshawab..Have a gold day!!!!

Rabu, 25 Juli 2012

Kenapa harga emas akan selalu naik


Dari berbagai sumber

5 alasan kenapa harga emas akan naik adalah sebagai berikut :


1. Economy
Berapa kali Anda mendengar kalimat “tidak (lagi) sejak Great Depression” dikaitkan dengan iklim ekonomi saat ini? Ini sesuai, sebab AS telah mengalami krisis paling parah dan paling lama sejak 1930-an.

Basis industri AS dialihkan ke luar negeri, dan hanya sedikit lapangan kerja yang berhasil dibuka oleh sektor industri jasa maupun pemerintah. Tingkat pengangguran mencapai 10%, dan  satu dari setiap 8 penduduk AS mendapat jatah kupon makanan. Tingginya risiko nilai membayangi pasar saham. Ledakan ekonomi 2008 menghancurkan nilai properti real-estate, dan membutuhkan  $ 1 triliun Dollar bail-out untuk memulihkan bank-bank investasi yang katanya too big too fail itu. Fannie Mae dan Freddie Mac berada dalam pengawasan AS agar tetap hidup, bersama dengan General Motors.

Pemerintah AS telah jatuh dalam jurang raksasa dari defisit multi triliun dollar, dan tidak akan keluar dari jurang tersebut tanpa meningkatkan pajak dan penghematan anggaran. Sementara itu, bom waktu utang AS sudah meledak di beberapa kota besar dan negara bagian di AS.

2. Fears
Krisis utang pemerintah di Islandia dan Yunani mulai merambah ke seluruh penjuru dunia. Investor yang khawatir mulai memindahkan asetnya dari euro dan mata uang lemah lainnya ke emas. Bursa saham kembali naik dari kejatuhannya tahun 2008-2009 lalu, namun beberapa analis mengatakan saham telah mengalami overbought (situasi dimana harga saham naik dengan sangat tinggi pada level tertentu yang berada pada batas atasnya, sehingga tidak lama lagi akan kembali turun ) dan karenanya akan mengalami penurunan tajam.

Sementara itu perang terus berlanjut di Timteng, Asia, dan di beberapa negara, yang tentu membutuhkan biaya besar bagi rakyat AS.

3. Demand
The Federal Reserve telah menjaga tingkat suku bunga hampir nol persen, dengan tidak ada tanda-tanda kenaikan di masa depan, oleh karenanya merendahkan opportunity cost (biaya yang timbul karena memilih suatu investasi dengan mengabaikan investasi yang lain) untuk orang membeli emas.

Dan investor meresponnya dengan permintaan yang luar biasa, hingga memaksa US Mint (pencetakan koin emas AS) menambah produk emasnya untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Terlepas dari itu nilai emas tidak  berasal dari aplikasi industri tetapi dari penerimaannya yang luas sebagai store of value (penyimpan nilai).

Sebagaimana orang kehilangan kepercayaan terhadap mata uang kertas, kehebohan permintaan emas akan terus meningkat berlipat ganda. Juga permintaan emas dari bank sentral dunia, yang secara trend umum telah berbalik dari tadinya sebagai net sellers (menjual emas lebih dibanding membelinya) menjadi net buyers (membeli emas lebih dibanding menjualnya).

Begitu pula bank sentral Cina, India dan Rusia terus membeli emas sebagai cadangan mereka. Beijing tidak hanya mengalihkan cadangan devisanya dalam bentuk dollar ke emas, tetapi juga mendorong miliaran penduduknya untuk membeli emas.

4. Reflation
Emas bermanfaat untuk mengobati inflasi. Pada beberapa hal, pasar menghentikan perhatiannya dari deflasi dan beralih pada inflasi. The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Nasional Swiss, dan Bank Inggris menambah neraca keuangannya. Pertumbuhan suplai uang dalam jumlah besar yang digelontorkan secara sistemik yang tentu akan memicu inflasi yang buruk.  Walaupun inflasi saat ini belum terlihat, paket-paket stimulus ekonomi dan bail-out yang berarti lebih banyak uang yang beredar dalam sistem ekonomi, yang akan berdampak inflationary.

Secara historis tingkat suku bunga AS yang rendah (mendekati nol persen), lemahnya dollar AS, dan inflasi jangka panjang akan menekan the Fed membanjiri ekonomi dengan triliyunan dollar  yang membentuk iklim yang bagus bagi emas dan aset yang bersifat fisik lainnya. Permintaan yang besar akan emas, membuat perusahaan pencetakan koin emas  bekerja lebih untuk memenuhi kebutuhan pasar. Karena efek inflationary dari bail-out pemerintah,  analis menyatakan bahwa ketika harga emas mencapai $1.500/oz  ini hanya awal saja, bukan akhir (pergerakan harga) .

5. The Dollar
Dollar saat ini tengah menuai untung dari pelarian modal  aset berisiko khususnya di Eropa. Ini menjadi sebuah kejutan dari orang-orang yang berharap pemerintah AS menambah belanja negara dan kolapsnya ekonomi AS akan melumpuhkan dollar.

Dalam jangka panjang, keperkasaan dollar tetap bergantung pada ketertarikan dunia terhadap aset  Amerika, yang akan melemah seiring dengan goyahnya ekonomi dan terus berlanjutnya kebijakan pemerintah untuk menambah suplay uang. Lemahnya dollar, likuiditas yang berlimpah dan kebijakan reflation akan tetap menjadi isu utama kedepan. Kebijakan fiskal yang massif dan stimulus  moneter telah melemahkan dollar, yang faktor utamanya berasal dari krisis utang Eropa.

Ketika beban utang AS (AS adalah negara dengan total utang terbesar di dunia) telah melampaui batas, pelemahan dollar sebagai mata uang akan menjadi cermin bagi semua (mata uang dunia lainnya), dan perannya sebagai mata uang utama di dunia berada dalam status bahaya.

Gold Prices: Expect a New Breakout
Kita berharap lonjakan harga emas berikutnya, ketika dollar melemah lebih jauh lagi dan ketika kebijakan reflationary menghasilkan daya tarik ekonomi.Harga emas saat ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal jauh berada di depan kondisi deflasi. Kondisi likiuditas akan menjadi lebih mudah dan lebih mudah lagi. Kondisi seperti ini akan konsisten dengan kenaikan harga emas lebih tinggi lagi, dan kita akan melihat harga emas akan naik lebih tinggi lagi, dengan tembusnya harga emas menjadi $1.500/oz  hanya permulaan saja.  

Senin, 23 Juli 2012

Standarisasi dinar dan dirham



Rasulullah SAW menetapkan standar dinar dan dirham pada tahun 2 H. Dari standar ini ketentuan lain tentang zakat, diyat, hudud, dan muamalat (jual beli, dl) mengikutinya.

Secara historis pemakaian koin emas dan koin perak sebagai alat tukar telah berlangsung sebelum Islam datang, termasuk di Jazirah Arab tentu saja. Sebutan dinar, misalnya, berasal dari koin Rumawi, denarius, sedangkan dirham berasal dari koin Persia, drachma. Oleh sebagian orang kenyataan sejarah ini lalu dipahami sebagai kenyataan bahwa Rasulullah SAW tidak menetapkan suatu ketentuan baru tentang dinar dan dirham, tetapi sekadar meneruskannya (men-taqrir-nya). Bahkan, lebih dari itu, ada pula yang menjadikannya sebagai argumen bahwa Islam tidak mengharuskan mata uangnya terbuat dari emas atau perak.

Memang benar, dari berbagai riwayat, kita tahu Rasulullah SAW menyebutkan sejumlah komoditi yang bisa dipakai sebagai alat tukar, yaitu emas, perak, terigu, syai’r (sejenis jewawut), kurma dan garam. Pengertian paling pokok dari contoh-contoh ini adalah bahwa alat tukar haruslah terbuat dari komoditi yang lazim dipakai sebagai alat tukar. Artinya, dalam keadaan tidak ada atau kekurangan emas atau perak, maka komoditi lainnya, sepanjang lazim diterima sebagai alat tukar, dapat dapat ditakar atau ditimbang secara baku, dapat diberlakukan sebagai mata uang. Di Indonesia, misalnya, beras dapat digunakan sebagai alat tukar yang valid. Juga, berbeda dengan uang kertas, suatu alat tukar tidak boleh dipaksakan penerimaan dan pemakaiannya. Penerbitan mata uang juga tidak boleh dimonopoli oleh satu pihak, seperti saat ini berlangsung, di tangan bank-bank sentral.

Kenyataannya, dalam perjalanan kehidupan manusia yang sudah begitu panjang, komoditi terbaik yang lazim dipakai sebagai alat tukar adalah emas dan perak, yang sampai pada awal kehadiran Islam, banyak berasal dari Rumawi (dinarius) dan Persia (drachma). Tetapi, koin Romawi dan koin Persia tersebut bukanlah koin emas dan perak yang seragam yang beredar di Jazirah Arab ketika itu. Ukurannya pun ada beberapa macam. Baru sesudah ditetapkan ukuran-ukuran dan takarannya oleh Rasulullah SAW koin dinar dan dirham di Madinah memiliki kebakuan.

Sofyan Al Jawi, seorang ahli numismatik Indonesia yang saat ini juga mengoperasikan salah satu wakala di Jakarta (Wakala Al Faqi, Cilincing), menjelaskan bahwa penetapan ketentuan tentang standar dinar dan dirham itu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada tahun ke-2 Hijriah, bermula dari adanya sebuah sengketa di pasar. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah penduduknya biasa menggunakan dirham perak dengan cara hitungan bilangan, sementara pendatang dari Mekah terbiasa menggunakannya dalam hitungan timbangan. Maka, terjadilah sengketa, antara Aisyah (seorang muhajirin) dan Burairah (seorang nshar).

Dalam suatu riwayat disebutkan adanya tiga dirham yang berbeda kadarnya ketika itu, yaitu dirham besar 20 qirat, dirham sedang 12 qirat, dan dirham kecil 10 qirat. Atas sengketa di atas, Rasulullah SAW memberikan petunjuknya, agar koin-koin dirham itu dihitung bukan dengan cara membilangnya tetapi menimbangnya. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Thawus dari Ibnu Umar, dari perkataan Rasulullah SAW, ‘’Timbangan (wazan) adalah timbangannya penduduk Mekkah, dan takaran (mikyal) adalah takarannya penduduk Madinah.” (HR. Abu Daud dan Nasai), kita mendapatkan pembakuan dinar dan dirham.

Cara Rasulullah SAW menetapkan standar adalah dengan menghitung rata-rata berat dirham yang ada, yaitu: 20+10 +12 = 42 qirat yang kemudian dibagi tiga, menghasilkan 14 qirat. Jadi, timbangan dirham menurut syar’it adalah seberat 14 qirat. Sedangkan perbandingannya dengan koin dinar (1 mitsqal) ditetapkan menjadi 14/20 mitsqal, karena 1 mitsqal sama dengan 20 qirat. Maka satuan dirham adalah seberat 7/10 mitsqal atau 2,975 gram dengan qadar koin perak Sasanid (perak murni). Koin dinar yang ditetapkan adalah seberat 1 mitsqal. Jadi, tiap-tiap 7 dinar setara dengan 10 dirham, dalam timbangannya. Kita mendapatinya 1 dinar adalah 4.25 gr emas, dengan kelipatannya untuk satuan yang lebih besar (2 dinar dan seterusnya) atau lebih kecil (0.5 dinar).

Dengan mengacu kepada ketetapan nilai yang telah dibakukan itulah Rasulullah SAW kemudian menetapkan ketentuan-ketentuan syariat lainnya yang berkaitan dengannya. Ketetapan terpenting, tentu saja, adalah nisab zakat, yang ditentukan sebesar 20 dinar emas dan 200 dirham perak. Demikian juga ketentuan tentang hudud (seperti batas hukum potong tangan, 0.25 dinar emas) atau diyat (1000 dinar). Dari sini mengikuti hukum-hukum muamalat lain seperti qirad dan syirkat hanya sah bila dilakukan dengan dinar emas atau dirham perak.

Jadi, jelas sekali, bahwa tanpa dinar emas dan dirham perak syariat Islam tak dapat ditegakkan, karena keduanya bertalian langsung dengan begitu banyak ketentuan syariat Islam. Meskipun, sampai Rasulullah SAW wafat, dinar emas dan dirham perak yang beredar masih berasal dari Rumawi dan Persia. Dirham perak dan dinar emas pertama yang dicetak sendiri oleh para pemimpin Muslim bertahun 694-695 M atau 74-75 H, di zaman Khalifah Abdalmalik, lebih dari setengah abad sesudah Rasulullah wafat.

Kamis, 19 Juli 2012

Kekeliruan Umum tentang Uang Kertas


Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara

Detik ini banyak orang yang masih percaya bahwa uang kertas diterbitkan oleh bank sentral dengan back up logam mulia, emas dan atau perak.

Ini sungguh keliru. Kebanyakan uang kertas langsung kehilangan nilai ekuivalennya untuk dapat ditukarkan dengan emas dan perak (ataupun komoditas lainnya) dalam tahun yang sama dengan saat ia diterbitkan.

Telaah atas sejarah uang kertas menunjukkan kegagalan yang selalu dialami oleh otoritas yang menerbitkannya untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya (saat ada warga mau menebuskan uang kertas), yang pada mulanya adalah dalam bentuk emas dan perak.

Setelah PD II kebanyakan mata uang di dunia ini telah bergabung dengan Perjanjian Bretton Wood (dibentuk 1944). Dalam sistem Bretton Wood kebanyakan mata uang kertas ini dikaitkan dengan dolar AS yang dikaitkan dengan emas, dengan kesetaraan 35 dolar AS/ troy ounce emas. Sistem ini akhirnya dibubarkan secara sepihak oleh Richrad Nixon, Presiden AS, pada 1973. Sejak saat itu tidak ada satupun mata uang kertas yang didukung dengan emas.

Uang kertas, sepenuhnya, adalah 'uang fiat' yang nilainya didasarkan sepenuhnya semata-mata atas 'jaminan' hukum dari pemerintah. Saat ini bahkan uang kertas ini pun semakin sedikit dibutuhkan, sebab telah digantikan hanya dengan byte-byte dalam komputer, yang ditransaksikan secara elektronik.

Diterbitkan oleh Perusahaan Swasta
Di sini ada kesalahkaprahan lain di tengah kita yang secara keliru mempercayai bahwa uang kertas suatu negara diterbitkan oleh pemerintah. Yang benar adalah uang kertas, maupun koin-koin recehan yang terkait dengannya - dan byte dalam komputer yang diciptakannya - diterbitkan oleh bank sentral. Sudah ditunjukkan [dalam buku Ilusi Demokrasi] di atas kebanyakan bank sentral adalah perusahaan swasta, milik pribadi sekelompok bankir. Lebih dari itu, sebagian besar uang yang beredar di tengah masyarakat, tidak lagi berbentuk 'uang fisik' (uang kartal, kertas dan koin).

Kebanyakan uang beredar saat ini berbentuk deposito dan kredit (uang giral), berupa kertas cek maupun byte, yang dibuat oleh bank-bank komersial. Perbandingan antara uang fisik dan uang ciptaan bank komersial ini biasanya adalah 1:20, suatu angka yang kini menjadi standar internasional Bank Sentral, atau lebih dari itu. Ini berarti bahwa sebagian besar uang yang berada di tengah kita sebenarnya diterbitkan oleh perbankan komersial swasta.

Jadi, siapa yang paling bertangungjawab atas pemasokan uang di tengah kita? Jawabnya adalah institusi swasta, yang kita sebut bank komersial ini, yang tentu saja, mendapatkan keuntungan luar biasa dari penciptaan uang dari ketiadaan ini. Perlu ditambahkan di sini, saat ini, bank-bank sentral, yang kebetulan masih berada di tangan pemerintah (walaupun sudah sepenuhnya dikendalikan oleh jaringan bankir swasta global), cenderung diswastanisasi sepenuhnya. Ini akan berarti bahwa pemaksaan alat pembayaran, yang berarti secara esensial adalah sebentuk pemajakan, tidak ditarik oleh pemerintah melainkan perusahaan swasta (perbankan).

Dari uraian lain dari Helairie Beloc, sebagaimana dikutip oleh Dallas (2005) di bawah ini, kita akan mendapatkan kejelasan tentang tentang trick perbankan swasta dalam menciptakan uang dari kehampaan, hingga mereka mendapat sumber kekuasaan yang sangat besar.
Pada awalnya seorang pemilik koin [emas] yang ingin mengamankannya dari bahaya akan menitipkannya pada seorang pandai emas atau seseorang yang memiliki peti yang kuat dan loket untuk penebusannya. Ia akan meninggalkannya, tentu saja, dengan syarat ia dapat menariknya kembali, semuanya atau sebagiannya, setiap saat ia perlukan. Misalnyanya ada sebelas orang menitipkan masing-masing 100 keping emas pada seorang pemilik peti penyimpanan; maka orang ini akan menjadi bankir mereka. Mereka akan datang kepadanya dari waktu ke waktu, masing-masing menarik sebagian uang mereka yang akan dipakai, atau menyerahkan sejumlah uang lain untuk disimpan.

Dengan segera diketahui, pada prakteknya, jumlah uang yang ditarik dalam jangka waktu tertentu, katakanlah sebulan, telah digantikan oleh depositor dengan kecepatan rata-rata tertentu: yakni, meski ada jumlah atau kecepatan tertentu yang ditarik ada sejumlah yang terkait yang didepositkan. Tapi di antara arus masuk dan arus keluar selalu ada sejumlah besar cadangan di tangan: selalu ada sejumlah besar emas dan perak di tangan orang yang dipercayai menyimpannya.

Dalam praktek diketahui bahwa secara permanen sisa uang yang tak terpakai ini ada sejumlah sepuluh kali dari jumlah yang perlu disiapkan untuk memenuhi permintaan penarikan. Di tangan si bankir yang mendapat kepercayaan sebelas nasabah yang menitipkan uang, ada sebanyak 1.100 poundterling, dengan 1000 pound dari yang 1.100 pound ini, sepenuhnya menganggur dalam waktu tertentu. Cukup bagi si bankir untuk hanya menyimpan yang 100 pound itu sebagai cadangan untuk memenuhi permintaan penarikan, sebab ia bisa mengandalkan arus masuk deposit baru sebebasnya untuk memenuhi seberapa pun arus penarikan terjadi. Si Jones boleh jadi menarik 10 pound dari 100 pound tabungannya untuk keperluan Tahun Baru, tapi pada Candlemas, sebulan kemudian, ia akan membayarkan 10 pound yang ia ambil itu untuk kembali ditabung.

Dengan demikian, cuma 1/10 dari jumlah total, yang harus disimpam oleh si bankir untuk memenuhi kewajibannya. Sisanya - sekurangnya - ia gelapkan, ini penggelapan karena seseorang menggunakan milik orang lain yang dipercayakan kepadanya demi tujuan pribadi. Tapi karena terbiasa, penggelapan ini lama-kelamaan dianggap wajar. Maka, pada akhirnya, si bankir merasa aman bila ia hanya mencadangkan 1/10 dari uang yang, berdasarkan hukum dan moral, ia wajib membayarkannya saat diminta. Sisanya yang 9/10 ia dapat gunakan untuk apa saja yang ia mau - dan khususnya diutangkan dengan riba.


Sihir Uang Kertas
Tapi itu baru awal dari cerita. Sebab, sebagaimana kita ketahui para bankir akan menerbitkan 'tanda terima', kuitansi, atau istilah resminya 'janji pembayaran' (promissory note), sebagai bukti penitipan koin emas itu. Oleh nasabahnya kuitansi ini diterima seolah sebagai benar-benar pembayaran. Kertas ini, hari ini kita sebut sebagai cek, kemudian beredar dari satu tangan ke tangan yang lain untuk suatu waktu di-cash-kan (ditukarkan dengan koin emas) di bank.

Secarik kertas ini pun, di bawah undang-undang mata uang (law of legal tender), akhirnya menjadi uang itu sendiri. Dengan instrumen ini para bankir mendapatkan keuntungan secara luar biasa karena, dengan mengeluarkan kertas-kertas 'janji pembayaran' ini, telah menciptakan uang dari kehampaan. Beloc mencontohkan bagaimana para bankir mendapatkan pelipatgandaan keuntungan tersebut sebagai berikut ini:
Anda dan saya dengan 1.100 poundsterling dapat mengupah 11 orang untuk membangunkan sebuah rumah untuk kita dalam waktu 6 bulan. Tapi seorang bankir dengan 1.100 pound dapat sekaligus membangun 10 rumah. Anda dan saya dapat meminjamkan uang kita yang 1.100 pound itu dengan 5% bunga dan mendapatkan 50 pound dalam setahun; tapi seorang bankir, dengan dasar yang sama, dapat memperoleh sebanyak 550 pound dalam setahun.
Ini juga belum akhir dari cerita, karena dengan berlakunya janji pembayaran tersebut sebagai uang itu sendiri, para bankir dapat melipatgandakan uangnya lagi, dengan cara menciptakan utang kepada para nasabah. Dengan teknik cadangan sebagian ini seorang bankir kemudian dapat memperbanyak 'uang'-nya sampai jumlah hampir tak terbatas, dengan jalan mengutangkan (tepatnya: membukukan utang) dengan bunga tersebut. Dalam istilah perbankan praktek ini disebut sebagai 'ekspansi kredit'. Syarat cadangan sebagian atau fractional reserve requirement lazimnya pada mulanya adalah antara 8-10%. Dengan teknologi yang lebih baru, kartu kredit, sebuah bank bahkan praktis dapat membukukan utang - dengan demikian menciptakan uang - tanpa cadangan sama sekali.

Di Indonesia, pasca liberalisasi sektor perbankan pada 1988, persyaratan cadangan ini bahkan menjadi sangat kecil, diturunkan dari 15% menjadi 2%. Inilah bibit yang menjadi awal malapetaka bangsa ini yang terjadi satu dekade kemudian ketika sektor perbankan di Indonesia rontok. Kita akan dengan luas kembali membahas nasib bangsa Indonesia yang kini terjebak dalam permainan para rentenir global ini di bawah nanti.

Kemampuan menciptakan kredit inilah yang memberikan oligarki keuangan kekuataan politik yang sebenarnya. Sejumlah bukti-bukti lain akan diberikan di bawah nanti [dalam buku Ilusi Demokrasi], baik di masa awal konsolidasi kapitalisme (abad ke-19) maupun di zaman mutakhir kini. Bank-bank kini menciptakan kredit dalam bentuk utang nasional, pada dasarnya, untuk tujuan apa saja - mulai dari perang, proyek 'pembangunan', bahkan 'reformasi politik'. Tujuan utang, bagi para rentenir, adalah demi memperbanyak utang itu sendiri, karena dengan begitu mereka menciptakan kekayaan dengan cepat dan mudah.

Tapi bagi sebuah bangsa, utang nasional apalagi yang merupakan 'kredit politik' seperti yang dikenal sebagai Structural Adjustment Loan dari IMF, dapat berarti 'utang untuk menggali kuburnya sendiri'. Contoh kasusnya: utang kepada Daulah Utsmani dan, semakin dapat dibuktikan kebenarannya, yang diberikan kepada bangsa kita sendiri sebagaimana kita alami hari-hari ini. Kita akan melihat fakta-faktanya di bawah nanti [dalam buku Ilusi Demokrasi]. Pajak Terselubung Semuanya sudah makin jelas kini. Tapi masih ada juga kesalahpahaman lain tentang uang kertas dan implikasinya. Sebagian orang beraggapan bahwa uang kertas lebih memajaki (membebani) kaum kaya yang punya lebih banyak uang daripada kaum miskin yang lebih sedikit memegangnya. Ini kekeliruan fatal, karena yang sebaliknyalah yang terjadi. Inflasi adalah pajak yang jauh lebih dibebankan kepada orang miskin. Sebab, meskipun inflasi menurunkan nilai semua mata uang dalam suatu waktu tanpa melihat siapa yang memilikinya, inflasi lebih menguntungkan orang-orang yang tengah berutang. Sebab, mereka yang berutang, akan melunasinya dengan nilai uang yang secara riil lebih kecil dari nilai asal yang menjadi kewajibannya semula. Karena yang mendapatkan kredit ini kebanyakan adalah orang kaya, merekalah yang lebih diuntungkan oleh sistem ini, dengan dua alasan:

Inflasi menurunkan nilai riil uang yang harus dibayarkan oleh debitur kaya tersebut. Sistem uang kertas memberikan keistimewaan eksklusif yang luar biasa kepada orang kaya berupa akses untuk mendapatkan modal dari perbankan.

Secara keseluruhan sistem uang kertas adalah suatu bentuk ketidakadilan berupa pajak yang paling berat bagi warga negara, terlepas dari kelas sosial dan kondisi lainnya, demi keuntungan segelintir pribadi-pribadi. Semakin banyak uang yang diciptakan, dalam bentuk kredit yang dikeluarkan oleh bank, semakin tinggi pajak yang harus ditanggung oleh masyarakat. Tingkatnya melebihi inflasi, karena harus kita tambahkan di sini dengan tidak meratanya peredaran uang, karena berlakunya formula 'uang-datang-kepada-uang'. Seseorang yang akan meminta kredit kepada bank, katakanlah Rp 1 milyar, harus menyediakan ekuitas senilai yang sama, Rp 1 milyar. Mungkinkah Rp 1 milyar ini disediakan oleh seorang nelayan di Muara Angke? Kredit perbankan hanya akan datang kepada kaum kaya, yang akibatnya akan makin mempertajam jurang ketimpangan antara si kaya dan si miskin.

Itulah, boleh jadi, sisi terburuk dari sistem uang kertas: perpajakan terselubung, yang tidak terlihat karena tidak mudah, dan tidak pernah, dihitung seperti halnya inflasi. Secara keseluruhan itulah kapitalisme, yang ditopang oleh dua sumber hidupnya, riba sebagai jantung kiri dan pajak sebagai jantung kanannya. Dalam skala global kapitalisme, sebagaimana akan segera kita perlihatkan di bawah ini [dalam Ilusi Demokrasi], telah menggantikan kekuatan militer sebagai alat untuk mengendalikan (baca: menjajah) warga masyarakat.

*)Dinukil dari buku Ilusi Demokrasi (Republika, 2007)

Rabu, 18 Juli 2012

Berapa pendapatan per kapita kita?...Apakah mencapai nishabnya zakat sebesar 20 dinar emas???....


By : Muhaimin iqbal - Gerai dinar

Thomas Stamford Raffles yang pernah menjadi Gubernur Jendral Inggris di Jawa selama 5 tahun (1811-1816), menggambarkan kekagumannya tentang Jawa dengan ungkapannya sebagai berikut : “ …tidak ada wilayah lain dengan sumber air sebanyak di Jawa, sungai yang tidak pernah kering, pandangan hijau sepanjang tahun, kehangatan dan kesegaran udara tropis, sebagian besar Jawa subur dan sangat gembur, semua jenis tanaman yang ada di Eropa dapat dibudidayakan dengan sukses, apabila seluruh tanah dimanfaatkan bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kwantitas, kwalitas dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini”.

Mungkin karena kondisi alam yang subhanallah tersebut, orang Jawa pada umumnya enggan bertebaran di muka bumi sehingga terkenal dengan ungkapannya – yang entah sejak kapan dan siapa yang memulainya – Mangan Ora Mangan Yen Ngumpul  – Makan Tidak Makan Yang Penting Berkumpul.

Mungkin karena ‘falsafah’ inipula yang membuat Jawa menjadi suatu pulau yang dihuni paling banyak penduduk di dunia. Sekitar 57% penduduk Indonesia atau sekitar 137 juta orang tinggal di Jawa, sementara luas daratan Jawa hanya sekitar 6.5 % dari luasan Indonesia.

Dengan tanah yang subur ijo royo-royo seperti yang diungkapkan oleh Raffles tersebut, apakah orang-orang yang tinggal di Jawa lebih makmur ?. Ternyata tidak !. Berdasarkan laporan BPS terakhir, memang 57.8 % PDB nasional kita adanya di Jawa. Namun dari angka ini 16.5 % sendiri ada di DKI. Walhasil kalau dirata-rata penduduk di Jawa di luar DKI hanya memiliki PDB per capita sebesar  Rp 23.8 juta atau 23 % lebih rendah dari PDB per capita rata-rata penduduk Indonesia yang berada pada angka Rp 30.8 juta pada tahun 2011.

Mengapa dengan PDB per capita penduduk Jawa diluar Jakarta yang Rp 23.8 juta ini sulit dikatakan makmur ?, berdasarkan harga Dinar hari-hari ini yang berada di kisaran Rp 2,150,000/Dinar , maka nishab zakat 20 Dinar setara dengan  Rp 43 juta. Jadi PDB per capita penduduk Jawa di luar Jakarta hanya 55 % dari nishab zakat, sedangkan PDB per capita nasional kita yang Rp 30.8 juta adalah setara dengan 72 % dari nishab zakat – belum juga makmur tetapi sudah mendingan !.

Lantas pertanyaannya adalah mengapa makhluk cerdas yang hidup berjejalan di bumi yang paling makmur ini belum berhasil untuk minimal memakmurkan dirinya sendiri setelah 66 tahun merdeka ?. Inilah yang harus kita renungkan !. Berkumpul boleh, kerasan di jawa boleh – asal kita semua bekerja keras untuk memakmurkannya – dimanapun kita tinggal.

Lebih dari itu, wilayah Indonesia sangatlah luas . Bila Jawa hanya mewakili 6.5 % luas daratan Indonesia, masih ada 93.5%-nya yang perlu juga diolah untuk menjadi sumber-sumber kemakmuran. Belum lautannya yang juga sangat kaya dengan potensi.

Adalah ironi bila di jaman ini, ketika telekomunikasi bisa menjangkau di hampir seluruh jengkal tanah yang ada di bumi – ketika transportasi darat, laut dan udara bahkan bisa mengantarkan manusia sampai ruang angkasa – kita belum juga mampu mengolah seluruh potensi alam di wilayah yang ada dalam kedaulatan kita – lha wong yang di depan mata , di Jawa saja belum – apalagi yang jauh.

Lantas apa solusinya agar negeri ini makmur ?, Sebenarnya sejak lahirnya undang-undang otonomi daerah di awal era reformasi – ada peluang besar untuk masing-masing daerah berlomba memajukan daerahnya secara maksimal. Para kepala daerah dapat mengidentifikasi peluang daerahnya masing-masing – kemudian kalau tidak punya uang untuk mengolahnya sendiri – dapat menghadirkan investor dari luar daerah atau bahkan dari luar negeri untuk datang mengolahnya.

Bagaimana supaya investor ini mau datang untuk berinvestasi di daerahnya ?, permudah mereka dengan segala perijinan, kurangi beban pajaknya, perbaiki infrastruktur yang ada – maka insyaallah investor akan mau berdatangan. Bila uang beredar di suatu daerah dengan cepat, maka pastilah daerah itu akan makmur – jadi kuncinya ada di bagaimana mengundang uang untuk datang dan berputar – itulah kemakmuran.

Itulah mengapa uang yang beredar di golongan yang kaya saja tidak boleh – apalagi uang yang tidak berputar, …supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu….” (QS 59 :7)

Bila yang terjadi sebaliknya, bahkan pasca otonomi daerah pemda-pemda berlomba membuat perda yang membebani dunia usaha di daerahnya dengan tambahan perijinan, tambahan biaya, tambahan retribusi daerah dlsb.dlsb. – maka itulah yang terjadi seperti statistik yang terungkap di atas – daerah tambah miskin dan konsentrasi pendapatan tetap berada di ibu kota.

Data terakhir PDB per capita 9.7 juta penduduk Jakarta berada pada angka Rp 126 juta atau 4 kali dari PDB per capita nasional. Tetapi apakah bener rata-rata penduduk Jakarta lebih makmur ?, tidak juga demikian karena ada pareto statistic. Mayoritas kemakmuran itu hanya milik segelintir orang saja sedangkan mayoritasnya ya kayak penduduk Indonesia lainnya – hidup dibawah nishab zakat.

Jadi dimanapun kaki kita berpijak, sesubur apapun bumi yang kita injak – bila kita tidak bekerja keras memakmurkannya , maka kita akan gagal menjadi khalifah Allah di muka bumi ini karena tugas khalifah adalah untuk memakmurkannya. Maka bertebaranlah kita di muka bumi (jangan hanya di Jawa apalagi hanya di Jakarta !), dan banyak-banyaklah kita ingat Allah – agar kita beruntung dan mendapatkan rezeki yang terbaik ( QS 62 : 10-11). InyaAllah.

Senin, 16 Juli 2012

Ironi uang kertas

 
 
Mungkin tidak sampai satu generasi kedepan, anak cucu kita akan mentertawakan uang kertas yang kita pakai saat ini. Inilah yang terjadi dengan uang-uang kertas di dunia dari waktu ke waktu, maka ini pula yang kemungkinan besar akan terjadi dengan uang kertas yang ada pada zaman ini.

Ambil contoh dari beberapa ilustrasi di tulisan ini; ketika Islam sudah sangat maju dengan aturan main system keuangan berbasis Emas (Dinar) dan Perak (Dirham) yang ternyata valid sejak 14 abad lalu dan up-to-date sampai sekarang; dari generasi ke generasi manusia yang tidak mau belajar dari sejarah tidak bosan-bosannya bereksperimen dengan uang kertasnya. Berikut beberapa contoh diantaranya.
Pada tahun 1777 ketika Amerika masih merupakan koloni Inggris dan berusaha mencetak uangnya sendiri, maka uang kertas yang dihasilkan adalah seperti gambar disamping. Saking nggak berharganya dan mudahnya di palsu, maka satu-satunya cara untuk menjaga nilainya dari pemalsuan hanya bisa dilakukan dengan menulis ancaman di uang tersebut – bahwa pemalsu akan dikukum mati.
Ketika Perang Dunia II usai ada salah satu Negara di Eropa - Hungaria yang betul-betul kebingunan menentukan nilai uangnya, maka dicetaklah uang dengan nilai Seratus Juta Milyar Pengo (Pengo = mata uang negeri itu). Di gambar di bawah Anda bisa lihat uang tersebut, tetapi karena saking banyaknya angka nol yang harus ditulis – yang akan menyulitkan penggunanya – maka angkanya di eja SZAZMILLIO B.-PENGO – artinya ya itu tadi Seratus Juta Milyar Pengo; bingung kan berapa angka nol-nya ?.
Uang kertas memang bersifat relatif dan identik dengan penguasa suatu negeri; maka apa jadinya kalau terjadi pergantian penguasa negeri tetapi penguasa yang baru belum punya ‘uang’ untuk mencetak uang yang baru ?; gampang, penggal saja kepala penguasa yang lama dalam gambar mata uangnya; maka sudah jadilah mata uang yang baru. Gambar paling bawah adalah mata uang baru versi Zaire (Sekarang Democratic Republic of the Congo), ketika pemerintahan baru menggantikan pemerintahan lama tahun 1997.
Well, mungkin Anda berpendapat bahwa hal-hal tersebut diatas tidak akan terjadi dengan uang kertas kita zaman ini ? jangan terlalu yakin dahulu. Banyak hal yang tidak kalah lucunya yang terjadi dengan uang kertas zaman ini – hanya kita mungkin akan telat untuk tertawa. Berikut diantara fakta-faktanya :

·
Uang Rupiah pernah secara revolusioner dibuang tiga angka nol-nya tahun 1965/1966; tetapi kemudian tiga angka nol yang dibuang tersebut telah balik kembali ke uang kita hanya dalam tempo tiga puluh dua tahun kemudian. Bahkan tiga angka nol ini berganti menjadi empat atau bahkan lima. Buktinya ?, di dompet kita lebih banyak uang yang ber-angka nol 4 atau 5, karena yang nol 3 sudah pindah ke kencleng-kencleng donasi.

· Dengan bahan yang sama, dengan karya creative yang tidak kalah indah-nya – uang kita hanya dinilai 1/10,000 dari uang negeri lain, negeri Paman Sam.

· Uang kertas yang paling banyak dipakai di dunia saat ini adalah justru uang dari negeri yang paling banyak hutangnya.

· Uang kertas dari salah satu negeri adhi kuasa telah menjadi candu bagi negara-negara lain yang menggunakannya; ketika negara-negara lain yang pinter dan sadar akan bahaya candu ini-pun mereka tidak mudah untuk menghentikan kecanduannya. Lihat tulisan saya tentang BRIC untuk ini.

Bayangkan kalau di Amerika tahun 1777 ada yang berpikir kedepan bahwa uang primitif mereka tidak akan survive; bayangkan kalau di Hungaria tahun 1946 ada yang mengingatkan kekonyolan pemerintahnya ketika mencetak uang kertas dengan nominal Seratus Juta Milyar Pengo yang daya belinya hanya 20 cent Dollar. Bayangkan pula kalau di negeri ini ada yang mengingatkan pemerintahan kita tahun 1965/1966 bahwa solusi sanering hanya efektif untuk sementara waktu.

Inilah yang coba kita sampaikan dan ingatkan, bukan karena kita tahu apa yang akan terjadi – karena hanya Allahlah pemilik ilmu masa depan itu – tetapi karena kehancuran uang kertas sudah terjadi berulang-ulang dalam sejarah, tidak ada yang menghalanginya untuk terulang kembali. Wa Allahu A’lam

Jumat, 13 Juli 2012

Mengejar dunia atau dikejar dunia

Ada hadits shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi :

"Barang siapa yang akhirat menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup didalam hatinya serta mempersatukan (mempermudah –pentj.) urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan patuh dan hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya, Allah akan menjadikan kefakiran berada didepan matanya serta mencerai beraikan urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekadar apa yang telah ditetapkan baginya".

Hadits ini bisa menjadi inspirasi yang efektif dalam muhasabah diri kita pada menjelang ramadhan 1433 H ini..
Hanya diri kita yang tahu, pada saat ini kita termasuk golongan yang mana dari dua kelompok manusia yang disebut dalam hadits tersebut diatas. Apakah kelompok yang sudah menjadikan akhirat sebagai tujuan kita, atau masih berada dalam kelompok yang mengejar dunia.

Checklist sederhana berikut dapat menjadi peta untuk mengetahui dimana diri kita berada saat ini :

1. Apakah hati kita sudah merasa berkecukupan dengan segala yang ada, meskipun tidak berarti kita harus ‘kaya’ ?
2. Apakah segala urusan-urusan kita terasa mudah atau dimudahkanNya ?
3. Apakah ‘dunia’ mendatangi kita dengan patuh dan hina ?

Beruntunglah kita kalau dengan mantab kita bisa menjawab Ya untuk ketiga pertanyaan tersebut diatas, artinya bisa jadi kita sudah termasuk orang golongan pertama – yaitu yang menjadikan akhirat tujuannya.

Sebaliknya bila ada jawaban kita yang “Tidak”, maka sangat bisa jadi kita masih termasuk orang-orang di golongan kedua yaitu yang menjadikan dunia harapan kita. Kenyataan segala permasalahan umat ini yang nampaknya serba sulit mengindikasikan bahwa mayoritas kita masih dalam kelompok yang kedua ini.

Ironinya, ketika kita menjadikan ‘dunia’ sebagai harapan kita justru kefakiran yang ada di depan mata kita (meskipun bisa jadi kita ‘kaya’). Segala urusan menjadi rumit, hal-hal kecil menjadi masyalah besar, umat bercerai berai karenannya. Dunia yang kita kejar dengan susah payahpun, tidak kita dapatkan kecuali apa yang sudah ditentukanNya.

Dunia ternyata bukan untuk orang-orang yang mengejarnya; Dunia hanya menjadi ‘bonus’ bagi orang-orang yang menjadikan akhirat tujuan hidupnya.

Selain di hadits shahih tersebut di atas, rupanya Allah juga menjanjikan langsung hal ini yang antara lain dapat kita temukan di beberapa ayat berikut :

“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik”. (QS 17 : 18-19)

“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS 61 : 12-13)

Dalam sejarah Islam kita juga dapat belajar bahwa kejayaan umat ini terjadi pada saat pemimpin dan rakyat yang dipimpin sama-sama berorientasi akhrat. Saat itulah kekhalifahan Islam pernah terbentang dari sebagian Eropa, Afrika sampai bagian timur Nusantara.


 
Marhaban yaa ramadhan..; semoga ramadhan tahun ini kita bisa bener-bener berhijrah dari ‘hanya mengharapkan dunia’ menjadi ‘hanya mengharapkan akhirat’ dari ‘kemiskinan’ menuju ‘segala kecukupan’; dari ‘kesulitan’ menuju ‘segala kemudahan’ , dari ‘umat yang tercerai berai’ menjadi ‘umat yang satu’ dan dari ‘mengejar dunia menjadi dikejar dunia’. Amin.

Wallahu alam bisshawab..have a gold day..

Kamis, 12 Juli 2012

Bagaimana mengecek keaslian dinar emas anda?????



Pada dasarnya sulit sekali untuk memalsukan koin emas. Banyak kendala yang dihadapi oleh pemalsu untuk merealisasikan niat jahat mereka. Beberapa kendala yang dapat disebutkan adalah antara lain kendala desain cetak, dimensi/ukuran koin emas, berat koin dan nilai jual saat dilepas ke pasar. Karena adanya kendala-kendala tersebut diatas maka pemalsu koin emas hanya mampu memalsukan koin emas yang sudah langka saja dimana baik desain, ukuran maupun beratnya sudah tidak lagi diketahui standarnya oleh masyarakat umum.Koin dinar emas produksi PT Antam Tbk adalah produk yang sudah terstandar dalam desain, ukuran dan beratnya. Namun bagi pemiik dinar emas yang ingin lebih dekat mengenal koin miliknya, berikut beberapa cara sederhana yang dapat digunakan :

1. Orang-orang jaman dahulu menggigit koin emas untuk mengecek keasliannya, karena seperti diketahui emas adalah logam mulia yang bersifat lunak. Cara ini sangat tidak dianjurkan karena selain tidak akurat dan akan merusak desain koin juga akan merusak kesehatan gigi apalagi bila sampai dikunyah.
2. Perhatikan desain koin dinar emas. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk melihat lebih detail. Pada bagian depan koin yaitu bagian yang ada tulisan dalam huruf latin “Logam Mulia Indonesia”, terdapat tulisan setengah lingkaran dalam bentuk tulisan “arab gundul” dan dibaca “Logam Mulia Indonesia”. Di samping menara sebelah kiri adalah tulisan “4,25 g” yaitu berat koin dinar emas sedangkan di samping menara sebelah kanan adalah tulisan “ Au 917” dimana Au (Aurum) adalah simbol kimia untuk logam mulia emas sedangkan 917 (22 karat) adalah kadar emas yang terdapat dalam koin.Simbol kimia untuk logam mulia perak adalah Ag (Argentum).
 
Pada koin dinar emas PT Antam, perak menjadi campuran bahan dasar koin sebanyak 8,3 % sehingga koin dinar lebih berwarna cerah. Sebagai informasi tambahan, XAU adalah simbol harga untuk emas, XAG adalah simbol harga untuk perak sebagaimana IDR adalah simbol harga untuk Rupiah Indonesia dan USD adalah simbol harga untuk Dollar Amerika.
 
Selanjutnya, disain bagian belakang koin terdapat tulisan dua kalimat syahadat dalam bentuk melingkari koin dengan corak kaligrafi “Diwani”. Diwani adalah salah satu dari 8 gaya penulisan kaligrafi populer dimana tujuh lainnya adalah Kufi, Tsuluts, Nashki, Riq'ah, Ijazah (Raihani), Diwani Jali dan Farisi.Bagi pembaca non-muslim, dua kalimat syahadat adalah dua kalimat yang harus diucapkan, dipahami dan dilaksanakan oleh setiap orang yang beragama Islam . Arti dari dua kalimat tersebut adalah “Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.”
3. Seperti telah disebutkan diatas, koin dinar emas terbuat dari campuran antara emas dengan perak dengan komposisi kadar emas sebesar 91,7 % dan perak sebesar 8,3%.Emas memiliki tingkat kepadatan (density) yang tinggi yaitu untuk satu meter kubik emas akan memiliki berat 19.300 kg (19,3 ton) bandingkan dengan satu meter kubik besi hanya akan mempunyai berat 7.874 kg. Untuk satu meter kubik perak akan memiliki berat 10.490 kg.Dengan tingkat kepadatan emas dan perak yang demikian tinggi maka campuran antara emas sebanyak 91,7% dengan perak sebanyak 8,3% akan selalu menghasilkan berat 4,25 gr.
 
Kami menggunakan timbangan digital dengan tingkat akurasi 0.01 gr untuk menimbang semua koin dinar emas yang saya beli maupun yang saya jual.

4. Koin dinar emas produksi PT Antam Tbk memiliki diameter lingkaran sebesar 23 mm. Dengan menggunakan jangka sorong (sigmat / vernier caliper) semua koin dinar emas yang saya kami memiliki ukuran diameter lingkaran 23 mm dan ketebalan 1 mm.

5. Sebuah koin berbentuk lingkaran dengan kombinasi ukuran diameter lingkaran 23 mm, tingkat ketebalan 1mm dan memiliki berat 4,25 gr hanya dapat dihasilkan jika logam yang menjadi bahan dasarnya adalah terdiri dari emas 91,7% dan perak 8,3%.Kombinasi tiga variabel tersebut merupakan kombinasi yang tidak dapat dipisahkan dalam membuat koin dinar emas. Bila terbuat dari jenis logam yang lain, besi misalnya, dengan bentuk lingkaran berdiameter 23 mm dan berat 4,25 gr akan memiliki ketebalan lebih dari 1 mm. Bila dibuat dalam bentuk lingkaran berdiameter 23 mm dan tingkat ketebalan 1 mm maka beratnya tidak akan mencapai 4,25 gr. Demikian juga bila dibuat dengan tingkat ketebalan 1 mm dan berat 4,25 gr maka diameternya pasti akan lebih dari 23 mm.

6. Ada logam lain yang memiliki tingkat kepadatan mendekati tingkat kepadatan emas yaitu platinum. Tingkat kepadatan platinum adalah untuk setiap 1 meter kubik platinum memiliki berat 21.450 kg ( emas = 19.300 kg ). Namun karena harga platinum jauh diatas harga emas, maka memalsukan koin dinar emas dengan bahan dasar platinum secara ekonomis tidak masuk akal. Mau dijual di pasar dengan harga berapa ?

7. Jadi, hanya dengan menggunakan kaca pembesar, jangka sorong dan timbangan digital dengan tingkat akurasi 0,01 gr, siapapun dapat dengan mudah menetukan keaslian desain dan kebenaran kadar emas dari dinar emas produksi PT Antam Tbk.

Perlu diketahui bahwa pengetesan sederhana yang kami lakukan terhadap koin dinar emas yang kami jual maupun beli adalah pengetesan lapis ketiga. Pengetesan lapis pertama dilakukan oleh PT Antam Tbk sendiri sedangkan lapis kedua dilakukan oleh Gerai Dinar dengan menggunakan alat canggih yang dapat dengan cepat mengetahui kebenaran kadar emas tidak hanya dalam bentuk koin dinar tetapi juga dalam bentuk emas batangan dan emas perhiasan.
 
So..start u'r invest to dinar emas.....Have A Gold Day...

Rabu, 11 Juli 2012

Kapan waktu terbaik untuk berwirausaha?...


By : Muhaimin Iqbal ( Gerai Dinar )

Tidak mudah untuk menentukan usia terbaik bagi seseorang untuk mulai berusaha. Ada sedikit orang yang siap terjun berusaha sedari belia dan dia bisa sukses. Sebagian besar orang di jaman ini terjun ke dunia usaha ketika sudah kepepet memasuki usia pensiun, sebagian juga masih bisa sukses. Lantas kita – kita yang tidak termasuk sedikit orang yang memulai usaha sedari belia, tetapi juga tidak ingin kepepet memasuki dunia usaha ketika sudah di usia pensiun dari tempat kerja – pada usia berapa kita sebaiknya memulai ?. Menurut saya usia terbaik untuk memulai pekerjaan besar ini adalah di usia 40 tahun !. Mengapa ? inilah penjelasannya.

Pasti bukan kebetulan ketika Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun. Juga bukan kebetulan pula bila ada ayat di Al-Qur’an yang memberi panduan do’a khusus ketika kita memasuki usia 40 tahun :

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"”. (QS 46 :15)

Usia 40 tahun adalah ketika seseorang sudah sangat matang dalam jasmani maupun rokhani untuk memulai pekerjaan besarnya sendiri, bukan hanya sebagai pelaksana dari pekerjaan besar orang lain. Usia 40 menjadi representasi kematangan usia yang telah lengkap dibangun dengan pengalaman lapangan yang sangat cukup – bukan hanya pengetahuan (knowledge) tetapi juga keterampilan (skills) dan kebijaksanaan (wisdom).

Dengan usia rata-rata umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berada di antara 60 tahun sampai 70 tahun, maka pekerjaan besar yang dimulai pada usia 40 tahun insyaallah juga akan cukup waktu untuk menuntaskannya dan menyerahkannya pada generasi penerus ketika waktu kita habis dan harus menghadap ke Sang Pencipta.

Bila Anda saat ini berusia 40 tahun dan masih melaksanakan tugas besar orang lain – maksudnya Anda masih bekerja di perusahaan atau instansi orang lain, maka hanya ada dua kemungkinan dari posisi Anda saat ini.

Kemungkinan pertama Anda mentog di posisi Anda saat ini, ditandai dengan pangkat yang tidak naik-naik, pekerjaan menjadi rutinitas, gairah kerja mulai menurun, ada perasaan bosan, galau dlsb. bercampur aduk. Bisa jadi inilah tanda-tandanya Anda sudah harus keluar dan memulai pekerjaan Anda sendiri yang lebih menantang – mengapa harus menunggu 15 tahun lagi sampai pensiun di posisi atau situasi menyiksa seperti ini ?.

Kemungkinan kedua adalah Anda sedang berada di puncak karir, masa depan gemilang, fasilitas melimpah, status sosial terhormat dlsb. Maka bisa jadi inipun hanya comfort zone yang membuai Anda dan mencegah Anda untuk berbuat maksimal – melalui bangunan amal shaleh yang Anda bangun sendiri – bukan bangunan yang digagas dan dirancang orang lain. Orang secemerlang Anda, apakah Anda puas hanya dengan fasilitas, jabatan dan sejenisnya ?. Mengapa tidak mengeksplorasi potensi lebih jauh bagi Anda - untuk berbuat lebih banyak di luar sana ?.

Bila usia Anda saat ini belum mencapai 40 tahun dan masih bekerja di tempat orang lain, bersyukurlah Anda punya ‘tempat magang’ yang baik – maka manfaatkanlah waktu Anda sebaik-baiknya. Tetapi jangan terlena dengan waktu Anda, buatlah rencana yang matang, sehingga paling lambat pada usia 40 tahun Anda siap membangun bangunan amal shaleh yang Anda rancang sendiri.

Bila usia Anda saat ini lebih dari 40 tahun dan masih bekerja di perusahaan atau instansi orang lain, inipun insyaAllah tidak masalah – tetapi segeralah bangun dari mimpi indah Anda sebelum dibangunkan oleh orang lain dengan terpaksa ketika usia Anda mencapai usia pensiun.  Meskipun tidak banyak tetapi insyaallah masih cukup waktu bagi Anda untuk mengubah mimpi Anda menjadi visi dan misi atas bangunan amal shaleh Anda sendiri.

Karena tidak ada alasan untuk tidak memulainya  ( tentu hanya bagi Anda yang bener-bener ingin mulai memiliki usaha sendiri), maka asumsinya Anda memulai usaha itu saat ini. Maka apa yang akan Anda lakukan pada sisa usia Anda ?. Petunjuknya antara lain ada di ayat berikut :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS 33 :21).

Contoh yang sempurna itu insyaallah bisa kita terapkan juga dalam hal membangun amal shaleh berupa usaha kita tersebut di atas.

Ada dua periode utama dalam da’wah Islam yang dibangun oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu periode Mekah dan periode Madinah. Periode Mekah fokusnya pada pembangunan aqidah yang menjadi fondasi dari agama ini,  sedangkan periode Madinah adalah periode ketika ‘bangunan’ Islam itu berhasil didirikan dengan utuh untuk menjadi contoh yang sempurna bagi umat ini sepanjang masa – dalam segala bidangnya.

Pada periode Madinah-lah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberi contoh langsung mulai dari membangun masjid, membangun pasar, memimpin perang, menjalankan negara, berhubungan dengan umat lain di luar Islam, berkomunikasi dengan pemimpin-pemimpin negeri lain yang ada saat itu, menyiapkan sahabat-sahabatnya untuk menjadi kader penerus dlsb.dlsb. Keberhasilan periode ini tentu tidak terlepas dari fondasi kuat yang telah mulai dibangun dalam periode sebelumnya yaitu periode Mekah.

Maka pembagian periode dan apa yang dilakukan di masing-masing periode inipun bisa kita contoh aplikasinya dalam membangun bangunan amal shaleh kita berupa usaha yang kita gagas.

Periode Mekah pada bangunan usaha Anda adalah ketika Anda menanamkan fondasi yang terdiri dari bidang yang dipilih, nilai-nilai yang ingin dibangun, segmen yang ingin digarap, modal yang akan digunakan, value proposition yang akan ditawarkan ke pasar, keunggulan yang akan dimiliki, percaya diri yang menjadi bekal Anda dan team bahwa Anda bisa dlsb.dlsb.

Tetapi sebagaimana yang dialami Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sepuluh tahun pertama dakwahnya penuh dengan ancaman dan kesulitan, sadisnya boikot dan bahkan ancaman pembunuhan. Maka jangan kaget pula bila pada tahun-tahun pertama usia usaha Anda, Anda juga akan mengalami kesulitan demi kesulitan, sadisnya persaingan pasar, sulitnya mencari modal – sampai juga ancaman kematian di death valley bila Anda tidak mampu bertahan.

Periode Madinah diawali dengan hijrahnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke kota yang lebih kondusif untuk membangun masyarakat dan negara Islam secara sempurna – dakwah nabi bukan hanya diterima tetapi bahkan ditunggu-tunggu oleh masyarakat Madinah yang kelak menjadi para sahabat dari kaum Anshor.

Periode Madinah dari usaha Anda adalah ketika usaha Anda berhasil melewati death valley dan mulai bisa memberikan manfaat yang dirasakan oleh masyarkat dan stake holders perusahaan Anda. Saat itu akan banyak yang datang mendukung Anda baik dari kalangan pemodal, mitra distribusi, anggota team yang tangguh dan bahkan juga mitra synergy dari berbagai usaha yang komplementer dengan usaha Anda.

Pada periode Madinah inilah waktunya Anda melengkapi struktur usaha, melengkapi organisasi, ekspansi horizontal – perluasan wilayah kerja, ekpansi vertical – diversifikasi dan integrasi untuk meningkatkan nilai tambah, kaderisasi dan persiapan suksesi untuk estafet usaha Anda ke generasi penerus Anda.

Manual lengkap untuk melalui masing-masing periode tersebut-pun tersedia; yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits, Sirah Nabawiyah dan berbagai rujukan yang shahih lainnya.

Sebagai contoh di hari-hari awal kita memutuskan untuk terjun ke usaha, kita sering gemetar membayangkan beratnya pekerjaan yang akan kita lakukan kedepan. Bagaimana mengatasi masalah ini ?. Mencontoh Nabi !, karena Nabi-pun pernah mengalami yang demikian – gemetar ketakutan di awal-awal beliau menerima wahyu - sampai minta diselimuti oleh keluarganya, dari sinilah kemudian turun surat Al-Muzammil yang memerintahkan untuk bangun dari selimutnya dan menegakkan shalat malam. Kita bisa mencontoh yang persis seperti ini – bangun dan mulai melanggengkan shalat malam untuk menguatkan pendirian kita dan selalu mohon petunjuk dan pertolonganNya.

Kelak insyaallah usaha kita berhasil, kita bisa menaklukkan pasar dunia dan mengalahkan pesaing-pesaing global kita yang selama ini menggencet kita habis-habisan dengan kapitalisme ribawi-nya yang tidak berkeadilan – bagaimana kita harus bersikap saat itu ? Sekali lagi kita bisa mencontoh apa yang dilakukan Nabi pada peristiwa penaklukkan kota Mekah – ketika beliau memasuki kota dengan menundukkan kepala dan memberikan jaminan keamanan – bahkan pada orang-orang yang dahulu memusuhinya.

Contoh itu begitu komplit, begitu detil, begitu sempurna – untuk seluruh aspek kehidupan kita di jaman modern ini sekalipun – termasuk untuk memulai usaha yang semoga menjadi bangunan amal yang diridhaiNya – Amin.

Selasa, 10 Juli 2012

Siapa yang lebih hebat..manusia primitif atau manusia modern????


Bulan lalu, saya berkesempatan menghadiri undangan acara kumpul bareng oleh salah satu motivator terkenal di Indonesia, yaitu pak TDW alias Tung Desem Waringin..kebetulan yang dibahas adalah mengenai perkembangan property di Indonesia...walaupun begitu ada salah satu bahan topik pembicaraan yang sangat mengena di hati saya, yaitu cerita manusia primitif dan manusia modern saat ini...dari topik inilah yang membuat planning financial revolution saya berjalan.. 

MANUSIA primitif yang sudah mengenal beternak, otomatis akan meninggalkan pola hidupnya yang lama; berburu. Seperti beternak ayam, maka manusia dapat memanfaatkan apa yang dihasilkan oleh ayam itu, dari telur sampai dagingnya. Begitu juga beternak kambing, bisa dimakan daging dan dimanfaatkan kulitnya.

“Jadi mereka tidak perlu berburu lagi. Kalau memang harus berburu, berburu itu hanya sekadar hobi,” demikian, Tung Desem Waringin (TDW)
Ia menambahkan, yang jadi pertanyaan adalah mengapa sekarang manusia kembali berburu lagi? “Manusia kini kembali jadi makhluk primitif, berburu uang...berburu uang...berburu uang!” terangnya.

Manusia sekarang seolah tidak memikirkan alternatif lain selain berburu uang, yakni, beternak uang. “Seperti menangkap ayam, jangan disembelih dulu. Telurnya yang diambil, bukan dagingnya,”ujarnya. Problem yang dialami manusia kini, baik itu karyawan, pengusaha bahkan CEO sekalipun adalah mereka fokus berburu uang. Seolah tidak pernah memikirkan bagaimana beternak uang. Memang, ketika berada pada posisi top management, mereka akan punya banyak aset. Akan tetapi pada waktu mereka menua, justru berubah sibuk menjual aset.

“Kalau sejak awal kita fokus beternak uang, kita akan ternak uang lebih banyak dari gaji kita. Ketika kita pensiun, kita lebih kaya ketimbang sebelum pensiun. Karena incomenya bisa lebih banyak dari aset kita,” paparnya.

Pak Tung Desem juga memaparkan ada beberapa item investasi yang perlu kita kembangkan, sebagai ternak uang kita  yaitu property, emas dan perak, bisnis dan paper asset alias saham...

Apa yang dapat saya tarik dari paparan pak Tung Desem,,,mulailah kita cari passive income kita..mulailah berbisnis kecil dan Insya Allah membesar..serta jangan lupa jadikan emas sebagai pengaman asset kita di masa depan..

Wallahu Alam bisshawab...Have A Gold Day


Kamis, 05 Juli 2012

Sejarah uang kertas..


Tahukah Anda bagaimana sejarah uang kertas? Sebagian besar (mungkin 99,99%) masyarakat tidak tahu tentang sejarah uang yang sehari2nya mereka gunakan. Selain tidak diajarkan di sekolah2 umum, juga mungkin karena rata2 tidak ada yg memberitahukan dan tidak ada kepedulian untuk mencari tahu, karena sibuk dengan rutinitas sehari-hari.

Henry Ford berkata: (terjemahan bebas)
"Untunglah masyarakat tidak mengerti bagaimana sistem perbankan dan keuangan bekerja. Kalau mereka mengerti, Aku yakin akan ada revolusi besok pagi."

Nah, sekarang Anda semua PERLU TAHU sejarah uang kertas yang Anda pegang. Setelah tahu, pilihan ada di tangan Anda. Tetap mau seperti sekarang, atau bergerak melakukan perubahan.

Konsep uang kertas sebelum 1971...

Uang kertas sebenarnya berasal dari KETAMAKAN dan KEJAHATAN tukang/ahli emas. Tidak percaya? Terserah, tapi ikuti saja dongeng berikut.

Pada zaman koin emas masih digunakan, terdapat kesulitan yang ditimbulkan yaitu kebutuhan atas tempat penyimpanan emas yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bermunculan jasa titipan koin emas (gudang uang) yang dilakukan oleh tukang emas. Masyarakat menitipkan koin mereka ke gudang uang, dan pemilik gudang uang menerbitkan "kuitansi titipan/nota" yang menyatakan bahwa mereka menyimpan sekian koin emas dan koin tersebut dapat diambil sewaktu2. Tentu saja jasa tersebut ada biayanya.

Dengan berlalunya waktu dan semakin banyak nota titipan beredar, masyarakat menyadari bahwa mereka dapat melakukan transaksi jual beli hanya dengan menggunakan nota tersebut. Hal ini disebabkan karena mereka, para pemilik nota dan pedagang PERCAYA bahwa mereka dapat mengambil koin emas di gudang uang sesuai jumlah yang tertera di nota titipan. Mereka PERCAYA bahwa nota tersebut DIBACKUP oleh koin emas yang benar.

Sampai titik ini, mungkin bisa dianggap "tidak ada masalah" karena jumlah nota beredar, dibackup sesuai dgn jumlah koin emas yang ada di gudang uang.

Tapi, semua mulai berubah saat KETAMAKAN itu datang. Seiring berjalannya waktu, pemilik gudang uang menyadari secara empiris bahwa, tidak semua orang akan mengambil seluruh simpanannya dalam jangka waktu yang sama. Katakanlah, dalam suatu waktu, hanya 10% dari total koin yang diambil oleh pemiliknya. Sisanya 90%, menumpuk, menganggur, menunggu bisikan sang TAMAK untuk dipergunakan.

Berdasarkan kondisi tersebut, pemilik gudang uang mulai -secara diam2- meminjamkan koin emas yang menumpuk tersebut kepada orang2 yang membutuhkan modal dengan cara menerbitkan "nota kosong" yang seolah2 dibackup oleh emas padahal tidak sama sekali, karena yang digunakan adalah koin emas para nasabah yang menitipkan emasnya. Inilah awal dari istilah "menciptakan uang dari udara kosong". Selain meminjamkan, tentu mereka menarik bunga atas pinjaman tersebut.

Nota kosong pun beredar layaknya nota asli. Karena pemilik gudang mengatur sedemikian rupa supaya jumlah total nota kosong yang beredar tidak melebihi jumlah koin emas yang tidak ditarik/ambil oleh pemilik koin emas (cadangan emas di gudang), sistem ini berlangsung terus menerus tanpa disadari. Inilah cikal bakal "Bank Fractional".

Namun, karena jumlah total nota (asli+palsu) beredar sebenarnya melebihi jumlah emas sesungguhnya yag tersimpan di gudang uang, efek inflasi terjadi dan harga2 merangkak naik secara tidak wajar. Masyarakat mulai resah dan ada yg mulai menyadari sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Mereka pun mulai mengambil/klaim simpanan emas mereka dari gudang berdasarkan nota yang mereka miliki. Namun apa yang terjadi? Karena nota asli dan palsu sama sekali tidak dapat dibedakan, hanya mereka yang datang di awal2 saja yang dapat mengklaim emasnya. Sementara mereka yang datang terlambat, sama sekali tidak dapat mengklaim emasnya karena memang sudah tidak ada/habis. Inilah contoh awal dari "kolapsnya Bank".

Apa kesimpulan dari dongeng di atas?

1. Uang kertas, cikal bakalnya berasal dari sebuah "KETAMAKAN dan KESERAKAHAN" manusia dengan cara menipu masyarakat. Sistem yang dibangun dari sebuah kebohongan, niscaya akan ditutupi dengan kebohongan2 lainnya. Dan niscaya akan runtuh saat kebohongan itu terkuak.

2. Gudang uang yg melakukan kebohongan di atas, sebagai cikal bakal Bank, sebenarnya telah BANGKRUT saat dia meminjamkan koin/uang nasabahnya kepada orang lain. Kenapa? Sebab pada saat yang sama, dia berjanji untuk memberikan simpanan emas kepada penitipnya kapanpun diminta. Bangkrutnya gudang uang tsb, juga Bank, hanya akan terlihat saat semua nasabah mengambil simpanannya. Maukah Anda menyimpan uang Anda pada institusi yang sebenarnya sudah Bankrut dari awal

From : wakala nusantara