Segeralah
mempergunakan emas dan perak (Dinar dan Dirham) sebagai mata uang dan
investasi, dan sedikit demi sedikit—lebih cepat lebih baik—menukar Rupiah,
Dollar, Yen, Euro, Poundsterling, Gulden, dan sebagainya dengan emas dan perak
sebagai mata uang yang sejati, karena yang lain itu sesungguhnya cuma simbol
yang secara intrinsik tidak memiliki nilai apa-apa.
Apa yang kita namakan dengan mata uang sekarang ini, yaitu Dollar, Yen, Rupiah,
Poundsterling, Euro, dan sebagainya, pada hakikatnya hanya selembar kertas
biasa (dan yang berbentuk koin juga koin biasa yang tak ada harganya), yang
hanya menjadi “uang” karena ada jaminan dari bank. Bank sendiri berani menjamin
mata uang yang tak berharga tersebut karena memiliki cadangan devisa berupa
emas dan perak.
Emas dan perak inilah yang sampai saat ini terus berupaya direbut dan ditimbun
oleh Konspirasi Yahudi Internasional dari tangan seluruh warga dunia, agar emas
dan perak seluruh dunia berada di tangan kaum Yahudi Internasional dan di
tangan kaum non-Yahudi hanyalah selembar kertas tidak berharga yang dipakai
sebagai alat transaksi. Keadaan ini akan sangat menguntungkan kaum Yahudi
Internasional yang bisa seenaknya memainkan nilai tukar mata uang tersebut
sehingga masyarakat non-Yahudi bisa dikendalikan dengan mudah.
Penguasaan dan pengendalian dunia merupakan tujuan utama kaum Yahudi. Kaum
Yahudi sangat yakin, ini didukung oleh Talmud, bahwa kaum Yahudi adalah kaum
yang dipilih Tuhan untuk memimpin dunia dan menjadikan semua manusia non-Yahudi
sebagai budaknya. Bahkan Talmud mengatakan bahwa hanya orang Yahudi-lah yang
bisa dianggap manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi tidak bisa dianggap
manusia dan lebih tepat disamakan dengan binatang. Sebab itu, orang-orang
Yahudi mempunyai istilah lain bagi orang non-Yahudi, yakni Ghoyim atau Gentiles.
Salah satu strategi utama kaum Yahudi untuk menundukkan dunia adalah dengan
menimbun emas dari seluruh dunia ke tangannya, dan menyebarkan mata uang-mata
uang palsu ke seluruh penjuru dunia. Ini telah dirancang dengan baik oleh Mayer
Amschell Rothschild dalam pertemuan rahasia 13 Dinasti Yahudi Dunia di
Judenstrasse, Bavaria, pada tahun 1773, yang kemudian dalam Konferensi Zionis
Internasional pertama di Bassel-Swiss, 1897, disahkan menjadi agenda bersama
Zionis Internasional yang dinamakan sebagai Protokol of Zions.
Inilah sejumlah butir dalam
Protokolat Zionis yang berhubungan dengan penguasaan dunia lewat kekuatan emas
dan uang:
“Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa
menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye
kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus mengapa dengan kebebasan itu.
Inilah tugas Konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.
” (butir 3)
“Dengan emas, Konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi
yang menjadi korban sama dengan 1000 orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai
balasannya” (butir 13)
“Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada Konspirasi,
yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi
kekuasaan turunan. ” (butir 15)
“Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang
dimiliki Konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak
ada satu kekutan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita
bisa bebas memainkan krisis suatu negeri. ” (butir 20)
“Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri
non-Yahudi mutlak dilakukan. ” (butir 21)
Lantas,
apa sebenarnya beda emas dan perak dengan mata uang-mata uang negara-negara
dunia yang sekarang dicetak dari selembar kertas biasa?
Kehebatan Emas dan Perak
Sejak
berabad-abad silam, emas dan perak telah menjadi logam mulia yang diagungkan
oleh banyak manusia. Bahkan emas dan perak, juga batu permata, telah
dipergunakan oleh raja-raja, para sultan, para diktator, tiran, dan sebagainya
sebagai bahan dasar pembuatan mahkota mereka.
Pertanyaannya seperti yang ditanyakan oleh A. Riawan Amin dalam buku “The
Satanic Financial: True Conspiracies” (Celestial Publishing, 2007): “Kenapa
Tuhan perlu menciptakan emas dan perak?”
Presiden Direktur Bank Muamalat Indonesia yang getol mengkampanyekan penggunaan
emas dan perak sebagai mata uang sejati ini mengutip Ibnu Khaldun dalam
‘Muqaddimah”nya: “Tuhan menciptakan dua logam mulia itu untuk menjadi alat
pengukur nilai atau harga (measure of value) bagi segala sesuatu. ”
Al-Maqrizi dalam “Ighatsah” juga menyatakan, “Allah menciptakan dua logam mulia
itu bukan sekadar sebagai alat pengukur nilai, atau untuk menyimpan kekayaan
(investasi), tetapi juga sebagai alat tukar (medium of exchange). ” Karena
tingginya kedudukan emas dan perak inilah maka banyak kalangan menganggap kedua
logam mulia tersebut sebagai Heaven’s Currency (Mata uang surga).
A. Riawan Amin menulis, “Masyarakat kuno sudah menggunakan emas, perak, dan
tembaga untuk transaksi ekonomi. Emas dan perak dipilih karena kelangkaan
(rare) dan warnanya yang indah. Dalam sejarah manusia, tak lebih dari 90. 000
ton emas yang ditambang dari perut bumi. Sementara perak dan tembaga untuk
memenuhi transaksi dengan nilai yang lebih rendah dari emas. ”
Uniknya, tambah Amin, dunia modern mengklasifikasikan logam-logam mulia
tersebut dalam kolom yang sama. Tabel Periodik menempatkan emas, perak, dan
tembaga (dengan simbol masing-masing Au, Ag, dan Cu) dalam kelompok yang sama
yakni Golongan 11.
Berbeda
dengan kebanyakan logam lainnya, emas memiliki sifat yang sangat istimewa:
Pertama,
ia tidak bisa diubah dengan bahan kimia apa pun. Archimedes (300 SM)
membuktikan bahwa emas bisa dideteksi tanpa merusak dan hanya dengan
menggunakan air tawar biasa. Karena bukan termasuk logam yang aktif maka emas
tidak terpengaruh oleh air dan udara. Tidak seperti besi atau logam lainnya,
emas tidak bisa berkarat.
Selain itu, emas juga termasuk
logam yang sangat lunak. Bisa ditempa menjadi lempengan yang super tipis dan
bisa juga ditempa menjadi kawat dengan ketebalan super mini. Bayangkan saja,
satu ons emas bisa ditempa dengan luas seukuran 100 kaki persegi atau dibuat
kawat sepanjang 50 mil.
Emas juga dikenal sebagai logam
mulia paling berat. Satu kaki kubik emas beratnya mencapai lebih dari setengah
ton. Itulah sebabnya mengapa dalam sejarah manusia tidak pernah ada pencurian
emas dalam skala besar karena untuk itu diperlukan alat berat untuk
mengangkatnya
Wallahu alam bisshawab
0 komentar:
Posting Komentar