Pergerakan dinar

Tabungan M-Dinar

Rabu, 28 Maret 2012

Pandangan Kwik Kian Gie tentang mata uang emas


Kita tahu Pak Kwik adalah seorang ekonom besar yang pernah menjadi menteri di zaman Presiden Megawati , yang dalam suatu tulisannya di HU Kompas pada awal 1997 sangat mengapresiasi mata uang emas dan perak untuk diberlakukan. Kata Kwik, mata uang ini memiliki tingkat kepastian. Hanya saja belakangan ini, sistem moneter yang paling kuno yang menggunakan emas, kemudian diganti dengan sertifikat kertas.

Sertifikat yang mewakili emas inilah yang lantas berfungsi sebagai uang, karena semua orang tahu, uang kertas itu didukung oleh, dan setiap saat dapat ditukarkan dengan emas. Lambat laun ternyata dukungan emas itu tidak perlu 100 persen, dan masyarakat tetap menerima uang kertas itu sebagai alat pembayaran yang sah tanpa gejolak. Bahkan, akhirnya, sama sekali tidak ada lagi emas di balik uang kertas ini.

Apa yang dikemukakan oleh Kwik memang benar. Itulah sebabnya kiat untuk mematahkan spekulan mata uang global hanya bisa dilakukan jika ada kepastian. Dan kepastian itu muncul jika didukung rakyat sepenuhnya. Mata uang emas-perak haruslah didukung umat Islam di tanah air, sebagai mayoritas penduduk negeri ini.

Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir ini, kita menyaksikan keruntuhan dolar AS- juga euro di Eropa - sudah semakin nyata terlihat. Upaya-upaya para bankir dengan berbagai cara, bail out, pencetakan uang kertas baru, dan sejenisnya, hanya akan menunda kehancurannya. Mungkin tidak berapa lama lagi. Sementara 'harga' emas dan perak terus merangkak naik, sebagai cermin merosotnya nilai uang kertas
Berapa Dinar emas nanti saat angka ini tercapai? Di bulan maret 2012 ini  saja, ketika emas masih di 'harga' 1675,21 USD/oz, Dinar sudah mencapai Rp 2.200.000an. Pada akhir tahun 2012, tidak mustahil, Dinar emas mendekati Rp 2.5 hingga 2,7 juta/Dinar.

Jadi, inilah saat-saat terbaik baik umat Islam khususnya, ketika emas dan perak telah kembali dicetak berupa koin - Dinar dan Dirham - memiliki kesempatan untuk menguasai kembali harta telah ada di depan mata. Dan, sekali harta itu kembali ke tangan umat, dapat diedarkan, diratakan, melalui berbagai bentuk muamalat: jual-beli, zakat dan sedekah, investasi dalam perdagangan dan produksi, dan sebagainya. Jangalah kesempatan ini disia-siakan.

Untuk rakyat kebanyakan, tentunya koin Dirham akan lebih pas. Sebab, nilai tukarnya terjangkau oleh semua kalangan, juga cukup pas untuk transaksi harian. Meskipun, untuk nilai yang lebih kecil lagi, kita masih memerlukan fulus. Kita doakan semoga rakyat Indonesia segera mendaptakan kemampuannya dalam mencetak dan mengedarkan uang the real money yaitu dinar emas dan dirham perak…

0 komentar:

Posting Komentar