Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Kamis, 08 November 2012

Emas ibarat kaca...yaitu adil terhadap dirinya sendiri..



Sekitar sembilan abad yang lalu Imam Al Ghazali (1058-1111) dengan kejernihan pemikirannya mengungkapkan bahwa sejatinya emas sebagai timbangan yang adil, dirinya sendiri ibarat cermin yang dengannya barang-barang dapat ditentukan nilainya dengan akurat.
Sekarang saya akan gunakan cermin Imam Ghazali ini untuk melihat krisis yang sekarang sedang menghebohkan dunia. Kita lihat krisis tersebut dari kacamata harga emas yang mencerminkan daya beli uang negara-negara di dunia. Saya ambil case negara kita dibandingkan negara yang menjadi epicentrum krisis sekarang ini yaitu Yunani secara khusus dan European Union secara umum.
Dari kacamata kenaikan harga emas ini kita bisa tahu bahwa krisis yang melanda Yunani beberapa tahun terakhir memang sangat parah, sehingga daya beli uangnya terhadap emas anjlog sekitar 30 % (100%/141%). Karena emas ini cerminan harga barang-barang di sekitarnya – maka daya beli uang mereka terhadap barang-barang juga turun kurang lebih pada persentase yang sama. Bisa dibayangkan penderitaan rakyat negeri itu sebagai dampak dari penurunan daya beli uangnya ini.

Namun ternyata Yunani tidak sendirian mengalami krisis ini, secara bersama-sama negara-negara yang tergabung dalam European Union – juga lagi tenggelam bersama. Ini bisa dilihat dari kenaikan harga emas dalam Euro bahkan lebih tinggi ketimbang dalam Drachmas – yaitu mencapai 44%, atau daya beli Euro mengalami penurunan sekitar 31%.
Kita yang di Indonesia, juga tentu tidak terlepas dari masalah  ini; tetapi dalam Rupiah rata-rata harga emas setahun terakhir hanya naik sekitar 16% saja. Maka bersyukur memang sudah sepatutnya bahwa ekonomi kita lagi perkasa, namun untuk berbangga dengan kinerja kita – ini yang tidak boleh.
Selain berbangga menimbulkan kesombongan yang dilarang agama, kenyataannya memang belum ada yang bisa kita banggakan. Mengapa demikian ?, coba kita bercermin kembali dengan cerminnya Imam Ghazali tersebut diatas – sekarang kita lihat harga emas sepuluh tahun terakhir.
Emas Ibarat Cermin...










Dalam sepuluh tahun terakhir,hingga tahun 2010 di Yunani yang menjadi epicentrum krisis saja - harga emasnya hanya naik sebesar 253% (dalam Drachmas) ; dalam Euro kenaikan ini hanya 249 % ; dalam Rupiah kenaikan ini mencapai 800%. Bila pada Januari 2000 kita bisa membeli emas 1 gram sehargaRp 66,000,- ; kini harga emas tersebut di tahun 2012 menjadi Rp 550,000 per gram.
Maka bercermin dengan cermin yang utuh kita perlu – agar kita tahu seperti apa kinerja kita sesungguhnya; dengan cermin itu pula kita bisa memperbaiki diri – agar dari waktu-kewaktu semakin indah wajah kita.
Jangan pula sampai terjadi ‘Buruk Muka Cermin Dibelah’ ; bahwa bank-bank central dari negara-negara di dunia memerangi emas karena ingin membelah cermin ini; mereka tidak mau wajahnya terlihat buruk di depan cermin yang adil. Wa Allahu A’lam. (Muhaimin Iqbal)

0 komentar:

Posting Komentar