Saya memiliki cerita yang berkaitan dengan artikel yang ditulis oleh Pak Muhaimin Iqbal mengenai Hibernasi dan Fibonacci di pasar emas. Pada periode tersebut saya pun mengalami apa yang dikatakan masa hibernasi atau bisa dikatakan masa temporary bearish , harga emas tidak menunjukkan aktivitas kenaikan yang signifikan. Terus apa yang akan saya ceritakan ? Simpel saja saya akan menceritakan dua orang bapak yang mereka sama berinvestasi atau menabung emas.
Sebut saja pak Anwar dan pak
Andi adalah dua orang yang memiliki tipikal atau pola pikir yang berbeda. Pak
Anwar senang menabung untuk jangka panjang walaupun beliau menabung dengan
menyisihkan sebagian kecil pendapatannya, maklum pak Anwar bukanlah seorang
pengusaha besar, beliau hanyalah pedagang kecil , dengan keyakinannya beliau
walaupun sebulan beliau hanya dapat membeli 1 gram emas tapi beliau istiqomah
menjalani setiap bulannya menabung dengan rutin.
Berbeda dengan pak Anwar, pak
Andi adalah seorang manager perusahaan terkenal, beliau adalah lulusan magister
bisnis dari luar negeri, tentunya beliau sangat mengenal teori teori manajemen
dan bisnis sebagainya. Pola pikir leveraging sangat dikuasai, bagaimana dengan
kapital atau modal yang kecil didapatkan keuntungan yang sebanyak banyaknya.
Begitu mengenal investasi emas dan pada saat itu dikenal dengan berbagai metode
memperbanyak emas seperti kebun emas, future trading dan sebagainya, maka beliau
mencobanya karena mindset beliau adalah leverage tersebut. Beliau setiap saat
mengamati pergerakan harga kemudian mengambil keputusan kapan akan membeli dan
menjual, kapan gadai emas dan kapan membeli kembali.
Apa yang terjadi kedepannya
?
Nasib pak Andi jauh dari
ekspektasinya, alih alih mengambil keuntungan besar, yang ada adalah kerugian
yang sangat besar. Modal yang disimpan dan dikembangkan di pasar berjangka habis
tidak bersisa. Orang yg di pasar berjangka bisa saja mengatakan bahwa harga emas
sedang dalam periode bullish secara teknikal tapi siapa yang dapat menjamin
harga emas besoknya dapat turun drastis ?.
Kemudian kebun emasnya pun
alih alih dapat memanen hasilnya, yang ada hanyalah bukan panen yang dihasilkan
tapi puso, sehingga bukan keuntungan yang didapat tapi kerugian.
Anda dapat membayangkan
betapa pak Andi bukan saja mengalami kerugian material tapi juga kerugian
immaterial seperti emosi, depresi pun mengintainya.
Pak Anwar, yang dari kacamata
investasi barat yg dikenal dengan leveragingnya, tentu banyak mencibir apa
untungnya menabung 1 gram emas setiap bulannya, menabung receh seperti itu tidak
memberikan imbal hasil yang besar. Belum nanti saat menjualnya, potongan emas
batangan 1 gram kan besar dibanding membeli langsung dalam 100 gram.
Tapi pada kenyataannya pak
Anwar lah yang pintar dalam berinvestasi atau menabung, beliau menabung pintar,
dengan menabung secara berkelanjutan dan berpikir untuk jangka panjang maka
dengan cara tersebutlah kekayaan dari hasil jerih payah beliau terlindungi dan
pada akhirnya beliau ketika tidak bekerja atau pensiun dapat menikmati masa
tuanya tanpa harus bergantung kepada orang lain.
Apa pesan dari cerita di atas
?
Jadilah penabung emas yang
pintar, jangan terbawa euforia emas berlebihan. Rencanakan tabungan emas anda
untuk jangka panjang, jangan sekali sekali bertaruh untuk mendapatkan keuntungan
jangka pendek karena emas bukan pilihan investasi jangka pendek, pilihlah sektor
ril dengan berdagang dan berwirausaha dimana di dalam nya selain penuh
keberkahan, keuntungan yang didapat melebihi perkembangan emas. Insya Allah.
Wallahu alam bisshawab..Have a gold day!!!
Wallahu alam bisshawab..Have a gold day!!!
0 komentar:
Posting Komentar